BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimanakah
hakikat individu dan masyarakat itu?
2. Bagiamanakah
hubungan antar individu dan masyarakat?
C.
TUJUAN
1. Mengetahui
hakikat individu dan masyarakat.
2. Memahami
hubungan antara individu dan masyarakat?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
HAKIKAT
INDIVIDU
1.
Pengertian
Individu
Individu berasal dari kata individuum berarti ‘yang tak terbagi’ yang bermakna yaitu satuan
kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Jadi merupakan suatu sebutan untuk
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu menurut
konsep sosiologis artinya manusia yang hidup berdiri sendiri tidak mempunyai
kawan (sendiri). Sedangkan menurut Soediman Kartorahadiprodjo (dalam Abdul S.,
2002) menamakan individu sebagai makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
dalam dirinya dilengkapi oleh kelengkapan kehidupan yang meliputi raga, rasa,
rasio dan rukun. Raga merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat
membedakan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya sekalipun
memiliki ciri hakikat yang sama, yaitu manusia. Rasa individu dapat menangkap
objek dari gerakan benda-benda isi alam semesta seperti panas, dingin, dsb.
Rasio atau akal pikiran merupakan kelengkapan manusia untuk dpat mengembangkan
diri mengtasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap individu. Rasio
ini merupakan perangkat yang mempengaruhi individu untuk dapat membentuk
sekelompok sosial (masyarakat).
2.
Manusi
Sebagai Anggota Masyarakat
Aristoteles menyatakan bahwa manusia merupakan Zoon Politicon, yaitu manusia yang hidup
berkelompok atau bermasyarakat disebabkan oleh desakan naluri (insting) batin
manusia sendiri. Hugo de Groot juga menyatakan bahwa manusia memiliki Epiritus Sociatus yaitu manusia adalah
makhluk yang suka berteman. Namun, Ogburn dan Nimkoff menyatakan bahwa manusia
bermasyarakat karena kebiasaan.
Menurut MG. Sri Wiryati (2008,8) menyatakan bahwa
manusia sejak lahir telah memiliki hasrat naluriah yang dibawa sejak lahir. Di
dalam perkembangan selanjutnya, banyak faktor yang mempengaruhi kehidupan
manusia sebagai anggota masyarakat. Hasrat nluriah tersebut meliputi rasa harga
diri, hasrat untuk patuh, hasrat meniru, hasrat bergaul, hasrat tolong menolong
dan simpati, hasrat berjuang, dan yang terkahir yaitu hasrat memberitahukan dan
sifat mudah menerima pesan.
a. Rasa
harga diri
Rasa
harga diri sering tampak untuk ingin manjadi berharga baik untuk diri sendiri
maupun di pandangan orang lain. Adanya perasaan seolah-olah ia berharga berubah
menjadi perasaan bahwa ia benar-benar berharga yang menimbulkan pula gila puji
dan congkak. Selain dengan pujian, seseorang juga memiliki nafsu hendak
berkuasa.
b. Hasrat
untuk patuh
Hasrat
petuh ini jarang nampak secara byata karena ia bercampur dengan hasrat meniru
dan rasa takut.
c. Hasrat
meniru
Hasrat
ini memiliki peranan penting dalam masyarakat. Peniruan tersebut dalam
pandangan masyarakat memliki 2 arti:
1) Mempertahankan
bentu-bentu adat istiadat dan kebudayaan yang diambil dari keturunan satu dari
keturunan yang lain.
2) Penghemat
tenaga. Daripada membuat sendiri yang menghabiskan tenaga untuk berfikir dalam
membentuk tingkah, seseorang dapat meniru untuk memudahkan hidup.
d. Hasrat
bergaul
Dari
zaman purbakala hingga sekrang, hasrat bergaul sangat penting dan merupakan keharusan hayati (berperan
dalam mencari makanan dan keamanan). Hasrat itu mempunyai peranan penting dalam
proses terbentuknya pribadi seseorang atau juga di dalam pergaulan bakat-bakat
seseorang dapat berkembang.
e. Hasrat
tolonng menolong dan simpati
Simpati
merupakan kesanggupan untuk dengan langsung turut merasakan sesuatu dengan
orang lain. Simpati juga berhubungan erta dengan hasrat tolong menolong. Namun
tolong menolong ini semakin pudar di zaman yang sudah modern ini.
f. Hasrat
berjuang
Hasrat
berjuang menyebabkan individu menjadi manusia yang sebenarnya dan juga
memperkuat perasaan persatuan. Hasrat berjuang sangat dipengaruhi oleh
kaidah-kaidah kemasyarakatan.
g. Hasrat
memberitahukan dan sifat mudah menerima kesan
Hasrat untuk memberitahukan merupakan
hasrat untuk menyampaikan perasaan-perasaan atau pengetahuan kepada orang lain.
Hal ini dilakukan atas dasar naluri untuk mencari hubungan dengan orang lain.
Berdasarkan pembawaannya, manusia mudah terpengaruh oleh pernyataan orang lain
tanpa harus berfikir kritis terlebih dahulu.
B.
KELUARGA
1.
Pengertian
Keluarga
Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial
terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial. Wujd keluarga ada
poligami yakni seorang suami yang memiliki lebih dari satu istri. Kekerabatan
adalah apabila seketurunan dan memiliki ego meskipun bertempat tinggal yang
jauh.
2.
Fungsi
Keluarga
Secara umum, fungsi keluarga meliputi pengaturan
seksual, reproduksi, sosialisasi, pemeliharaan, penempatan anak dalam
masyarakat, pemuas kebutuhan seseorang, dan kontrol sosial (William J. Goode,
1983, dalam munandar).
a. Pengaturan
seksual
Pengaturan
seksual yang dimaksud di sini ialah pengaturan tentang status anak yang
hendaknya memiliki seorang ayah yang berstatus sah sebagai ayahnya. Seorang
ayah harus mengemban tugas dan kewajiban yang harus diberikan kepada anaknya.
Jika seorang anak tidak memiliki seorang ayah yang sah maka hak-hak yang
diperoleh anak baik secara sosial di alam masyarakat tempat ia tingga maupun
kedudukannya dalam negara menjadi tak terpenuhi.
b. Reproduksi
Pandangan
terhadap jumlah anak yang dimiliki berbeda-beda. Ada yang mengisayratka semakin
banyak anak maka semakin banyak rejeki, ada yang semakin banyak anak semakin
mempengaruhi derajat sosialnya, atau ada pula yang menyatakan kehadiran anggota
keluarga yang baru menjadi penunjuang atau malapetaka.
c. Sosialisasi
Masyarakat
dan kebudayaan sangat bergantung pada keefektifan sosialisasinya, yakni sejauh
mana anak mempelajari nilai, sikap dan tingkah laku yang diterapkan dalam
keluarga dan masayarakat sekitarnya.
d. Pemeliharaan
Masa
kehamilan dan anak yang baru dilahirkan hingga anak tersebut dapat berdiri
sendiri sangat menuntut perlindungan dan pemeliharaan yang diungkapkan melalui
ketergantungan emosional.
e. Penempatan
anak di dalam masyarakat
Penempatan
sosial ditentukan oleh masyarakat berdasarkan keanggotaan dalam keluarga
seperti anak kandung, orang tua, dan kerabat.
f. Pemuas
kebutuhan perseorangan
Setiap
orang tua menjalin hubungan emosional yang sangat kuat ketika anaknya lahir.
Dan di dalam keluarga merupakan tempat terbentuknya sifat dan watak yang khas
yang dimiliki oleh setiap manusia. Dengan terbentuknya keluarga dan memperoleh
anak, orang tua dapat menutupi kekurangan alamiah masing-masing dan melindungi
dari kesulitan yang dihadapi.
g. Kontrol
sosial
Keluarga
memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan umum untuk mengarahkan
aktivitasnya dalam masyarakat, an berfungsi sebagai akhir dari tujuan
pengembangan kepribadiannya. Titik bert fungsi kontrol sosial keluarga ialah
mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai masyarakat melalui peran sosial
anggota keluarga.
C.
MASYARAKAT
1.
Pengertian
Masyarakat
Kata
masyarakat berasal dari bahasa Arab ‘musyarak’ yang artinya bersama-sama
kemudian menjadi masyarakat.
a. Masyarakat
sebagai Society dan Community
Menurut
Arthur Hilman (dalam Syani 2002) Community
ialah ‘A defition of community must be inclusive enough to take acount of the
variety of both physical and social forms which community take’ yang pada
intinya menyatakan community cukup memperhitungkan dua aspek, yakni aspek
kehidupan bersama dan lingkungan alam.
Menurut
Abdul Syani (dalam Syani, 2002) masyarakat dalam community dilihat dari dua sudut
pandang, pertama, community merupkan unsur statis yang artinya community
terbentuk dalam wadah/tempat dengan batas-batas tertentu. Kedua, community
dipandang sebagai unsur yang dinamis, artinya menyangkut suatu proses yang
terbentuk melalui faktor psikologis dan hubungan antar manusia, yang di
dalamnya terkandung unsur kepentingan, keinginan dan tujuan yang bersifat
fungsional.
b. Masyarakat
dalam arti sempit dan arti luas
Masyarakat
dalam arti luas adalah kebulatan dari semua perhubungan dalam kehidupan bermasyarakat
sedangkan dalam arti sempit masyarakt memiliki arti sekelompok manusia yang
menjadi ajang hidup bermasyarakat dalam beberapa kompleks aspek-aspeknya yang
tertentu.
c. Masyarakat
menurut beberapa ahli
1) Auguste
Comte (dalam Syani, 2002)
Menyatakan
bahwa masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan
realitas-realitas baru berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang
menurut pola perkembangan yang tersendiri.
2) Ralph
(dalam Syani, 2002)
Masyarakat
adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama,
sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang
dirinya dalam satu kesatuan sosial dalam batas-batas tertentu.
3) J.
L. Gillin dan J. P. Gillin (dalam Syani, 2002)
Masyarakat
adalah sekolmpok manusia yang terbesar dan memiliki kebisaan, tradisi, sikap,
dan perasaan persatuan yang sama.
4) Sri
Wiyarti (2008:22)
Masyarakat
memiliki dua arti, yakni dalam srti konkrit dan dalam arti abstrak. Masyarakat
dalam arti konkrit berarti setiap kesatuan sosial, segenap kesatuan sosial yang
terdiri atas himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena
ada hubungan di antara mereka. Dan Masyarakat dalam arti abstrak berarti
negara, gereja, suku angsa, dsb.
2.
Ciri-ciri
pokok masyarakat
Menurut
Sarjono Soekamto (dalam Abdul Syani, 2002) masyarakat memiliki ciri-ciri pokok,
yaitu:
a. Manusia
yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran mutlak ataupun angka
yang pasti untuk menentukn berapa jumlah manusia yang harus ada.
b. Bercampur
untuk waktu yang cukup lama. Dengan berkumpulnya manusia, menimbulkan komunikai
dan timbullah perturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia yang
hidup dalam kelompok tersebut.
c. Mereka
sadar merupakan suatu kesatuan.
d. Mereka
merupakan suatu kesatuan yang hidup bersama. Kehidupan bersama tersebut
menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota merasa terikat satu dengan yang
lain.
Dalam
buku sosiologi karangan Abu Ahmadi (1985) menyatakan bahwa masyarakat harus
memenuhi:
a. Harus
ada pengumpulan manusia, dan harus banyak.
b. Telah
bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu derah tertentu.
c. Adanya
aturan-aturan atauu undang-undang yang mengayur mereka untuk menuju kepada
kepentingan dan tujuan bersama.
Menurut Sri Wiryati (2008:22) menyatakan
beberapa syarat yang harus dimiliki oleh kelompok sosial, antara lain:
a. Setiap
anggota kelompok harus sadar bahwa ia merupakan anggota dari kelompok yang
bersangkutan.
b. Ada
hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain.
c. Terdapat
suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggotakelompok itu, sehingga hubungan
antara mereka itu bertambah erat.
D.
HUBUNGAN
ANTARA INDIVIDU DAN MASYARAKAT
1. Individu
dan masyarakat
Hubungan
antar individu dan masyarakat pada hakikatnya merupakan hubungan fungsional
yang artinya hubungan anar individu dalam satu kolektivitas merupakan kesatuan
yang terbuka dan ketergantungan antara satu sama lainnya. Alasan paling penting
terjadinya kondisi ini ialah karena manusia senang menghubungkan kepentingan
dan kepuasannya dengan orang lain. Hubungan manusia timbul bermula dari
pengaruh keluarga yang kemudian membawakan kesadaran kepada dirinya bahwa
iaberbeda dngan lingkungan sosialnya. Dengan perbedaan-perbedaan ini, berarti
individu menyadari akan kekurangan masing-masing yang jika tidak dipertukarkan
maka individu-individu itu tidak akan mencapai apa yang diharapkan dengan
sempurna.
Menurut Hasan Shadily (dalam Abdul Syani, 2002)
manusia akan tertarik untuk hidup bersama karena beberapa faktor antara lain:
a. Hasrat
yang berasal dari naluri (kehendak biologis yang berasal dari luar akal) untuk
mencari teman hidup.
b. Kelemahan
manusia yang selalu mencari kekuatan bersama yang terdapat dalam berserikat
bersama orang lain sehingga dapat berlindung bersama-sama an dapat memenuhi
kebutuhan kehidupan sehari-hari dengan usaha bersama. Hal ini pula yang
mendorong manusia untuk tidak lepas dari kehidupan bermasyarakat.
c. Aristoteles
berpendapat bahwa manusia itu merupakan Zoon
Politicon yang berarti makhluk yang seang hidup bergolongan atau sedikitnya
memiliki teman untuk hidup bersama dari pada hidup sendiri.
d. Menurut
Bergson, manusia itu hidup bersama bukan karena persamaan, melainkan karena
perbedaan yang terdapat dalam sikap, kedudukan, dsb.
Kendati
manusia itu merupakan makhluk sosial, tetapi secara empiris merupakan kesatuan
integrasi sosial. Integrasi yang menghubungkan individu satu dengn yang lainya
ini (untuk menjadi masyarakat) lebih dari hanya sekedar persatuan dalam arti
fisik, melainkan juga merupakan pengembngan solidaritas dan perasaan manusiawi.
Pengembangan tersebut merupakan akibat dari penyesuaian indiidu dengan
masyarakat tempat ia tinggal. Park dan Burges menyatakan bahwa suatu asimilasi
individu atau kelompok mengalami pengintegrasian atau proses penyesuaian
terhadap berbagai peraturan yang merupakan pedoman atau landasan masyarakat. Dalam
keanggotaannya di dalam masyarakat, mereka (anggota masyarakat tersebut)
seharusnya menyadari bahwa sebagai pribadi memiliki kedudukan dan peranan
tertentu di dalam hubungannya dengn masyarakat sebagai sutu bentuk pergaulan
hidup.
Namun
walaupun demikian, bukan berarti dalam kehidupan bermasyarakat tidakterdapat
kehidupan individu ataupun sebaliknya. Karena, masyarakat individu dan
masyarakat merupakan perangkat yang selalu ada di dalam setiap pergaulan hidup
dan individu jugatak dapat hidup tanpa bermasyarakat.
2. Individu,
keluarga dan masyarakat
Satuan-satuan
yang melingkupi individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas, masyarakat,
dan nasion. Jika individu memiliki karakter, maka setiap satuan lingkungan
memiliki karakteristik yang jelas berbeda struktur, fungsi, peran dan proses-proses
yang terjadi di dalamnya. Berikut ini merupakan gambaran relasi antara individu
dengan lingkungan sosialnya:
a. Relasi
individu dengan dirinya
Terdapat
istilah Ego, Id, dan Superego serte diprsonalisasi (apabila
relasi individu dengan dirinya adalah seperti dengan orang asing saja). Di dalam
diri manusia, terdapat tiga kepribadian menurut Sigmund Freud yang meliputi:
1) Id
Id atau ‘es’ ialah jiwa
yang diibaratkan dengan gunun es yang ada di tengah lautan. Id adalah wadah dalam diri seseorang,
berisi dorongan primitif dengan sikap temporer yang selalu menghendaki agar
segera dipenuhi atau dilaksanakan demi kepuasan. Contohnya ialah seksual dan
libido.
2)
Ego
Ego bertugas
melaksanakan dorongan-dorongan Id,
tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntunan dari Superego. Ego dalam
tugasnya berprinsip pada kenyataan relative
principle.
3) Superego
Berisi kata hati atau conscience, berhubungan dengan
lingkungan sosial dan mempunyai nilai-nilai moral sehingga merupakan kontrol
terhadap dorongan yang datang dari Id.
Superego dan Id sering terjadi perbedaan, dimana jika Ego tidak mampu menjaga keseimbangan di antara keduanya maka
individu tersebut akan mengalami konflik batin secara terus menerus.
b. Relasi
individu dengan keluarga
Individu
memiliki relasi yang mutlak dengan keluarga. Ia terlahir dari keluarga, tumbuh
dengan kasih sayang yang menimbulkan hubungan antar ayah, ibu, dan kakak-adik. Hubungan
tersebut terjalin karena relasi biologis yang dilanjutkan dengan psikologis dan
sosial pada umumnya. Peranan-peranan dalam keluarg merupakan resultan dari
relasi-relasi tersebut. Relasi khusus dalam lingkungan keluarga dinyatakan
melalui bahasa (adat-istiadat, kebiasaan, norma bahan nilai-nilai agama).
c. Relasi
individu dengan lembaga
Lembaga
diartikan sebagai norma-norma yang berintegrasi di sekitar suatu fungsi
masyarakat yang penting. Jadi, ada segi kultural berupa norma, nilai, dan juga
peranan sosial. Lembaga jberfungsi dalam integrasi dan stabilitas karena
lembaga sosial merupakan keutuhan tatanan prilaku manusia dalam kebersamaan
hidup. Posisi individu dalam lembaga sosial sudah dibakukan berdasarkan moral,
adat, atau hukum yang berlaku.
d. Relasi
individu dengan komunitas
Dalam
sosiologi, komunitas diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang
banyak yang memiliki ciri-ciri:
1) Teritorial
terbatas
2) Keorganisasian
tata kehidupan bersama
3) Berlakunya
nilai-nilai dan orientasi nilai yang kolektif (Poplin, dalam Munandar
Soelaeman, 2008)
Komunitas mencakup individu-individu,
keluarga-keluarga, dan lembaga yang berhubungan secara independen. Bersifat kompleks
dan ditentukan oleh niali yang berlaku. Posisi dan peranan individu dalam komunitas
tidak lagi bersifat langsung karena prilakunya sudah tertampung atau direndam
oleh keluarga dan kebudayaan yang mencakup dirinya sedangkan komuitas
menyalurkan pengaruhnya melalui keluarga dan lembaga sosial.
e. Relasi
individu dengan masyarakat
Masyarakat
merupakan satuan lingkungan sosial yang bersifat makro. Sifat makro diperoleh
dari kenyataan bahwa masyarakat pada hakikatnya terdiri dari sekian banyak
komunitas yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai macam keluarga, lembaga,
dan individu-individu. Relasi tersebut lebih bersfat sebagai abstraksi.
f. Relasi
individu dengan nation
Menurut
Ernest Renan, nasion adalah suatu jiwa, suatu asa spiritual, suatu solidaritas
yang besar yang terbentuk akibat perasaan yang timbul sebagai akibat
pengorbanan-pengorbanan yang telah dibuat dan dalam masa depan bersedia dibuat
lagi. Relasi individu dengan nasional dinyatakan pula dengan posisi dan peranan
yang ada dalam dirinya. Hubungan langsung individu dengan nasion diwujudkan
dalam kedudukannya sebagai warga negara.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Individu
menurut konsep sosiologis artinya manusia yang hidup berdiri sendiri tidak
mempunyai kawan (sendiri). Masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup
dengan realitas-realitas baru berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan
berkembang menurut pola perkembangan yang tersendiri.
Hubungan
antar individu dan masyarakat pada hakikatnya merupakan hubungan fungsional
yang artinya hubungan anar individu dalam satu kolektivitas merupakan kesatuan
yang terbuka dan ketergantungan antara satu sama lainnya. Alasan paling penting
terjadinya kondisi ini ialah karena manusia senang menghubungkan kepentingan
dan kepuasannya dengan orang lain. Hubungan manusia timbul bermula dari
pengaruh keluarga yang kemudian membawakan kesadaran kepada dirinya bahwa
iaberbeda dngan lingkungan sosialnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar