Rabu, 02 Mei 2012

Individu dan masyarakat



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


B.     RUMUSAN MASALAH
1.   Bagaimanakah hakikat individu dan masyarakat itu?
2.   Bagiamanakah hubungan antar individu dan masyarakat?

C.    TUJUAN
1.      Mengetahui hakikat individu dan masyarakat.
2.      Memahami hubungan antara individu dan masyarakat?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    HAKIKAT INDIVIDU
1.      Pengertian Individu
Individu berasal dari kata individuum berarti ‘yang tak terbagi’ yang bermakna yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Jadi merupakan suatu sebutan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu menurut konsep sosiologis artinya manusia yang hidup berdiri sendiri tidak mempunyai kawan (sendiri). Sedangkan menurut Soediman Kartorahadiprodjo (dalam Abdul S., 2002) menamakan individu sebagai makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang dalam dirinya dilengkapi oleh kelengkapan kehidupan yang meliputi raga, rasa, rasio dan rukun. Raga merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya sekalipun memiliki ciri hakikat yang sama, yaitu manusia. Rasa individu dapat menangkap objek dari gerakan benda-benda isi alam semesta seperti panas, dingin, dsb. Rasio atau akal pikiran merupakan kelengkapan manusia untuk dpat mengembangkan diri mengtasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap individu. Rasio ini merupakan perangkat yang mempengaruhi individu untuk dapat membentuk sekelompok sosial (masyarakat).

2.      Manusi Sebagai Anggota Masyarakat
Aristoteles menyatakan bahwa manusia merupakan Zoon Politicon, yaitu manusia yang hidup berkelompok atau bermasyarakat disebabkan oleh desakan naluri (insting) batin manusia sendiri. Hugo de Groot juga menyatakan bahwa manusia memiliki Epiritus Sociatus yaitu manusia adalah makhluk yang suka berteman. Namun, Ogburn dan Nimkoff menyatakan bahwa manusia bermasyarakat karena kebiasaan.
Menurut MG. Sri Wiryati (2008,8) menyatakan bahwa manusia sejak lahir telah memiliki hasrat naluriah yang dibawa sejak lahir. Di dalam perkembangan selanjutnya, banyak faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat. Hasrat nluriah tersebut meliputi rasa harga diri, hasrat untuk patuh, hasrat meniru, hasrat bergaul, hasrat tolong menolong dan simpati, hasrat berjuang, dan yang terkahir yaitu hasrat memberitahukan dan sifat mudah menerima pesan.
a.    Rasa harga diri
Rasa harga diri sering tampak untuk ingin manjadi berharga baik untuk diri sendiri maupun di pandangan orang lain. Adanya perasaan seolah-olah ia berharga berubah menjadi perasaan bahwa ia benar-benar berharga yang menimbulkan pula gila puji dan congkak. Selain dengan pujian, seseorang juga memiliki nafsu hendak berkuasa.
b.   Hasrat untuk patuh
Hasrat petuh ini jarang nampak secara byata karena ia bercampur dengan hasrat meniru dan rasa takut.
c.    Hasrat meniru
Hasrat ini memiliki peranan penting dalam masyarakat. Peniruan tersebut dalam pandangan masyarakat memliki 2 arti:
1)   Mempertahankan bentu-bentu adat istiadat dan kebudayaan yang diambil dari keturunan satu dari keturunan yang lain.
2)   Penghemat tenaga. Daripada membuat sendiri yang menghabiskan tenaga untuk berfikir dalam membentuk tingkah, seseorang dapat meniru untuk memudahkan hidup.
d.   Hasrat bergaul
Dari zaman purbakala hingga sekrang, hasrat bergaul sangat penting  dan merupakan keharusan hayati (berperan dalam mencari makanan dan keamanan). Hasrat itu mempunyai peranan penting dalam proses terbentuknya pribadi seseorang atau juga di dalam pergaulan bakat-bakat seseorang dapat berkembang.
e.    Hasrat tolonng menolong dan simpati
Simpati merupakan kesanggupan untuk dengan langsung turut merasakan sesuatu dengan orang lain. Simpati juga berhubungan erta dengan hasrat tolong menolong. Namun tolong menolong ini semakin pudar di zaman yang sudah modern ini.
f.    Hasrat berjuang
Hasrat berjuang menyebabkan individu menjadi manusia yang sebenarnya dan juga memperkuat perasaan persatuan. Hasrat berjuang sangat dipengaruhi oleh kaidah-kaidah kemasyarakatan.
g.   Hasrat memberitahukan dan sifat mudah menerima kesan
Hasrat untuk memberitahukan merupakan hasrat untuk menyampaikan perasaan-perasaan atau pengetahuan kepada orang lain. Hal ini dilakukan atas dasar naluri untuk mencari hubungan dengan orang lain. Berdasarkan pembawaannya, manusia mudah terpengaruh oleh pernyataan orang lain tanpa harus berfikir kritis terlebih dahulu.

B.     KELUARGA
1.      Pengertian Keluarga
Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial. Wujd keluarga ada poligami yakni seorang suami yang memiliki lebih dari satu istri. Kekerabatan adalah apabila seketurunan dan memiliki ego meskipun bertempat tinggal yang jauh.
2.      Fungsi Keluarga
Secara umum, fungsi keluarga meliputi pengaturan seksual, reproduksi, sosialisasi, pemeliharaan, penempatan anak dalam masyarakat, pemuas kebutuhan seseorang, dan kontrol sosial (William J. Goode, 1983, dalam munandar).
a.    Pengaturan seksual
Pengaturan seksual yang dimaksud di sini ialah pengaturan tentang status anak yang hendaknya memiliki seorang ayah yang berstatus sah sebagai ayahnya. Seorang ayah harus mengemban tugas dan kewajiban yang harus diberikan kepada anaknya. Jika seorang anak tidak memiliki seorang ayah yang sah maka hak-hak yang diperoleh anak baik secara sosial di alam masyarakat tempat ia tingga maupun kedudukannya dalam negara menjadi tak terpenuhi.
b.   Reproduksi
Pandangan terhadap jumlah anak yang dimiliki berbeda-beda. Ada yang mengisayratka semakin banyak anak maka semakin banyak rejeki, ada yang semakin banyak anak semakin mempengaruhi derajat sosialnya, atau ada pula yang menyatakan kehadiran anggota keluarga yang baru menjadi penunjuang atau malapetaka.
c.    Sosialisasi
Masyarakat dan kebudayaan sangat bergantung pada keefektifan sosialisasinya, yakni sejauh mana anak mempelajari nilai, sikap dan tingkah laku yang diterapkan dalam keluarga dan masayarakat sekitarnya.
d.   Pemeliharaan
Masa kehamilan dan anak yang baru dilahirkan hingga anak tersebut dapat berdiri sendiri sangat menuntut perlindungan dan pemeliharaan yang diungkapkan melalui ketergantungan emosional.
e.    Penempatan anak di dalam masyarakat
Penempatan sosial ditentukan oleh masyarakat berdasarkan keanggotaan dalam keluarga seperti anak kandung, orang tua, dan kerabat.
f.    Pemuas kebutuhan perseorangan
Setiap orang tua menjalin hubungan emosional yang sangat kuat ketika anaknya lahir. Dan di dalam keluarga merupakan tempat terbentuknya sifat dan watak yang khas yang dimiliki oleh setiap manusia. Dengan terbentuknya keluarga dan memperoleh anak, orang tua dapat menutupi kekurangan alamiah masing-masing dan melindungi dari kesulitan yang dihadapi.
g.   Kontrol sosial
Keluarga memerlukan suatu sistem nilai sebagai semacam tuntunan umum untuk mengarahkan aktivitasnya dalam masyarakat, an berfungsi sebagai akhir dari tujuan pengembangan kepribadiannya. Titik bert fungsi kontrol sosial keluarga ialah mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai masyarakat melalui peran sosial anggota keluarga.

C.    MASYARAKAT
1.   Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab ‘musyarak’ yang artinya bersama-sama kemudian menjadi masyarakat.
a.    Masyarakat sebagai Society dan Community
Menurut Arthur Hilman (dalam Syani 2002) Community ialah ‘A defition of community must be inclusive enough to take acount of the variety of both physical and social forms which community take’ yang pada intinya menyatakan community cukup memperhitungkan dua aspek, yakni aspek kehidupan bersama dan lingkungan alam.
Menurut Abdul Syani (dalam Syani, 2002) masyarakat dalam community dilihat dari dua sudut pandang, pertama, community merupkan unsur statis yang artinya community terbentuk dalam wadah/tempat dengan batas-batas tertentu. Kedua, community dipandang sebagai unsur yang dinamis, artinya menyangkut suatu proses yang terbentuk melalui faktor psikologis dan hubungan antar manusia, yang di dalamnya terkandung unsur kepentingan, keinginan dan tujuan yang bersifat fungsional.
b.   Masyarakat dalam arti sempit dan arti luas
Masyarakat dalam arti luas adalah kebulatan dari semua perhubungan dalam kehidupan bermasyarakat sedangkan dalam arti sempit masyarakt memiliki arti sekelompok manusia yang menjadi ajang hidup bermasyarakat dalam beberapa kompleks aspek-aspeknya yang tertentu.
c.    Masyarakat menurut beberapa ahli
1)   Auguste Comte (dalam Syani, 2002)
Menyatakan bahwa masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan yang tersendiri.
2)   Ralph (dalam Syani, 2002)
Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dalam batas-batas tertentu.
3)   J. L. Gillin dan J. P. Gillin (dalam Syani, 2002)
Masyarakat adalah sekolmpok manusia yang terbesar dan memiliki kebisaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
4)   Sri Wiyarti (2008:22)
Masyarakat memiliki dua arti, yakni dalam srti konkrit dan dalam arti abstrak. Masyarakat dalam arti konkrit berarti setiap kesatuan sosial, segenap kesatuan sosial yang terdiri atas himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena ada hubungan di antara mereka. Dan Masyarakat dalam arti abstrak berarti negara, gereja, suku angsa, dsb.
2.   Ciri-ciri pokok masyarakat
Menurut Sarjono Soekamto (dalam Abdul Syani, 2002) masyarakat memiliki ciri-ciri pokok, yaitu:
a.    Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukn berapa jumlah manusia yang harus ada.
b.   Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Dengan berkumpulnya manusia, menimbulkan komunikai dan timbullah perturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia yang hidup dalam kelompok tersebut.
c.    Mereka sadar merupakan suatu kesatuan.
d.   Mereka merupakan suatu kesatuan yang hidup bersama. Kehidupan bersama tersebut menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota merasa terikat satu dengan yang lain.
Dalam buku sosiologi karangan Abu Ahmadi (1985) menyatakan bahwa masyarakat harus memenuhi:
a.    Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak.
b.   Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu derah tertentu.
c.    Adanya aturan-aturan atauu undang-undang yang mengayur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Menurut Sri Wiryati (2008:22) menyatakan beberapa syarat yang harus dimiliki oleh kelompok sosial, antara lain:
a.    Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa ia merupakan anggota dari kelompok yang bersangkutan.
b.   Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain.
c.    Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggotakelompok itu, sehingga hubungan antara mereka itu bertambah erat.

D.    HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU DAN MASYARAKAT
1.   Individu dan masyarakat
Hubungan antar individu dan masyarakat pada hakikatnya merupakan hubungan fungsional yang artinya hubungan anar individu dalam satu kolektivitas merupakan kesatuan yang terbuka dan ketergantungan antara satu sama lainnya. Alasan paling penting terjadinya kondisi ini ialah karena manusia senang menghubungkan kepentingan dan kepuasannya dengan orang lain. Hubungan manusia timbul bermula dari pengaruh keluarga yang kemudian membawakan kesadaran kepada dirinya bahwa iaberbeda dngan lingkungan sosialnya. Dengan perbedaan-perbedaan ini, berarti individu menyadari akan kekurangan masing-masing yang jika tidak dipertukarkan maka individu-individu itu tidak akan mencapai apa yang diharapkan dengan sempurna.
Menurut Hasan Shadily (dalam Abdul Syani, 2002) manusia akan tertarik untuk hidup bersama karena beberapa faktor antara lain:
a.       Hasrat yang berasal dari naluri (kehendak biologis yang berasal dari luar akal) untuk mencari teman hidup.
b.      Kelemahan manusia yang selalu mencari kekuatan bersama yang terdapat dalam berserikat bersama orang lain sehingga dapat berlindung bersama-sama an dapat memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari dengan usaha bersama. Hal ini pula yang mendorong manusia untuk tidak lepas dari kehidupan bermasyarakat.
c.       Aristoteles berpendapat bahwa manusia itu merupakan Zoon Politicon yang berarti makhluk yang seang hidup bergolongan atau sedikitnya memiliki teman untuk hidup bersama dari pada hidup sendiri.
d.      Menurut Bergson, manusia itu hidup bersama bukan karena persamaan, melainkan karena perbedaan yang terdapat dalam sikap, kedudukan, dsb.
Kendati manusia itu merupakan makhluk sosial, tetapi secara empiris merupakan kesatuan integrasi sosial. Integrasi yang menghubungkan individu satu dengn yang lainya ini (untuk menjadi masyarakat) lebih dari hanya sekedar persatuan dalam arti fisik, melainkan juga merupakan pengembngan solidaritas dan perasaan manusiawi. Pengembangan tersebut merupakan akibat dari penyesuaian indiidu dengan masyarakat tempat ia tinggal. Park dan Burges menyatakan bahwa suatu asimilasi individu atau kelompok mengalami pengintegrasian atau proses penyesuaian terhadap berbagai peraturan yang merupakan pedoman atau landasan masyarakat. Dalam keanggotaannya di dalam masyarakat, mereka (anggota masyarakat tersebut) seharusnya menyadari bahwa sebagai pribadi memiliki kedudukan dan peranan tertentu di dalam hubungannya dengn masyarakat sebagai sutu bentuk pergaulan hidup.
Namun walaupun demikian, bukan berarti dalam kehidupan bermasyarakat tidakterdapat kehidupan individu ataupun sebaliknya. Karena, masyarakat individu dan masyarakat merupakan perangkat yang selalu ada di dalam setiap pergaulan hidup dan individu jugatak dapat hidup tanpa bermasyarakat.
2.   Individu, keluarga dan masyarakat
Satuan-satuan yang melingkupi individu terdiri dari keluarga, lembaga, komunitas, masyarakat, dan nasion. Jika individu memiliki karakter, maka setiap satuan lingkungan memiliki karakteristik yang jelas berbeda struktur, fungsi, peran dan proses-proses yang terjadi di dalamnya. Berikut ini merupakan gambaran relasi antara individu dengan lingkungan sosialnya:
a.    Relasi individu dengan dirinya
Terdapat istilah Ego, Id, dan Superego serte diprsonalisasi (apabila relasi individu dengan dirinya adalah seperti dengan orang asing saja). Di dalam diri manusia, terdapat tiga kepribadian menurut Sigmund Freud yang meliputi:
1)      Id
Id atau ‘es’ ialah jiwa yang diibaratkan dengan gunun es yang ada di tengah lautan. Id adalah wadah dalam diri seseorang, berisi dorongan primitif dengan sikap temporer yang selalu menghendaki agar segera dipenuhi atau dilaksanakan demi kepuasan. Contohnya ialah seksual dan libido.
2)      Ego
Ego bertugas melaksanakan dorongan-dorongan Id, tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntunan dari Superego. Ego dalam tugasnya berprinsip pada kenyataan relative principle.
3)      Superego
Berisi kata hati atau conscience, berhubungan dengan lingkungan sosial dan mempunyai nilai-nilai moral sehingga merupakan kontrol terhadap dorongan yang datang dari Id. Superego dan Id sering terjadi perbedaan, dimana jika Ego tidak mampu menjaga keseimbangan di antara keduanya maka individu tersebut akan mengalami konflik batin secara terus menerus.
b.   Relasi individu dengan keluarga
Individu memiliki relasi yang mutlak dengan keluarga. Ia terlahir dari keluarga, tumbuh dengan kasih sayang yang menimbulkan hubungan antar ayah, ibu, dan kakak-adik. Hubungan tersebut terjalin karena relasi biologis yang dilanjutkan dengan psikologis dan sosial pada umumnya. Peranan-peranan dalam keluarg merupakan resultan dari relasi-relasi tersebut. Relasi khusus dalam lingkungan keluarga dinyatakan melalui bahasa (adat-istiadat, kebiasaan, norma bahan nilai-nilai agama).
c.    Relasi individu dengan lembaga
Lembaga diartikan sebagai norma-norma yang berintegrasi di sekitar suatu fungsi masyarakat yang penting. Jadi, ada segi kultural berupa norma, nilai, dan juga peranan sosial. Lembaga jberfungsi dalam integrasi dan stabilitas karena lembaga sosial merupakan keutuhan tatanan prilaku manusia dalam kebersamaan hidup. Posisi individu dalam lembaga sosial sudah dibakukan berdasarkan moral, adat, atau hukum yang berlaku.
d.   Relasi individu dengan komunitas
Dalam sosiologi, komunitas diartikan sebagai satuan kebersamaan hidup sejumlah orang banyak yang memiliki ciri-ciri:
1)   Teritorial terbatas
2)   Keorganisasian tata kehidupan bersama
3)   Berlakunya nilai-nilai dan orientasi nilai yang kolektif (Poplin, dalam Munandar Soelaeman, 2008)
Komunitas mencakup individu-individu, keluarga-keluarga, dan lembaga yang berhubungan secara independen. Bersifat kompleks dan ditentukan oleh niali yang berlaku. Posisi dan peranan individu dalam komunitas tidak lagi bersifat langsung karena prilakunya sudah tertampung atau direndam oleh keluarga dan kebudayaan yang mencakup dirinya sedangkan komuitas menyalurkan pengaruhnya melalui keluarga dan lembaga sosial.
e.    Relasi individu dengan masyarakat
Masyarakat merupakan satuan lingkungan sosial yang bersifat makro. Sifat makro diperoleh dari kenyataan bahwa masyarakat pada hakikatnya terdiri dari sekian banyak komunitas yang berbeda, sekaligus mencakup berbagai macam keluarga, lembaga, dan individu-individu. Relasi tersebut lebih bersfat sebagai abstraksi.
f.    Relasi individu dengan nation
Menurut Ernest Renan, nasion adalah suatu jiwa, suatu asa spiritual, suatu solidaritas yang besar yang terbentuk akibat perasaan yang timbul sebagai akibat pengorbanan-pengorbanan yang telah dibuat dan dalam masa depan bersedia dibuat lagi. Relasi individu dengan nasional dinyatakan pula dengan posisi dan peranan yang ada dalam dirinya. Hubungan langsung individu dengan nasion diwujudkan dalam kedudukannya sebagai warga negara.









BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Individu menurut konsep sosiologis artinya manusia yang hidup berdiri sendiri tidak mempunyai kawan (sendiri). Masyarakat merupakan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan yang tersendiri.
Hubungan antar individu dan masyarakat pada hakikatnya merupakan hubungan fungsional yang artinya hubungan anar individu dalam satu kolektivitas merupakan kesatuan yang terbuka dan ketergantungan antara satu sama lainnya. Alasan paling penting terjadinya kondisi ini ialah karena manusia senang menghubungkan kepentingan dan kepuasannya dengan orang lain. Hubungan manusia timbul bermula dari pengaruh keluarga yang kemudian membawakan kesadaran kepada dirinya bahwa iaberbeda dngan lingkungan sosialnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar