BAB
IV
RUANG LINGKUP KAJIAN
ILMU SOSIAL
Ilmu sosial terdiri
dari antropologi, ekonomi, ilmu hukum, ilmu politik, psikologi sosial,
sosiologi, geografi, dan sejarah. Setiap disiplin ilmu tersebut sangat berbeda,
tentunya setiap kajian bidang ilmu tersebut memiliki ruang lingkup yang berbeda
pula. Ruang lingkup kajian ilmu-ilmu sosial sebagai berikut:
A.
ANTROPOLOGI
Dalam antropologi ada lima ruang lingkup
kajian yang utama, sebagai berikut:
1. Masalah
sejarah asal dan perkembangan manusia dipandang dari segi antropologi
2. Masalah
terjadinya berbagai ragam manusia.
3. Masalah
sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran berbagai macam bahasa.
4. Perkembangan,
penyebaran, dan terjadinya beragam kebudayaan.
5. Asas-asas
kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di dunia
(Koentjaraningrat, 2005:8)
Dalam Fakih Samlawi (1998: 21), beberapa
konsep dasar antropologi meliputi kebudayaan (culture), adat istiadat (custom),
etika (ethics), ras (race), tradisi (traditions), hukum (law),
dan keyakinan (beliefs). Kebudayaan adalah perilaku sekelompok orang
sebagai hasil belajar. Adat istiadat atau kebiasaan adalah perilaku yang biasa
atau diterima atau dipraktekkan dalam kelompok manusia.
Etika adalah keputusan di dalam suatu
kelompok tentang apa yang baik dan benar. Ras menggambarkan sekelompok besar
orang yang mempunyai gambaran yang dapat dibedakan secara jelas dan
membedakannya dari kelompok lainnya. Hukum adalah perangkat aturan yang resmi
yang disetujui oleh suatu kelompok dan didijadikan sebagai pedoman perilaku.
Keyakinan adalah kebenaran yang diterima yang kita pegang tanpa bukti yang
positif. Tradisi adalah keyakinan dan adat istiadat yang turun-temurun dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
Antropologi memberikan sumbangan kepada
ilmu pengetahuan sosial dengan memberikan pengertian tentang bagaimana
kebudayaan berkembang dan mengapa kebudayaan tersebut berbeda. Antropologi
membantu para siswa memahami bagaimana dan mengapa orang-orang mempunyai
kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan mereka sendiri.
B.
EKONOMI
Pengertian
Ilmu Ekonomi dan Ruang Lingkupnya Istilah ‘ekonomi’ berasal dari bahasa Yunani
asal kata ‘oikosnamos’ atau oikonomia’ yang artinya ‘manajemen urusan
rumah-tangga’, khususnya penyediaan dan administrasi pendapatan. Menurut Albert
L. Meyers ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan
kebutuhan manusia. Menurut Lipsey yang menimbulkan
masalah dalam ekonomi, yaitu karena adanya suatu kenyataan yang senjang, karena
kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa jumlahnya tak terbatas. Sedangkan
J.L. Meij mengemukakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu tentang usaha manusia ke
arah kemakmuran (Samlawi, 1998: 14).
Secara fundamental dan historis,
ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Ilmu
Ekonomi Positif
Hanya membahas deskripsi mengenai fakta, situasi dan hubungan yang
terjadi dalam ekonomi. Merupakan ilmu yang melibatkan diri dalam masalah
“apakah yang terjadi”. Oleh karena itu ilmu ekonomi netral terhadap nilai –
nilai. Artinya, ilmu ekonomi positif atau bebas nilai, hanya menjelaskan
‘apakah harga itu’ dan ‘apakah yang terjadi jika harga itu naik atau turun’
bukan ‘apakah harga itu adil atau tidak’.
2. Ilmu
ekonomi normative
Membahas
pertimbangan – pertimbangan nilai etika. Ilmu ekonomi normatif beranggapan
bahwa ilmu ekonomi harus melibatkan diri dalam mencari jawaban atas masalah
“apakah yang seharusnya terjadi”.
Ilmu ekonomi sebagai bagian dari
ilmu sosial, tentu berkaitan dengan bidang disiplin akademis ilmu sosial
lainnya, seperti ilmu politik, sosiologi, psikologi, antropologi, sejarah,
geografi. Sebagai disiplin yang mengkaji tentang aspek ekonomi dan tingkah laku
manusia, juga berarti mengkaji peristiwa–peristiwa ekonomi yang terjadi di
dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa tujuan ilmu ekonomi
adalah untuk mencari pengertian tentang hubungan peristiwa ekonomi, baik berupa
hubungan kausal maupun fungsional dan untuk dapat menguasai masalah–masalah
ekonomi yang di hadapi oleh masyarakat.
1.
Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi memiliki ruang
lingkup mikro dan makro sehingga mudah untuk dipelajari. Keduanya memberikan
batasan dan asumsi yang jelas.
a.
Ekomi Mikro
Ekonomi Mikro merupakan cabang
ilmu ekonomi yang khusus mempelajari bagian-bagian kecil (aspek individual)
dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisis dalam teori ekonomi mikro
antara lain meliputi perilaku pembeli (konsumen) dan produsen secara individua
dalam pasar. Sikap dan perilaku konsumen tercermin dalam menggunakan pendapatan
yang diperolehnya, sedangkan sikap dan perilaku produsen tercermin dalam
menawarkan barangnya. Jadi inti dalam ekonomi mikro adalah masalah penentuan
harga, sehingga ekonomi mikro sering dinamakan dengan teori harga (price
theory).
b.
Ekonomi Makro
Ekonomi Makro merupakan cabang
ilmu ekonomi yang khusus mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai
suatu keseluruhan (agregate) berkaitan dengan penggunaan faktor produksi yang
tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan. Apabila
yang dibicarakan masalah produsen, maka yang dianalisis produsen secara
keseluruhan, demikian halnya jika konsumen maka yang diananlisis adalah seluruh
konsumen dalam mengalokasikan pendapatannya untuk membeli barang/jasa yang
dihasilkan oleh perekonomian. Demikian juga dengan variabel permintaan,
penawaran, perusahaan, harga dan sebaginya. Intinya ekonomi makro menganalisis
penentuan tingkat kegiatan ekonomi yang diukur dari pendapatan, sehingga
ekonomi makro sering dinamakan sebagai teori pendapatan (income theory).
Samlawi (1998: 14) menjabarkan
bahwa perhatian utama seorang ahli ekonomi adalah pada kemampuan masyarakat
untuk menyesuaikan kebutuhan mereka yang tidak terbatas kepada sumber-sumber
daya mereka yang terbatas. Seorang ahli ekonomi tertarik pada tindakan
masyarakat dalam menggunakan sumber-sumber daya, baik sumber daya manusia
maupun sumber daya fisik (alam), dalam menghasilkan barang dan jasa dan
pendistribusiannya pada masyarakat. Ia akan mencari jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan tentang apa, bagaimana, kapan, dan untuk siapa
memproduksi sumber daya itu.
Tugas utama ilmu ekonomi adalah
menjelaskan persamaan-persamaan esensial dan hakikat-hakikat perbedaan dalam
kehidupan ekonomi pada masyarakat yang berbeda itu, sehingga seseorang dapat
memahami dengan lebih baik tentang kondisi-kondisi tempat dia hidup dan
memahami alternatif-alternatif yang terbuka baginya. Konsep-konsep yang paling
dasar dalam ilmu ekonomi adalah kelangkaan (scarcity), spesialisasi
(specialization), saling ketergantungan (interdependence), pasar (market), dan
kebijaksanaan umum (public policy). Kelangkaan berarti bahwa suatu pilihan
harus dibuat dalam pengalokasian sumber-sumber daya material, yakni karena
ketidakcukupan sumber-sumber daya tertentu, apakah uang, waktu, atau minyak
bumi, yang ingin digunakan masyarakat sesuai keinginannya, sehingga masyarakat
harus membuat pilihan.
C.
GEOGRAFI
Studi geografi mencakup analisis
gejala manusia dan gejala alam. Dalam studi itu dilakukan analisis
persebaran-interelasi-interaksi fenomena atau masalah dalam suatu ruang.
Menurut Rhoad Murphey ruang lingkup geografi sebagai berikut. (1) distribusi
dan hubungan timbal balik antara manusia di permukaan bumi dengan aspek-aspek
keruangan permukiman penduduk dan kegunaan dari bumi. (2) hubungan timbal balik
antara masyarakat dengan lingkungan fisiknya sebagai bagian studi perbedaan
area. (3) kerangka kerja regional dan analisis wilayah secara spesifik.
Berdasarkan uraian tersebut
terlihat, bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas dari aspek alamiah dan
aspek insaniah yang menjadi obyek studinya. Aspek itu diungkapkan dalam satu
ruang berdasarkan prinsip-prinsip penyebarannya, relasinya, dan korologinya.
Selanjutnya prinsip relasi diterapkan untuk menganalisis hubungan antara
masyarakat manusia dengan lingkungan alamnya yang dapat mengungkapkan perbedaan
arealnya, dan penyebaran dalam ruang. Akhirnya prinsip, penyebaran, dan
korologi pada studi geografi dapat mengungkapkan karakteristik suatu wilayah
yang berbeda dengan wilayah lainnya sehingga terungkap adanya region-region
yang berbeda satu sama lain.
Samlawi (1998: 12)
menjabarkan bahwa geografi merupakan ilmu sosial yang memiliki kajian tentang
ruang dan jarak yang menjadi tempat tinggal manusia. Selain itu juga berkaitan
dengan konsep wilayah (region), bermakna suatu daerah yang meliputi
jarak/luas tertentu. Konsep-konsep lain yang seringkali digunakan dalam
pengetahuan geografi adalah lokasi, posisi (kedudukan), situasi, tempat (site),
distribusi dan perancangan. Menentukan lokasi atau menemukan suatu tempat di
permukaan bumi ini memerlukan ketrakaitan dengan tempat-tempat yang diketahui.
Posisi (kedudukan) saat ini ditentukan oleh garis latitide dan longitude.
Sementara itu tempat (site) merujuk pada lokasi dari suatu tempat yang
pasti dengan suatu gambaran atau sumber-sumber daya setempat. Distribusi
(pembagian) berarti di mana orang-orang hidup di atas bumi, sedangkan arrangement
(perancangan) merujuk pada bagaimana benda-benda ditempatkan di tempat
orang-orang hidup.
Para ahli geografi
dapat melakukan inkuiri (pengkajian) dalam bentuk pembuatan peta atau
membandingkan persamaan dan perbedaan antara daerah-daerah di dunia. Geografi
pun dapat mengkaji gambaran fisik dari daerah, faktor-faktor cuaca, kepadatan
penduduk, sumber-sumber alam, penggunaan tanah, produksi pertanian, industri,
ekspor, dan impor. Geografi mendorong para siswa untuk belajar bagaimana
berbagai faktor di suatu daerah, baik fisik maupun budaya, saling berinteraksi.
Geografi memberikan
ilmu pengetahuan sosial tentang hubungan interakasi antara orang-orang dan
ruang/tempat dan jarak. Bagaimana orang-orang mempengaruhi tempat di mana dia tinggal
dan bagaimana tempat-tempat itu mempengaruhi orang-orang yang hidup disitu.
Sejak masa renaisans, informasi
geografis mulai terakumulasi secara cepat. Upaya itu dimulai dengan aktivita
-aktivitas komersial henry, sang navigator. Eksplorasi geografis segera menjadi
sebuah kebutuhan. Alexande Von Humboldt (1769-1859) telah mempelajari
bermacam-macam faktor geogarafi dalam ekspedisi ilmiyah dibagian wilayah pusat
dan utara Amerika (1799-1801). Karl Ritter (1779-1859) yang memperkenalkan
Alexande Von Humboldt menjadikan geografi sebagai karya sepanjang hidupnya,
melebihi individu lain. Ia menjadi profesor pertama dalam bidang geografi di
Universitas Berlin pada tahun 1820. Dia berpendapat bahwa lingkungan telah
menyediakan beragam habitat untuk mengakomodasi beragam karakteristik manusia.
Pengaruh Ritter terlihat dalam pemikiran Henry Thomas Buckle dalam bukunya
history of civilization in England yang mengeksplorasi aturan fisik, moral, dan
intelektual dalam masyarakat manusia.
Friedrich Ratzel (1844-1904) beralih
pada geografi dari kajian zoologi dan jurnalistik. Kajian Ratzel bertujuan untuk mengembangkan ilmu kearah
yang empiris dan berlandaskan metedologi. Dalam antropologima, Ratzel berteori
tentang kondisi budaya yang ditentukan oleh lingkungan dan memformulasi
persoalan kebudayaan. Selanjutnya Frederic Le Play (1806-1882), Admond Demolins
(1852-1907), Paul Vidal de La Blanche (1845-1918) memprakars ai perkembangan
geografi. Determinisme lingkungan menurut Ratzel kemudian dimodifikasi dengan
teknik baru seperti studi kasus (case study), dan perkembangan gegrafi sebagai
ilmu sosial mulai tampak.
Dari asal katanya, geografi itu berasal
dari kata geo berarti bumi, dan graphien berarti tulisan atau lukisan. Oleh
karena itu secara harfiyah, geografi itu berarti lukisan tentang bumi namun
pada pembahasan oleh para pakar geografi selanjutnya, pengertian itu tidak
hanya sekedar tulisan atau lukisan saja, melainkan meliputi juga penelaahannya
lebih jauh. Untuk jelasnya, marilah kita ikuti konsep geografi, menurut Conuncil Of the Geographical Association
(1919), sebagai berikut.
Geografi berkenaan dengan dunia nyata,
dunia yang dipelajari seseorang dengan baik melalui sol sepatu atau kaki
telanjang, atau dengan mengendarai kereta api, perahu, mobil atau pesawat terbang,
dan melalui lukisan atau gambar atau cara lain. Nambut meun demikian,
penelaahan geografi tidak berakhir pada hal-hal yang terlihat dari luar.
Penelaahan tersebut meliputi juga sebab akibat mengapa dunia nyata tersebut
menampakkan demikian yang dipandang sebagai
keseluruhan yang menghubungkan bagian-bagian yang telah menjadi apa
adanya. Hal itu meliputi hubungan dengan ilmu kealaman. Berkenaan dengan cara
bagaimana hal-hal tadi telah mempengaruhi manusia, dan kebalikannya telah
dimodifikasi, diubah dan diadaptasi oleh tindakan manusia (Wiliams, M.,
Editor:1976:16).
Dari konsep yang dikemukakan diatas,
dapat dijelaskan bahwa geografi berhubungan erat dengan pengalaman nyata tiap
orang sehari-hari. Hal-hal yang dialami dan dipelajari oleh kita dalam perjalanan
dari satu tempat ketempat yang lain, hal itu adalah geografi. Namun demikian
seperti yang dinyatakan diatas, geografi itu tidak hanya terbatas pada apa yang
terlihat dari luar, melainkan juga meliputi sebab akibat mengapa yang nampak
pada kenyataan itu demikian adanya. Geografi berhubungan juga dengan ilmu
kealaman, hal-hal atau fenomena alam itu mempengaruhi kehidupan manusia, dan
kebalikannya bagaimana tindakan manusia memodifikasi, mengubah serta
mengadaptasinya. Dengan demikian, pada konsep geografi ini terungkap hubungan
saling mempengaruhi antara fenomena alam ditempat-tempat tertentu dengan
perilaku serta tindakan manusia.
Menurut rumusan geografian Indonesia pada
seminar dan Lokakarya Nasional Pengangkatan Kualitas Pengajaran Geografi di
Semarang, 1988, sebagai berikut: “Geografi adalah ilmu yang mempelajari
persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang lingkungan atau
kewilayahan dalam konteks keruangan”. Berdasarkan definisi geografi tadi, jelas
bahwa yang menjadi objek studi geografi adalah geosfer yaitu permukaan bumi
yang merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas atmosfer (lapisan udara),
litosfer (lapisan bantuan, kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan), dan
biosfer (lapisan kehidupan). Pada konsep ini, geosfer atau permukaan bumi tadi
ditinjau dari sudut pandang kewilayahan atau lingkungan yang menampakkan
persamaan dan perbedaan fenomenanya (udara, batuan, perairan, kehidupan).
Persamaan dan perbedaan fenomena tersebut tidak terlepas dari hubungan dan
interaksi keruangan dari unsur-unsur geografi diwilayah atau dalam lingkungan
di permukaan bumi. Manusia merupakan unsur dari biosfer bersama-sama dengan
tumbuhan dari binatang lain yang menempati biosfer yang bersangkutan. Bahkan
dirinjau dari peranannya, manusia itu merupakan faktor yang mendominan terhadap
lingkungannya (man ecological dominant).
Dari pengertian geografi yang telah ditemukan tadi, dapat diperjelas bahwa
geografi berkenaan dengan
(1)
Geografi atau permukaan bumi
(2)
Alam lingkungan (atmosfer, litosfer, hidro-sfer,
biosfer)
(3)
Umat manusia atau antosfosfer
(4)
Persebaran keruangan fenomena alam dan kehidupan
termasuk persamaan dan perbedaannya
(5)
Analisis hubungan serta interaksi keruanagan
fenomena-fenomenanya dipermukaan bumi
Berdasarkan dengan konsep dasar yang
dikembangkan pada geografi, paling tidak kita dapat mempelajari dua kelompok
dasar yang dikemukakan oleh Getrude Whipple dan oleh Henry J. Warman. Rincian
konsep dasar itu sebagai berikut:
Getrude
Whipple mengungkapkan lima konsep dasar, yaitu:
(1)
Bumi sebagai pelanet
(2)
Variasi cara hidup
(3)
Variasi wilayah-wilayah alamiah
(4)
Makna wilayah (region) bagi manusia
(5)
Pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia
Sedangkan Henry J. Warman mengemukakan 15
konsep dasar sebagai berikut:
(1) Konsep
wilayah atau konsep regional
(2) Konsep
lapisan kehidupan atau konsep biosfer
(3) Konsep
manusia sebagai faktor ekologi yang dominan
(4) Konsep
globalisme atau konsep bumi sebagai pelanet
(5) Konsep
interaksi keruangan
(6) Konsep
hubungan areal (wilayah)
(7) Konsep
persamaan areal (wilayah)
(8) Konsep
perbedaan areal (wilayah)
(9) Konsep
keunikan areal (wilayah)
(10) Konsep
persebaran areal (wilayah)
(11) Konsep
lokasi relatif
(12) Konsep
keunggulan komparatif
(13) Konsep
perubahan yang terus-menerus atau perubahan abadi
(14) Konsep
sumber budaya dibatasi secara budaya
(15) Konsep
bumi yang bundar diatas kertas yang datar atau konsep peta.
D.
ILMU
HUKUM
Menurut Amin dalam Bachtiar (2006:24)
hukum ialah kumpulan-kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan
sanksi-sanksi itu dan tujuan hukum adalah mengadakan ketertiban dalam pergaulan
manusia, sehingga keamanan dan ketertiban terpelihara. Menurut Duguit dalam
Soekanto (2002:21) hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat,
aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh sesuatu di
masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar
menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.2
Dari
definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa hukum mengandung
beberapa unsur sebagai berikut:
- Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
- Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib
- Peraturan itu bersifat memaksa.
- Sanksi terhadap pelanggar peraturan tersebut adalah tegas.
E.
ILMU
POLITIK
Ilmu politik mempelajari suatu segi khusus dari
kehidupan masyarakat yang menyangkut soal kekuasaan. Tumpuan kajian ilmu
politik menurut Budiharjo dalam Bachtiar (2006:18) adalah bermacam-macam
kegiatan dalam suatu proses sistem politik atau negara yang menyangkut proses
menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan
tersebut. Sistem itu menurut Noer dalam Bachtiar (2006:19) meliputi sistem
kekuasaan, wibawa, pengaruh, kepentingan, nilai, keyakinan dan agama,
pemilikan, status dan sistem ideologi.
Menurut Bachtiar (2006:19) kajian ilmu politik
meliputi teori ilmu politik, lembaga-lembaga politik (undang-undang dasar,
pemerintahan nasional, pemerintahan daerah, fungsi ekonomi dan sosial dari
pemerintah dan perbandingan lembaga-lembaga politik), partai politik, dan
hubungan internasional. Minimal ada enam hal yang ditekankan dalan ilmu
politik, yaitu kekuasaan, negara, pemerintahan, fakta-fakta politik, kegiatan
politik, organisasi masyarakat.
Dari
beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tumpuan kajian ilmu
politik adalah upaya-upaya memperoleh kekuasaan, mempertahankan kekuasaan,
penggunaan kekuasaaan, dan bagaimana menghambat penggunaan kekuasaan. Dengan
demikian dilihat dari aspek kenegaraan, ilmu politik mempelajari negara, tujuan
negara, dan lembaga negara, serta hubungan kekuasaan baik sesama warga negara,
hubungan negara dengan warga negara, dan hubungan antar negara. Apabila dilihat
dari aspek kekuasaan ilmu politik mempelajari kekuasaan dalam masyarakat, yaitu
sifat, hakikat, dasar, proses, ruang lingkup, dan hasil dari kekuasaan itu.
Dilihat dari aspek kelakuan, ilmu politik mempelajari kelakuan politik dalam
sistem politik yang meliputi budaya politik, kekuasaan, kepentingan, dan
kebijakan.
Ilmu politik selain mempelajari tentang
interaksi antara pemerintah dan masyarakat untuk membicarakan dan mewujudkan
kebaikan bersama, yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara dan pemerintah
melalui perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum, juga membicarakan tentang
berbagai upaya perebutan mencari dan mempertahankan kekuasaan.
Ilmu politik akan selalu berhubungan
dengan masyarakat. Penjelasan mengenai ruang lingkup kajian ilmu politik yang
berhubungan dengan kehidupan masyarakat menurut Bachtiar (2006:20) sebagai
berikut:
1. Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik adalah suatu proses agar
setiap individu atau kelompok dapat mengenali sistem politik dan menentukan
sifat persepsi-persepsinya mengenai politik serta reaksi-reaksinya terhadap
fenomena-fenomena politik. Kerja
sosialisasi politik meliputi pemeriksaan mengenai lingkungan kultural,
lingkungan politik dan lingkungan sosial individu maupun kelompok. Dengan
demikian, sosialisasi politik merupakan landasan sosiologi politik selain yang
terpenting juga memegang peranan utama dan pertama bagi setiap tindakan
politik.
2. Partisipasi Politik
Partisipasi politik ialah keterlibatan individu atau
kelompok pada level terendah sampai yang tertinggi dalam sistem politik. Hal
ini berarti bahwa partisipasi politik merupakan bentuk konkret kegiatan politik
yang dapat mengabsahkan seseorang berperan serta dalam sistem politik. Dengan
demikian, maka setiap individu atau kelompok yang satu dengan yang lainnya akan
memiliki perbedaan-perbedaan dalam partisipasi politik; sebab partisipasi
menyangkut peran konkrit politik di mana seseorang akan berbeda perannya,
strukturnya dan kehendak dari sistem politik yang diikutinya.
3.
Perekrutan
Politik
Pengrekrutan politik adalah suatu proses yang
menempatkan seseorang dalam jabatan politik setelah vang bersangkutan diakui
kredibilitas dan lovalitasnya. Perekrutan politik merupakan konsekuensi logis
dalam memenuhi kesinambungan sistem politik dan adanva suatu sistem politik
yang hidup dan berkembang.
Dalam operasionalnya, perekrutan politik dapat
ditempuh melalui dua jalan. Pertama, perekrutan yang bersifat formal
yakni ketika seseorang menduduki jabatan politik direkrut secara terbuka
melalui ketetapan-ketetapan yang bersifat umum dan
ketetapan-ketetapan itu disahkan
secara bersama-sama. Perekrutan ini dilaksanakan
melalui seleksi atau melalui pemilihan. Kedua, perekrutan tidak formal
yakni usaha seseorang tanpa suatu proses terbuka sehingga seseorang itu
mendapatkan kesempatan atau mungkin didekati orang lain untuk diberi
posisi-posisi tertentu.
4.
Komunikasi
Politik
Komunikasi politik ialah suatu proses penyampaian
informasi politik pada setiap individu anggota sistem politik atau informasi
dari satu bagian sistem politik kepada bagian yang lainnya, dan informasi yang
saling diterima di antara sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik.
Informasi tersebut bersifat terus-menerus, bersifat pertukaran baik antara
individu, individu ke kelompok maupun kelompok ke kelompok yang dampaknya dapat
dirasakan oleh semua tingkatan masyarakat. Informasi itu bisa dalam bentuk
harapan, kritikan, reakasi-reaksi masyarakat terhadap sistem politik dan
pejabat politik. Atau suatu harapan, ajakan, janji dan saran-saran pejabat
politik kepada masyarakatnya yang berdampak terhadap perubahan atau nwmperteguh
tindakan-tindakan politiknya agar dilaksanakan stau tidak dilaksanakan.
F.
PSIKOLOGI
SOSIAL
Menurut Baron & Byrne dalam
Hanurawan (2011:4) psikologi sosial adalah cabang psikologi yang berupaya untuk
memahami dan menjelaskan cara beerpikir, berperasaan, dan berperilaku individu
yang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain. Steg & Rothengatter Hanurawan
(2011:4) memberi definisi psikologi sosial sebagai ilmu dasar yang memiliki
tujuan memahami perilaku sosial, motivasi sosial, kogmisi sosial, dan emosi
sosial. Dalam wacana yang lebih umum, psikologi sosial merupakan suatu cabang ilmu
psikologi yang mempelajari secara menyeluruh hakekat dan sebab-sebab perilaku
individu dalam lingkungan sosial.
Psikologi sosial merupakan disiplin yang
telah lama ada), namun secara resmi, disiplin ini menjadi satu ilmu yang
mandiri baru sejak tahun 1908. Pada tahun itu ada dua buku teks yang terkenal
yaitu "Introduction to Sosial Psychology" ditulis oleh William
McDougall (seorang psikolog) dan "Sosial Psychology : An Outline and
Source Book , ditulis oleh E.A. Ross (seorang sosiolog). Berdasarkan latar
belakang penulisnya maka dapat dipahami bahwa psikologi sosial bisa disebut
sebagai bagian dari psikologi, dan bisa juga sebagai bagian dari sosiologi.
Objek psikologi sosial adalah
kegiatan-kegiatan sosial atau gejala-gejala sosial. Kajian utama psikologi
adalah pada persoalan kepribadian, mental, perilaku, dan dimensi-dimensi lain
yang ada dalam diri manusia sebagai individu. Sosiologi lebih mengabdikan
kajiannya pada budaya dan struktur sosial yang keduanya mempengaruhi interaksi,
perilaku, dan kepribadian. Kedua bidang ilmu tersebut bertemu di daerah yang
dinamakan psikologi sosial. Dengan demikian para psikolog berwenang merambah
bidang ini, demikian pula para sosiolog. Namun karena perbedaan latar belakang
maka para psikolog akan menekankan pengaruh situasi sosial terhadap proses
dasar psikologikal (persepsi, kognisi, emosi) sedangkan para sosiolog akan
lebih menekankan pada bagaimana budaya dan struktur sosial mempengaruhi
perilaku dan interaksi para individu dalam konteks sosial, dan lalu bagaimana
pola perilaku dan interaksi tadi mengubah budaya dan struktur sosial. Jadi
psikologi akan cenderung memusatkan pada atribut dinamis dari seseorang
Psikologi sosial menurut Sears (1985:35)
memelajari perilaku manusia dalam interaksinya sebagai individu dengan individu
lain secara personal, dengan kelompok, dan dalam kelompok, serta memelajari
perilaku manusia sebagai kelompok dengan kelompok lain dalam masyarakat.
Termasuk dalam lingkup ini adalah memelajari bagaimana perilaku seseorang dapat
berbeda dari biasanya ketika ia sedang dalam kelompok. Atau memelajari
bagaimana antar kelompok sosial sering kali terjadi pertikaian. Identitas diri,
identitas sosial, konformitas, agresivitas, gender, budaya, adalah beberapa
variabel yang menjadi fokus kajian psikologi sosial. Bidang psikologi sosial
mempunyai 3 ruang lingkup kajian yaitu
1. Studi
tentang pengaruh sosial terhadap proses individu.
Psikologi sosial mengkaji lebih dalam
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses individu, contohnya studi tentang
persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat).
a. Persepsi
Menurut Gibson dalam Ahmadi
(2006:35) definisi persepsi adalah
proses kognitif yang dipergunakan oleh individu untuk menafsirkan dan memahami
dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga menjelaskan bahwa persepsi
merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena
itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun
objeknya sama.
b. Motivasi
Motivasi
adalah suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan dari dalam diri
seorang individu karena mendapatkan dukungan dari orang lain atau dari segala
sesuatu yang mampu memberikannya inspirasi dan semangat untuk lebih maju.
Wasty (2006:212) menarik kesimpulan, motivasi adalah
suatu proses yang tersimpul, salah satu proses yang bertalian dengan a
mediating variable. Motivasi ini tak dapat diamati secara langsung, namun
tersimpul dari tingkah laku yang tampak. Kita menggunakan konsep motivasi untuk
menerapkan tenaga yang mendasari perubahan dalam tingkah laku.
c. Atribusi
Menurut Hanurawan (2006:36) atribusi
meupakan sifat yang menjadi ciri khas suatu benda atau orang. Suatu proses bagaimana
seseorang mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku orang lain. Sebuah
teori kognitif yang telah digunakan untuk menjelaskan bagaimana
seorang menejer menginterpretasikan informasi mengenai kinerja seorang bawahan
dan memutuskan bagimana akan bereaksi terhadap bawahan tersebut.
2. Studi
tentang proses-proses individual bersama.
Studi ini meliputi hal-hal yang
berkaitan dengan proses individual bersama seperti bahasa, sikap sosial, dan
perilaku meniru. Sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang
nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial. Sikap sosial adalah kesadaran individu
yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek
sosial. Hal ini terjadi bukan saja pada orang-orang lain dalam satu masyarakat.
3. Studi
tentang interaksi kelompok.
Interaksi kelompok misalnya
kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan
persaingan.
G.
SOSIOLOGI
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius
yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini
dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours
De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Basrowi (2005:11) menjelaskan
pengertian sosiologi adalah ilmu yang mengkaji interaksi manusia dengan manusia
lain dalam kelompok (seperti keluarga, kelas sosial, atau masyarakat) dan
produk-produk yang timbul dari interaksi tersebut seperti nilai, norma, serta
kebiasaan-kebiasaan yang dianut oleh kelompok atau masyarakat tersebut.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki
budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan
perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang
dibangunnya.Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan
kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di
kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi
politik, ekonomi, sosial.
Ruang
lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan
kelompok di lingkugan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika
dihubungkan dengan ilmu sosial yang lain yaitu:
1. Ekonomi beserta kegiatan usahanya
secara prinsipil yang berhubungan dengan produksi, distribusi,dan penggunaan
sumber-sumber kekayaan alam.
2. Masalah manajemen yaitu pihak-pihak
yang membuat kajian, berkaitan dengan apa yang dialami warganya.
3. Persoalan sejarah yaitu berhubungan
dengan catatan kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya
yang tercatat.
Definisi sosiologi memberikan gambaran
objek kajian sosiologi yang sangat rumit dan luas. Objek kajian sosiologi yang
utama adalah masyarakat. Berdasarkan batasan di atas, maka ruang lingkup kajian
sosiologi yaitu:
1. Struktur
sosial (jalinan dari seluruh unsur-unsur sosial)
2. Unsur-unsur
sosial seperti norma/kaidah sosial, lembaga sosial, kelompok sosial, dan
lapisan sosial.
3. Proses
sosial (pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama)
4. Perubahan
sosial
Segala perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga
sosial dalam masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial seperti nilai dan
sikap.
Sosiologi
menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya.
Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah, sepanjang
kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup
kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari
kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan
mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor,
prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara di masa yang akan datang.
Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang
kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman
yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu
ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar,
mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor
tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap
analisis sosiologi.
H.
SEJARAH
Di
Eropa, sejarah dikenal dengan istilah history
(Inggris), histoire (Perancis ), storia (Italia) , semuanya berasal dari
bahasa Yunani yaitu historia yang
artinya orang pandai. Sementara dalam bahasa Belanda sejarah disebut dengan geschiedenis (terjadi), dalam bahasa
Jerman disebut geschichate (sesuatu
yang terjadi ). Dengan demikian sejarah dapat di artikan sebagai kejadian masa
lampau dari kehidupan manusia. Akan tetapi tidak semua kejadian masa lampau
dapat masuk kedalam ruang lingkup sejarah. yang masuk kedalam sejarah adalah
kejadian-kejadian yang mempunyai pengaruh besar pada masanya dan masa-masa
berikutnya
Unsur
terpenting dari sejarah adalah kejadian masa lalu , maka yang menjadi konsep
dasar sejarah adalah waktu (time ), ruang (space), kegiatan Manusia ( human
activities), perubahan ( change) dan kesinambungan (continuity). Adapun karakteristik
dari mata pelajaran sejarah diantaranya adalah:
1. Sejarah terkait dengan peristiwa
masa lampau : materi pokok pembelajaran sejarah adalah produk masa kini dalam
bentuk rekontruksi peristiwa peristiwa masa lampau berdasarkan sumber-sumber
yang ada .
2. Bersifat kronologi : dalam
mengorganisasikan materi pembelajaran harus berdasarkan urutan waktu kejadian .
Dalam
Samlawi
(1998: 11) sejarah terdapat 3 unsur pokok yaitu manusia,
ruang dan waktu. Untuk itu sejarah erat hubungannya dengan jawaban dari pertanyan-pertanyan
what (apa), who (siapa), when (kapan), where (dimana), why (mengapa), dan how
(bagaimana). Presfektif waktu dalam sejarah adalah waktu lampau yang terus
berkesinambungan, dimana waktu dilihat sebagai sebuah garis linier (lurus).
Dengan demikian, sejarah di lihat sebagai sebuah sebuah proses yang terus
berjalan dari masa lampau ke masa kini dan ke masa yang akan datang.
Sejarah berkaitan
dengan peristiwa masa lalu. Sejarah merekam sejumlah aspek kejadian, baik aspek
sosial, budaya, geografi, ekonomi, maupun politik. Oleh karena itu sejarah
sering dipandang sebagai fondasi atau komponen dari semua ilmu sosial. Konsep
utama dalam sejarah adalah waktu dan kejadian. Namun tidak semua hal tentang
masa lalu dapat disebut sejarah. Cerita atau dongeng yang bersifat fiktif
tentang masa lalu atau diragukan fakta pembuaktiannya tidak tepat untuk dapat
disebut sejarah sebagai pengajaran. Sejarah yang baik menceritakan tentang
orang dan kejadian dalam semangat pengkajian sehingga mendorong pendengar atau
pembacanya berfikir kritis tentang apa yang benar-benar terjadi, mengapa, dan
apa artinya. Jadi sejarah sebagai ilmu sosial harus membangkitkan kajian kritis
terhadap peristiwa masa lalu.
Sejarah memberikan
ilmu pengetahuan sosial tentang kumpulan pengetahuan masa lalu, yang memberikan
pandangan bermakna terhadap apa yang sedang terjadi pada saat ini dan apa yang
diharapkan pada masa datang. Hal ini dapat merupakan penjelasan tentang
hubungan sebab akibat dari peristiwa (kejadian). Peristiwa-peristiwa tidak
pernah terjadi dalam suatu kekosongan, melainkan ada sesuatu yang harus
menimbulkan peristiwa dan ada sesuatu yang lain yang akan dipengaruhi olehnya.
Sejarah sesungguhnya melekat pada tiap
benda, tiap diri makhluk hidup, baik yang hidup dan tak hidup, tiap fenomena di
alam raya ini. Mengapa demikian? Jawabannya, tiap benda, tiap diri dan tiap
fenomena tersebut memiliki riwayat, asal-usul menyangkut proses, peristiwa dan
waktu. Dengan perkataan lain, tiap apa yang ada di alam raya ini memiliki sejarah
masing-masing, atau paling tidak riwayat asal-ususlnya. Namun demikian, pada
mata kuliah IPS, sejarah ini terutama di tunjukan pada pembahasan dan kehidupan
manusia dalam konteks sosialnya. Oleh karena itu, pembahasan disini lebih
menitikberatkan pada sejarah pada salah satu bidang ilmu social yang dapat
dikonsepkan sebagai ilmu sejarah.
Sebelum kita menelaah sejarah sebagi
ilmu, dalam hal ini bidang ilmu dari ilmu-ilmu sosisal, lebih dahulu kita akan
menelaah apa sesungguhnya sejarah itu. Hugiono
dan P.K. Poerwantanata (1987 : 9)
mendefinisiskan sejarah sebagai berikut “ sejarah adalah gambaran
tenteng peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami manusia, di susun secara
ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis sehingga
mudah di mengerti dan di pahami”.
Sedangkan Sartono Kartodirjo (1992 : 59)
secara singkat mengkonsepkan “ sejarah sebagai pelbagi bentuk penggambaran
kolektif pada masa lampau” . Dan pada sisi lain Epharain Fischoff ( Faicarid,
H.P., dkk : 1982 : 141) mengemukakan “ sejarah adalah riwayat tentang masa
lampau atau masa suatu bidang ilmu yang menyelidiki dan menuturkan riwayat itu
sesuai dengan metode tertentu yang terpercaya”.
Berdasarkan konsep-konsep yang telah
dikemukakan tadi, kunci dalam pengertian sejarah terletak pada masa lampau,
baik peristiwa, pengalaman kolektif, maupun riwayat masa lampau tersebut.
Secara singkat sejarah itu berkenaan dengan peristiwa masa lampau tentang
kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Dalam konteks tadi, peristiwa atau
pengalaman kolektif atau riwayat masa lampu itu tidak hanya digambarkan ataupun
dinarasikan sebagai suatu fakta, melainkan ditafsirkan dan di analisis, bahkan
juga diteliti dengan menerapkan metode tertentu yang sesuai. Oleh karena itu
sejarah ini tidak hanya sebagai pengetahuan, melainkan memenuhi syarat juga
sebagai bidang ilmu. Dalam hal ini termasuk bidang ilmu social.
Secara objektif, suatu peristiwa ataupun
pengalaman hidup di masa lampau tidak dapat di ulanag kembali. Namun dengan
menerapkan suatu metode, peristiwa atau pengalaman tersebut dapat
direkonstruksi, disusun kembali. Secara murni tentu saja hasil rekonstruksi itu
tidak merupakan duplikat sebagaimana aslinya. Namun paling tidak secara
mencolok. Ungkapan sejarah berulang dan mengambil pelajaran dari sejarah, hal
tersebut merupakan kesadaran dari kita manusia, bahwa hal-hal tertentu sebagai
pengalaman masa lampau, mungkin terjadi atau berulang untuk diwaspadai,
khususnya berkenaan dengan peristiwa-peristiwa yang membawa laknat bagi
kehidupan umat manusia. Sedangkan peristiwa masa lamapu itu, tidak akan mungkin
terulang kembali. Apa yang telah terjadi, telah menjadi fakta sejarah. Sebagai
suatu kesadaran, kita wajib waspada terhadap pengalam sejarah yang membawa
laknat bagi kehidupan umat manusia.
Suatu makna yang berharga, dengan
mempelajari peritiwa dan pengalaman masa lampau dan dihubungkan dengan kejadian
serta pengalaman actual hari ini, kita dapat mengetahui dan mengakaji
perkembangan. Dari perkembangan tersebut, kita dapat memprekdisi kejadian-kejadian
masa yang akan datang. Dengan menelaah sejarah pertumbuhan (penduduk, produksi,
perluasan kota), mulai masa lampau sampai saat ini kita dapat memprekdisi atau
paling tidak melihat kecenderungan masa yang akan dating. Dalam hal ini,
belajar, memepelajari, dan mengakaji sejarah, bukan merupakan kegiatan yang
statis,
malah justru merupakan suatu telaahan yang dinamis ke masa yang akan datang.
Sejarah sebgai bidang ilmu sosial,
memiliki konsep dasar yang menjadi karakter dirinya, dan yang dapat dibina pada
diri kita masing-masing, terutama pada diri peserta didik. Konsep-konsep dasar
itu adalah :
1. Waktu
2. Dokumen
3. Alur
peristiwa
4. Kronologi
5. Peta
6. Tahap-tahap
peradaban
7. Ruang
8. Evolusi
9. Revolusi
Bahkan waktu merupakan konsep dasar pada
sejarah, peristiwa itu tidak dapat dikatakan sebagai fenomena dan fakta sejarah
jika tidak dinyatakan waktu terjadinya, terutama waktu yang menunjukan waktu
masa lampau. Waktu terutama waktu masa lampau, menjelaskan sifat, bobot, dan
warna peristiwa yang bersangkutan. Peristiwa sejarah dapat dinyatakan sebagai
sejarah apabila apabila terkait dengan waktu ini.
Konsep yang paling melekat pada waktu
adalah runag meskipun secara karakteristik konsep ruang lebih mendekat dengan
geografi. Pada abad XVIII, seorang ahli filsafat jerman mengemukakan bahwa
sejarah dengan geografi merupakan ilmu
dwi tunggal , artinya penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi
waktunya, tidak dapat dilepas dari ruang waktu terjadinya. Sejarah
mengungkapkan kapan terjadinya sedangkan geografi merupakan petunjuk dimana
peristiwa itu terjadi. Kesatuan kedua konsep tersebut, memberikan petunjuk
tentang karakter peristiwa yang ditelaah. Oleh karena itu peta menjadi alat
bantu tentang lokasi suatu peristiwa itu terjadi.
Selanjutnya konsep peristiwa tidak lain
adalah suatu rentetan peristiwa atau rentetan pengalaman sejarah masa lampau
berdasarkan urutan waktu terjadinya.
Atau dengan ungkapan konsep yang lain yaitu kronologi peristiwa atau pengalaman
masa lampau. Konsep alur dan peristiwa mengungkapkan dinamika peristiwa atau
pengalaman sejarah dari waktu ke waktu yang menunjukan perkembangan serta
perubahannya. Penerapan dan pengungkapan peristiwa berdasarkan konsep alaur
peristiwa serta kronologi waktunya, selain dapat mengungkapkan prosesnya juga
dapat mengungkapkan kecepatan proses tersebut apakah peristiwa atau pengalaman
sejarah itu berlangsung lambat atau cepat.jika peristiwa itu berlangsung sangat
cepat dapat kita sebut revolusi, sedangkan bila sangat lambat, kita sebut
evolusi.dengan demikian konsep revolusi juga merupakan suatu kata kunci yang
dapat diterapkan dalam telaah sejarah.
Dalam alur peristiwa yang menelaah
sejarah kebudayaan secara evolusi, kita juga dapat mengungkapkan tahap-tahap peradaban sebagai
perkembngan teknologi dan kemampuan teknologi masyarakat manusia dari waktu ke
waktu. Perkembangan masyarakat dari mulai tahap peramu sederhana, ke peramu
lebih maju, selanjutnya ke tahap cocok
tanam sederhana dan kemudian masyrakat pertanian
maju merupakan tahap-tahap peradaban masyarakat berdasarkan penugasan
teknologi serta sekaligus juga tahap ekonominya. Konsep tahap-tahap peradaban
ini dalam penerapan telaahan sejarah, merupakan suatu metode yang dapat
mengungkapkan perkembangan serta kemajuan suatu masyarakat. Dengan menerapkan
pendekatan sesuai dengan konsep tahap-tahap peradaban, kita dapat merumuskan
suatu generalisasi bahwa bagaimanapun sederhananya masyarakat tidak ada mandeg
budayanya, melaikan selalu mengalami perekmbangan dan kemajuan.
Berdasarkan analisis atau kronologi
tersebut dari masa lampau sampai saat ini, anada akan memprekdisi suatu
peristiwa, pengalaman atau proses kehidupan manusia di hari-hari mendatang.
Paling tidak anda dapat memperhitungkan kecenderungannya. Di sisni makna kita
mempelajari dan menganalisis sejarah . analisis kecenderungan beruypa konsep megatrends dari J. Naisbiit dan future shocks dari A. Toffler yang
terkenal itu, tidak lain adalah analisis sejarah yang kemudian memperekdisi
peristiwa yang akan dating. Jika ada pihak yang beranggapan bahwa mempelajari
sejarah itu merupakan sustu kajian yang statis, hal itu tidak benar. Justru
analisis sejarah itu suatu analisis yang dinamis.
GLOSARIUM
Akademisi Orang yang
berpendidikan tinggi anggota akademi
Alternatif Pilihan
di antara dua atau beberapa kemungkinan
Analisis Penyelidikan thd suatu peristiwa (karangan, perbuatan,
dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,
dsb);
Antropologi Dalam pengertian paling luas, lapangan
kajian yang mencakup antropologi sosial atau kebudayaan, antropologi linguistik, arkeologi prasejarah, dan
antropologi biologi atau fisik.
Antroposfer
Lapisan manusia yang merupakan tema
sentral di antara sfera-ftera. Karena kajian geografi merupakan tema sentral,
maka kajian geografis sering disebut antroposentris.
Atmosfer Lapisan gas
yang melingkupi sebuah planet,
termasuk bumi,
dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa.
Biosfer Bagian
luar dari planet Bumi, mencakup udara,
daratan,
dan air,
yang memungkinkan kehidupan
dan proses biotik
berlangsung. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi,
biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan
hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer
(batuan), hidrosfer
(air), dan atmosfer
(udara) Bumi. Bumi
hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui yang mendukung
kehidupan.
Determinisme Hal menentukan
(menetapkan, memastikan tujuan)
Empiris Berdasarkan
pengalaman (terutama yang diperoleh dari penemuan, percobaan, pengamatan yang
telah dilakukan)
Esensial Perlu
sekali, mendasar, hakiki
Fakta Hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar
ada atau terjadi.
Fenomena
geosfer Fenomena-
fenomena geosfer itu adalah kejadian- kejadian alam yang menyangkut, Litosfer,
Atmosfer, Biosfer, Antroposfer, dan Hidrosfer.
Fenomena Fenomena adalah
rangkaian peristiwa serta bentuk keadaan yang dapat diamati dan dinilai lewat
kaca mata ilmiah atau lewat disiplin ilmu tertentu. Fenomena terjadi di semua
tempat yang bisa diamati oleh manusia.
Fundamental bersifat dasar
(pokok) mendasar
Globalisme Paham kebijakan
nasional yang memperlakukan seluruh dunia sebagai lingkungan yang layak
diperhitungkan, terutama untuk bidang ekonomi dan politik
Hidrosfer Lapisan air yang ada di permukaan bumi.
Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere
yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi
meliputi danau,
sungai,
laut,
lautan,
salju
atau gletser,
air tanah
dan uap air yang terdapat di lapisan
udara.
Historis Berkenaan dengan
sejarah; bertalian atau ada hubungannya dengan masa lampau, bersejarah
Hubungan
Kausal Hubungan
sebab akibat
Ilmiah Suatu usaha untuk mengumpulkan,
mencatat dan menganalisa sesuatu masalah.Suatu penyelidikan secara sistematis,
atau dengan giat dan berdasarkan ilmu pengetahuan mengenai sifat-sifat daripada
kejadian atau keadaan-keadaan dengan maksud untuk akan menetapkan faktor-faktor
pokok atau akan menemukan paham-paham baru dalam mengembangkan metode-metode
baru.
Kebudayaan Totalitas
pikiran, kemampuan, dan objek yang dimiliki bersama oleh suatu komuniti atau
masyarakat.
Kelompok Istilah Mary
Douglas untuk dimensi kendala terhadap individu sebagai anggota kelompok.
Kognisi Kegiatan
atau proses memperoleh pengetahuan (termasuk kesadaran, perasaan, dsb) atau
usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri, Sos proses, pengenalan, dan penafsiran
lingkungan oleh seseorang, hasil pemerolehan pengetahuan
Kolektif Secara bersama, secara gabungan.
Konformitas Persesuaian; kecocokan,
kesesuaian sikap dan perilaku dengan nilai dan kaidah yang berlaku
Konsep Gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang
ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.
Korologi Pengkajian
sebaran makhluk hidup secara geografis
Kronologi Urutan waktu dr sejumlah kejadian atau peristiwa
Litosfer Kulit terluar dari planet
berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani,
lithos yang berarti berbatu, dan sphere yang berarti padat.
Masyarakat Satuan sosial yang ekuivalen dengan kelompok
dengan berbagai bahasa, suatu isolat kebudayaan atau negara-bangsa. Hubungan
sosial antara anggota dalam kesatuan sosial.
Metode Cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan;
Nilai
Sosial Nilai-nilai
yang diperoleh orang melalui keanggotaan dalam komunitas atau masyarakat.
Normatif Berpegang
teguh pada norma; menurut norma atau kaidah yang berlaku
Objektif Mengenai
keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi.
Proses
Sosial Istilah
umum yang digunakan untuk perubahan-perubahan siklis dalam masyarakat atau
perubahan dalam masyarakat sepanjang waktu.
Struktur Sosial Hubungan
antara unsur-unsur masyarakat, baik dengan rujukan pada individu tertentu
maupun status yang mereka sandang.
DAFTAR
PUSTAKA
Bachtiar, Wardi. 2006. Sosiologi Klasik. Bandung:Rosda Karya.
Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia
Boeree, G. 2006. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Prismasophie
Hanurawan, A. 2006. Psikologi Sosial.
Jakarta: Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. 2005. Pengantar
Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Saifuddin, A. 2006. Antropologi Kontemporer: Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma.
Jakarta: Kencana
Samawi, F. (1998). Pengelolaan pusat
sumber belajar/laboratorium PKN dan IPS. Makalah lokakarya PGSD FIP UNY..
Yogyakarta.
Sears, D. 1985. Psikologi Sosial Jilid 2, Alih
bahasa: Adryanto. Jakarta: Erlangga
Sumaatmadja Nursid. 2008. Konsep Dasar IPS. Jakarta : Universitas
Terbuka, Departemen Pendidikan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar