Rabu, 25 April 2012

Konsep Dasar Pengukuran



BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Benda-benda seperti mistar, arloji, stopwatch, timbangan, thermometer merupakan benda-benda yang banyak digunakan di dalam pengukuran. Benda-benda tersebut dapat memudahkan manusia dalam kegiatan pengukuran.  Pengukuran sering kali digunakan di dalam kehidupan sehari-hari.
Dewasa ini, pengukuran kurang dapat perhatian yang lebih dan sering di kesampingkan. Banyak yang menganggap pengukuran hanyalah  terbatas untuk menghitung, tetapi sebenarnya pengukuran jauh lebih luas daripada yang orang pikirkan. Bahkan terkadang seseorang kurang mengenal mengenai alat ukur yang saat ini sudah banyak dijumpai. Sehingga terkadang dalam menggunakan alat ukur di dalam kehidupan sehari-hari pun sering kali terjadi kesalahan dalam menggunakannya.
Idealnya, semua kalangan harus memahami pengertian pengukuran yang sebenarnya dan mengaplikasikan secara tepat di kehidupan sehari-hari. Pengukuran juga banyak diterapkan dalam dunia sains dan teknik. Tanpa sistem dan metode pengukuran, dunia sains dan teknik tidak akan mengalami kemajuan. Diharapkan, pengukuran dapat digunakan semua orang secara tepat baik dari perhitungan sederhana maupun perhitungan transaksi ekonomi dalam jutaan waktu.


1.2    Rumusan masalah
1.2.1        Apa pengertian pengukuran ?
1.2.2        Bagaimana sistem yang digunakan dalam pengukuran?
1.2.3        Apa saja alat-alat yang digunakan di dalam pengukuran?
1.2.4        Bagaimana teknik pengukuran yang benar?
1.2.5        Apa saja yang termasuk dalam besaran dan satuan pengukuran?
1.2.6        Apa saja yang termasuk dalam pengukuran?


1.3    Tujuan
1.3.1        Menjelaskan pengertian pengukuran.
1.3.2        Memahami sistem pengukuran.
1.3.3        Mendeskripsikan alat-alat yang digunakan dalam pengukuran.
1.3.4        Menjelaskan  teknik dalam mpengukuran.
1.3.5        Mendeskripsikan besaran dan satuan pengukuran.
1.3.6        Mendeskripsikan  macam-macam pengukuran.








BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengukuran
Pengukuran adalah penerapan suatu nilai bilangan berdasarkan sifat suatu objek. Misalnya panjang sebuah pensil, luas sebidang tanah, volume botol kecap, dll. Dalam pengukuran yang lebih luas, pengukuran merupakan bentuk penggunaan sebuah bilangan berdasarkan karakteristik suatu situasi. Misalnya penetapan indeks harga untuk konsumen oleh produsen lain.
Pengukuran merupakan salah satu bentuk aplikasi matematika yang paling luas. Karena, pengukuran ibarat jembatan yang menghubungkan areal matematika sekolah dengan geometri dan bilangan. Pengukuran juga membantu mengkoneksikan idea pada matematika dengan disiplin ilmu di luar matematika. Contohnya ketika muncul pertanyaan dari seorang murid, berapa jauh jarak rumah ke sekolah? Atau berapa tinggi badan para pemain tim sepak bola sekolahnya? Dan lain sebagainya.
2.2    Sistem Pengukuran
Sebagai suatu sistem, pengukuran memuat besaran dan satuan pengukuran serta teknik pengukuran. Besaran dan satuan pengukuran merupakan standar yang dipakai dalam pengukuran. Ketika kita mengukur sesuatu maka sifat dari sesuatu yang diukur itu dihubungkan dengan standar yang dipakai dalam mengukur. Misalnya tinggi pohon diukur dalam satuan meter atau kaki (foot), massa sebuah benda seberat 50 kg, dan lain-lain.

Teknik pengukuran merupakan cara yang dipakai untuk menentukan sebuah ukuran. Misalnya menjumlahkan, mengestimasi, menggunakan formula, atau menggunakan alat-alat ukur. Saat kita menyebut banyaknya penumpang yang bisa duduk dalam sebuah kendaraan umum berarti sedang bekerja dengan teknik pengukuran yang berupa menghitung (counting) penumpang. Apabila seorang murid sekolah sedang bekerja menghitung luas sebuah bangun berbentuk persegi panjang, maka ia sedang mengukur dengan teknik formula. Ada pula seorang siswa yang bisa menduga tinggi badan gurunya berapa kali tinggi badannya, maka ia sedang melakukan estimasi. Adapun alat-alat ukur merupakan teknik pengukuran dalam bentuk perkakas yang paling akrab dipakai untuk mengukur. Misalnya mistar, pita pengukuran, jam, stopwatch, dll.
Selama berabad-abad manusia telah mengembangkan berbagai macam sistem pengukuran yang dapat diterima di seluruh dunia. Pengukuran digunakan untuk menaksir hal-hal yang bersifat fisik seperti panjang, berat, waktu, kecepatan, tekanan, daya listrik, dsb. Para ahli menggunakan pengukuran untuk meneliti besaran secara matematis. Dalam melakukan pengukuran, juga harus diperhatikan hubungan dengan satuan-satuan tertentu.
2.2.1        Satuan-satuan permulaan yang digunakan
Satuan-satuan panjang pertama yang ada didasarkan pada bagian-bagian tubuh manusia. Satuan berat, volum, dan daya dikembangkan berdasarkan alat-alat pengangkutan atau dari jumlah-jumlah dari seseorang atau seekor hewan dapat diangkut. Daya kuda, misalnya untuk satuan daya mesin didasarkan pada kekuatan yang dihasilkan oleh seekor kuda pada saat menari sebuah benda.
Pada tahun 221 SM, Kaisar Cina Shih Huang Thi menentukan standar-standar untuk sistem ukuran berat Cina misal untuk mengukur anggur atau biji-bijian. Besaran-besaran berat dikembangkan sejalan dengan perdagangan yang dilakukan oleh manusia. Ukuran berat standar yang digunakan pertama kali ditemukan oleh angsa Babilonia dan Bangsa Sumeris,dan menyebar hingga ke Timur Tengah. Minae merupakan satuan berat standar yang digunakan. Minae dikatakan mendekati 640 gr namun ada juga yang menyatakan 978gr. Satuan tersebut dibagi menjadi 60 bagian yang kemudian setiap bagoan dinamakan siqlu. Sedangkan 60 minae yang digabungkan menjadi satu dinamakan biltu.
Koin-koin yang digunakan untuk berdaganng dikembangkan dari berat yang tetap, dan seringkali diberi nama yang baru yang diadaptasi dari satuan-satuan yang telah ada sebelumnya. Siqlu misalnya menjadi shekel, dan biltu dalam koin yunani menjadi Talent.
2.2.2        Satuan zaman imperial
Peagang-pedagang Eropa pada zaman pertengahan menciptakan sebuah sistem yang disebut avoirduvois. Sistem pengukuran ini merupakan salah satu dari banyak sistem pengukuran yang kemudian menjadi pengukuran kerajaan Inggris.
Sistem Imperial didasarkan pada satuan-satuan seperti inci, pon, dan pint (0,568 L) yang digunakan secara luas lebih dari 750 tahun. Sistem ini secara resmi diperkenalkan pada magna charta 1215, dan terakhir diperbaharui pada 1968. Satuan-satuan besar dan keil dalam sistem Imperial memiliki hubungan-hibingan yag sangat tidak lazim yang tidak mengikuti apapun. Panjang sebuah kaki misalnya, sama dengan 12 inci, tetapi 1 yard sama dengan 3 kaki dan 1 mil sama dengan 1760 yard. Lagi pula, definisi-definisi satuan imperial berbeda setiap negara. Sehingga menyulitkan untuk pengembangannya. Sehingga para ahli lebih memilih untuk menggunakan sistem metrik.
2.2.3        Sebuah sistem yang berlaku untuk semuanya
Saat ini, sistem Imperial telah digantikan oleh sistem metrik dan sistem yang terdefinisi secara ilmiah, yaitu satuan-satuan Sistem Internasional. Sistem metrik adalah sistem pengukuran standar yang paling standar digunakan dan dengan cepat terkenal secara luas. Dalam sistem metrik, panjang ditentukan dalam satuan meter, massa dalam kilogram, waktu dalam detik dan daya dalam ampere. Sistem ini konsisten karena didasarkan pada besaran yang tidak pernah berubah-ubah seperti kandungan materi dalam atom tertentu atau sinar laser.
Satuan paling utama dalam sistem metric ialah meter. Pada abad ke 20, meter juga digunakan untuk panjang gelombang sehingga ditemukan satuan-satuan yang sulit terbayangkan untuk orang awam, yakni hingga nano meter (lebih kecil dari 1/1.000.000.000 meter). Pada saat penghitungan ini, para ahli menggunakan istilah-istilah tertentu, seperti mega (untuk pangkat satu juta) dan mikro (untuk pangkat satu per sejuta).
Luas-luas daerah dihitung dengan cara panjang satu sisi dikalikan dengan panjang satu sisi yang lainnya. Jadi luas daerah pada sistem metrik dinyatakan dalam meter kuadrat. Untuk massa digunakan satuan kilogram (untuk satuan SI), sedangkan berat menggunakan satuan Newton.
Manusia primitif menandakan waktu hanya berdasarkan hari, malam, dan musim. Namun, sejalan dengan waktu manusia mulai menciptakan kalender untuk menandai waktu dan tahun. Satu tahun dibagi ke dalam bulan, sesuai dengan penyusutan dan pembesaran bulan. Kalender bangsa barat, muslim, dan yahudi telah diperbarui sejak zaman Romawi dan sekarang bertambah hanya 1 dari 3200 tahun sekali. Penghitung modern yang cukup akurat ialah jam-jam yang mengandung kristal Quartz, jam-jam atom yang merupakan turunan jam Quartz sangat akuran penghitungannya sehingga jam-jam jenis ini akan kehilangan atau kelebihan 1 detik setiap 1,7 juta tahun.
Ssistem metrik juga menentukan satuan Joule untuk besarnya energi, Kelvin dan Celcius untuk suhu, dan candela untuk mengukur intensitas cahaya.
2.2.4        Sistem-sistem pengukuran dengan menggunakan tubuh
Satuan standar pengukuran yang paling awal ialah cubit (Mesir, 5000 SM) yang didasarkan pada panjang tangan dan lengan seseorang. Untuk Yunani mereka menggunakan panjang jari sebagai dasar pengukuran. Sementara bangsa Romawi membagi kaki menjadi 12 inci.

2.3    Alat-alat pengukuran
Alat pengukuran yang akurat sangatlah penting untuk mencatat data-data fisik.


2.3.1        Peralatan-peralatan kuno dan modern
Alat-alat pengukuran modern dikembangkan sepanjang waktu untuk memungkinkan perkembangan lebih lanjut. Dengan bantuan alat-alat tersebut, manusia dapat mendaratkan pesawat di bulan, menggunakan peralatan pilot otomatis, dan juga membuat terowongan di bawah laut dan dengan tepat dapat saling bertemu di tempat yang telah ditentukan.
Sepanjang sejarah, sistem-sistem pengukuran telah menggunakan berbagai peralatan yang dibuat mulai dari bahan seperti batu, dan kuningan sampai dengan yang dibuat dari bahan plastik. Banyak dari peralatan ini dibuat mengikuti panjang-panjang standar yang ditetapkan para penguasa pada saat itu.
Bangsa Mesir menggunakan standar untuk satuan cubit yang sebenarya bertentangan dengan semua tongkat pengukur resmi yang telah diperbandingkan di seluruh penjuru Mesir.efisisensi pengukurannya dapat dilihat dari ketepatan pengukuran yang digunakan dalam konstruksi rumit Piramida.
Sekarang, jarak dapat diukur tanpa pita pengukur ataupun penggaris. Alat ukur yang ada sekarang ini, mislnya memancarkan sinar ultrasonik yang melaju dengan kecepatan suara, membentur sebuah benda, yang membalikkan sinyalnya kepada sensor pengukuran. Peralatan=peralatan yang dalam alat ini mencatat waktu yang dihabiskan untuk mencapai suatu benda, dan dari data tersebut alat ini menghitung jarak yang sebenarnya ke benda tadi.


2.4    Teknik Pengukuran
Di dalam pengukuran, tidak semua satuan menggunakan satuan baku, tetapi seringkali menggunakan satuan tak baku. Teknik pengukuran dalam bentuk estimasi merupakan kelanjutan dari kegiatan mengukur dalam bentuk mencacah. Estimasi menjadi aktivitas paling dominan dalam pengukuran dengan menggunakan bilangan bila tidak dipakai alat ukur baku. Estimasi pengukuran dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti memperkirakan lama perjalanan dari rumah ke sekolah, memperkirakan jarak perjalanan, menduga tinggi gedung menurut satuan tertentu.
Teknik pengukuran dengan menggunakan formula semakin sering digunakan untuk mengukur bangun geometri yang telah diketahui atau dapat dicari formula pengukurannya. Seiring dengan adanya kalkulus sebagai wujud perkembangan matematika, teknik formula dikembangkan dengan konsep integral untuk menghitung panjangm luas, daerah, dan volume benda.
Teknik pengukuran juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat pengukur deperti mistar pengukur ketinggian, pita pengukur untuk mengukur kain dengan satuan pengukuran yang baku, timbangan badan untuk mengukur massa seseorang, dan busur untuk mengukur besar sudut dalam suatu gambar geometri.
Teknik pengukuran juga dapat dilakukan menggunakan jangka sorong. Jangka sorong terdiri atas rahang atas dan rahang bawah yang berfungsi untuk mengukur kedalaman, ketebalan, atau diameter suatu benda. Pada rahang bawah yang biasa disorongkan memuat skala yang disebut nonius atau vernier. Rahang ini berfungsi untuk mengukur kedalaman bejana dan sejenisnya. Panjang skala nonius adalah 9mm dengan ketelitian 0,1mm.
2.5    Besaran dan Satuan Pengukuran
Besaran pengukuran dapat diartikan sebagai jenis pengukuran yang ditetapkan pada suatu keadaan atau suatu benda. Misalnya, besaran panjang merupakan jenis pengukuran tentang panjang pendeknya suatu keadaan. Misalnya mengukur tali. Besaran massa merupakan jenis pengukuran tentang berat ringanya suatu benda. Besaran waktu sebagai jenis pengukuran tentang cepat lambatnya suatu pergerakan. Besaran suhu sebagai jenis pengukuran tentang panas dinginnya suatu benda. Besaran luas  sebagai jenis pengukuran tentang lapang sempitnya suatu bidang. Besaran volume sabagai jenis pengukuran tentang kapasitas ruang yang bisa ditempati objek.
Besaran-besaran itu memiliki nilai atau satuan pengukuran. Dengan kata lain, satuan pengukuran merupakan kuantitas dari suatu besaran pengukuran.
Botol A penuh berisi air. Untuk mengetahui kuantitas air yang terdapat dalam botol A dilakukan pengukuran volume. Caranya adalah dengan menuangkan air dalam botol itu ke beberapa gelas yang memiliki volume sama. Jika air dalam botol tertuang habis kedalam 3 gelas, maka dikatakan bahwa volume botol A tersebut adalah 3 gelas air. Dalam hal ini gelas dipakai sebagai satuan dari volume.
Satuan pengukuran panjang yang paling tua dipergunakan orang dengan didasarkan pada bagian-bagian anggota tubuh manusia. Misalnya, satuan jengkal, depa, hasta, atau kaki.
a. Digit: satu digit menyatakan lebar sebuah jari. Ada 4 digit dalam satu telapak tangan.
b. Jengkal: jarak paling panjang antara ujung jempol tangan dengan ujung kelingking tangan, yang panjangnya kurang lebih 20 cm.
c. Hasta: ukuran sepanjang lengan bawah dari siku sampai ke ujung jari tengah. Biasanya berkisar 40-50 cm (= ¼ depa).
d. Depa: ukuran sepanjang kedua belah tangan mengendap dari ujung jari tengah kanan sampai ke ujung jari tengah kiri. ( = 4 hasta = 6 kaki).
e. Kepala: ukuran tinggi kepala untuk menggambarkan tinggi dari dua orang. Misalnya untuk mengukur susunan ketinggian tempat duduk dalam sebuah ruang teater atau bioskop.
f. Telapak tangan: ukuran lebar telapak tangan yang dirapatkan dari sisi telapak tangan bawah hingga ke sisi jempol tangan.  Biasanya jama dahulu digunakan untuk mengukur tinggi kuda.
g. Kaki: ukuran panjang sebuah kaki yang mendekati 30 cm atau 48 cm.
Satuan pengukuran dengan menggunakan anggota tubuh merupakan satuan pengukuran sembaran (arbitary units). Karena satuan ini tidak baku dipakai secara umum di semua tempat di bumi ini. Artinya pemakaian satuan ini bisa berbeda dari satu pemakai dengan pemakai lainnya seperti ukuran tubuh jengkal, hasta, atau depa yang berbeda setiap orangnya. Tetapi bisa juga menyamakan dalam hal besar, warna, berat, dll. Misalnya, beberapa negara menggunakan satuan kelereng untuk mengukur berat, warna jingga bisa untuk batang Cuisenaire, atau menggunakan kartu pos sebagai ukuran luas.
Perubahan sistem satuan kian hari kian dibutuhkan. Karena, manusia memerlukan kekonsistenan pengukuran yang bisa diterima di mana saja. Karena itu, saat ini dikenal istilah satuan baku, yaitu sistem satuan pengukuran yang bisa diterima di seluruh tempat. Misalnya meter sebagai satuan baku untuk panjang dalam sistem metrik. Dalam metrik satuan panjang adalah meter, massa dalam kilogram, waktu dalam sekon (detik), arus dalam ampere.
Di tempat mana pun di bumi ini akan diperoleh hasil pengukuran yang sama jika bekerja dalam satuan pengukuran metrik. Sebab, sistem ini konsisten dalam kuantitas. Untuk pertama kalinya sistem ini diusulkan di Perancis 1670-an. Sistem ini didesain untuk memenuhi dua tuntutan penting, yaitu setiap unit dalam sistem satuan ini dapat diturunkan dari sebuah himpunan satuan baku yang kecil dan satuan yang besar dapat dibuat dari 10, 100, atau 1000 kali satuan yang kecil.
2.5.1        Besaran dan Satuan Pokok
Pada konferensi tahun 1960, yaitu Conference Generale des Poids et Measures (CGPM) di paris perancis menetapkan suatu sistem satuan yang dikenal dengan sebutan Sistem satuan Internasional (system Internationale d’Unites) yang disingkat SI. Sistem ini merupakan penyempurnaan dari satuan baku yang sudah ada. Dalam SI terdapat 7 buah besaran poko (dasar) dan 2 besaran tambahan serta bisa dibuat besaran atau satuan turunannya.
Besaran dan Satuan Pokok:
NO
BESARAN
SATUAN MKS
SATUAN CGS
Nama
Simbol
Nama
Simbol
Nama
Simbol
1
2
3
4
5
6
7
Panjang
Massa
Waktu
Arus Listrik
Suhu
Intensitas Cahaya
Jumlah Zat
L
M
T
I
t
cd
Mol
Meter
Kilogram
Sekon(detik)
Ampere
Kelvin
Kandela
Mole
M
kg
sec (det)
A
K
cd
Mol
Centimeter
Gram
Second(detik)
-
-
-
-
cm
gr
sec (det)
-
-
-
-

2.5.2        Besaran dan Satuan Turunan
Besaran
Satuan
Nama
Simbol
Sudut bidang datar
Sudut ruang
Radian (radial)
Steradian
rad
sr
Satuan yang baik berdasarkan kegunaan, sifat, dan kebutuhan pengukuran harus memenuhi syarat-syarat:
a. Bersifat tetap (baku), tidak mengalami perubahan wujud, dan memiliki ketelitian yang tinggi dalam keadaan apapun.
b. Mudah dibuat replikasinya (tiruannya), tetapi replika itu sama dan serupa di manapun dan kapan pun juga.
c. Bersifat Internasional, sehingga dapat dipergunakan di mana saja.
Besaran dan satuan biasanya dapat dilakukan dengan operasi perkalian, pembagian, atau pembagian dan perkalian, seperti:
a. Dalam bentuk perkalian
Basaran panjang x besaran panjang = besaran luas, sehingga
Satuan meter x satuan meter = satuan meter persegi (m2)
Atau
Besaran panjang x besaran panjang = besaran volume
Satuan meter x satuan meter = satuan meter kubik (m3)
b. Dalam bentuk pembagian
besaran panjangbesaran waktu = besaran kecepatan, maka
Satuan metersatuan detik = satuan meter / detik (m/det)
c. Dalam bentuk pembagian dan perkalian
besaran panjangbesaran waktu x besaran waktu = besaran percepatan, maka
satuan metersatuan detik x satuan detik = satuan meter per detik2 (m/det)



2.6    Satuan Panjang
Dalam SI satuan panjang dinyatakan dalam meter (m). Satuan baku untuk 1 meter ditetapkan sebagai berikut. Hasil keputusan para pakar dunia di Paris Perancis (akhir abad ke-18) menetapkan 1 meter = 110000000  x ¼ panjang lingkaran bumi. Selanjutnya mengalami penyempurnaan dengan menggunakan batang meter standar, yaitu menetapkan panjang 1 meter ini dengan menggoreskan 1 meter diatas sebatang platinaridium pada suhu 00 C yang disimpan di Serves dekat Paris Perancis.
Setelah diketahui batang meter standar dari platina iridium mengalami perubahan panjang akibat pengaruh suhu, akhirnya ditetapkan bahwa 1 meter = 1.650.763,73 x panjang gelombang cahaya yang berwarna jingga dari gas isotop-kripton-87
Beberapa satuan panjang lainnya terturut berikut ini:
1 km = 10 hm = 100 dam = 1000 m = 10000 dm = 100000 cm = 1000000 mm
1mm = 10-1 cm = 10-2 dm = 10-3 m = 10-4 dam = 10-5 hm = 10-6 km
Adapula satuan imperial seperti foot (ft) = 12 in = 0,3048 m
1 in (inch)= 25,4 mm, dan 1 mil = 5280 ft = 1,6093 km
Untuk mengukur panjang terdapat beberapa alat yang saat ini sudah dapat digunakan. Diantaranya adalah:
Selain satuan baku, terdapat juga satuan tidak baku. Satuan-satuan yang tidak standar atau tidak baku, misalnya satuan panjang depa atau jengkal. Satuan tersebut tidak baku karena tidak mempunyai ukuran yang sama untuk orang yang berbeda. Satu jengkal orang dewasa lain dengan satu jengkal anak-anak tentu saja berbeda. Itulah sebabnya jengkal dan depa tidak dijadikan satuan yang standar.
2.7    Jarak
Satuan-satuan penting seperti meter, digunakan untuk jarak, kedalaman, dan tinggi. Alat-alat pengukuran awal yang digunakan adalah kaki manusia dan langkah. Mislnya, 5 kaki orang Romawi dijadikan sebagai 1 langkah, dan 1000 langkah dijadikan sebagai 1 mill. Bangsa-bangsa  Viking mengukur kedalaman laut dalam jangkauan, atau depa (asal kata fathmr, “satu pelukan”). Seutas tali diberi beban dijatuhkan ke dalam laut. Kemudian tali yang basah diukur dalam jangkauan. Beberapa alat pengukuran waktu gelombang atau sinar infra yang membentuk benda-benda dalam jangka yang jauh dan mengubah waktu ke dalam satuan jarak. Metode-metode yang lainnya menggunakan altimeter (mencari ketinggian dengan cara membandingkan tekanan atmosfer dalam 2 tempat), radar, dan gelombang radio.
2.8    Menghitung luas
Luas daerah adalah daerah yang berada pada sebuah lempengan atau permukaan yang berupa kurva. Luas daerah dapat diukur dengan satuan-satuan seperti centimeter kuadrat (cm2) atau kaki kuadrat (sq ft). Di dalam sistem matrik, satuan-satuamn luas yang paling sering digunakan mulai dari milimeter kuadrat sampai dengan kilometer kuadrat dan hektar (1 hektar=10000m2). Luas daerah di dalam bangun-bangun seperti persegi panjang dan lingkaran bisa dihitung dengan menggunakan rumus-rumus khusus. Luas daerah untuk bangun-bangun yang tidak teratur dapat dicari dengan membagi bangun-bangun tersebut menjadi bangun-bangun sederhana yang diketahui dan menggunakannya sebagai dasar perhitungan. Batas-batas sepanjang luas sebuah daerah disebut keliling. Pengukuran luas daerah juga secara tidak langsung menguntungkan untuk digunakan dalam berbagai bidang seperti tekanan dihitung dengan gaya : luas, roda kendaraan bisa berubah-ubah sesuai dengan suhu udara, berat kendaraan, dan luas daerah gesekan antara roda dan jalan.
Salah satu cara yang digunakan untuk menghitung luas daerah yang tidak beraturan adalah dengan cara mekanis yaitu dengan alat yang dinamakan denganplanimeter. Alat planimeter diletakkan diatas peta (gambar) yang akan dihitung luasnya.Kemudian alat tersebut mentrace (mengikuti) batas wilayah yang akan diukur luasnya.Dengan konversi tertentu, maka luas akan dapat dihitung. Ketelitian hasil sangatbergantung pada besar atau kecilnya skala peta. Semakin besar skala petanya, akansemakin teliti hasil luasannya. Ada dua jenis planimeter yaitu planimeter mekanik (manual) dan planimeter digital.
Gambar 2.3 Planimeter
2.9    Volume
Volume adalah ruangan yang terdapat di dalam sebuah benda 3 dimensi. Volume biasanya dihitung dengan satuan-satuan seperti centimeter kubik (cm3), inci kubik (cu3), liter (L) atau fluid ounces (fl oz). beberapa industry menggunakan satuan-satuan volume yang khusus sebagai satuan pengukurannya, misalnya untuk pertumbuhan anggur diukur dengan standar botol (750 mm). Volume juga merupakan hal yang penting dalam penyelesaian masalah berat jenis karena berat jenis suatu benda diketahui dari berat benda tersebut dibagi dengan volumenya.

2.10 Satuan Berat dan Massa
Massa dari sebuah benda adalah jumlah material dalam benda tersebut.  Sedangkan berat adalah kekuatan dorongan ke bawah dari sebuah benda, dan didefinisikan dengan rumus
W = m x g
dengan ketentuan,
W = Berat
m = massa benda
g = grafitasi

Dalam SI, satuan massa dinyatakan dalam kilogram (kg). Satuan standar untuk massa ditentukan sebagai berikut. 1 kilogram standar adalah sebuah massa silinder platina-iridium yang aslinya disimpan di Serves dekat Paris. Kemudian disempurnakan menjadi 1 kg standar = massza 1 liter air murni yang suhunya 40 C.
Beberapa satuan massa lainnya seperti 1 kg = 10 hektogram (hg) = 100 dekagram (dag) = 1000 gram (gr) = 10000 desigram (dg) = 100000 centigram (cg) = 1000000 miligram (mg). Selain itu dikenal pula 1 ton = 1000 kg, 1 kuintal = 100 kg, dan 1 ons = 0,1 kg.




Untuk mengukur massa suatu benda terdapat beberapa alat yang saat ini sudah dapat digunakan. Diantaranya adalah:
Dalam bidang sains, berat diukur dalam kgf (kilogram gaya) atau newton (N). Sebuah benda dengan massa yang tetap akan memiliki berat yang berbeda jika berada di planet lain yang berbeda sesuai dengan gaya grafitasii masing-masing planet. Massa dari sekelompok benda seringkali digunakan untuk menghitung banyaknya benda dalam kelompok tersebut. Misalnya, seorang teller bank yang lebih suka menghitung uang koin dengan menghitung beratnya daripada menghitungnya satu persatu. Karena dengan mengetahui massanya, maka akan dapat diketahui junlah total koin dengan penghitungan tertentu.
Selain satuan baku, terdapat juga satuan tidak baku. Satuan-satuan yang tidak standar atau tidak baku, misalnya satuan genggam dan kaleng. Satuan tersebut tidak baku karena tidak mempunyai ukuran yang sama untuk orang yang berbeda. Satu genggam orang dewasa lain dengan satu genggam anak-anak tentu saja berbeda. Itulah sebabnya genggam maupun kaleng tidak dijadikan satuan yang standar.

2.11Satuan Waktu
Waktu dapat berarti jarak antara dua tempat seperti waktu untuk melakukan sesuatu. Waktu juga berarti suatu ketika tertentu, seperti waktu yang ditunjukkan oleh jam. Panjang waktu ialah satuan besaran yang tak dapat dilihat. Kita tidak tahu di mana waktu itu mulai dan dimana berakhir.
Menurut SI, satuan waktu dinyatakan dalam detik (dt) atau second (sec). Penetapan satuan standar untuk waktu adalah 1 detik = 186400  hari matahari rata-rata. Sebab 1 hari = 24 jam = (24x60) menit = (24x60x60) detik = 86400 detik.
Selanjutnya, satuan ini pun dirasakan belum sesuai dengan persyaratan satuan standar, maka akhirnya ditetapkan 1 detik standar adalah waktu yang diperlukan dua atom cesium (Ce) 133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali. Garis yang terang adalah garis Meridian (siang hari) Greenwich, yaitu garis khayal yang membentang dari bujur barat ke bujur timur melalui suatu observatorium di greenwich. Garis ini disepakati melalui internasional (tahun 1884) sebagai standar seluruh perbandingan waktu. Bila matahari di suatu tempat mencapai puncak ketinggiannya, maka waktu di tempat itu menunjukkan pukul 12 siang. Bila matahari bergerak membujur ke arah barat sejauh 150 maka akan lebih dulu 1 jam. Hal ini terjadi karena bumi berotasi penuh (3600) dalam waktu 24 jam, sehingga 360°24  = 15°.



Untuk mengukur waktu terdapat beberapa alat yang saat ini sudah dapat digunakan. Diantaranya adalah:
Selain satuan baku, terdapat juga satuan tidak baku. Satuan-satuan yang tidak standar atau tidak baku, misalnya satuan waktu candle clock, jam pasir. Satuan tersebut tidak baku karena tidak mempunyai ukuran yang sama untuk jam lilin maupun jam pasir yang berbeda. Satu lilin kecil tentu berbeda dengan satu lilin yang berukuran lebih besar. Itulah sebabnya lilin dan pasir tidak dijadikan satuan yang standar.
2.12 Kecepatan
Kecepatan benda yang bergerak menyatakan kepada kita jarak yan g ditempuh benda itu dalam waktu tertentu. Pemahaman tentang kecepatan sangat penting bagi kehidupan modern. Beberapa kapal dan kereta api dirancang untuk melaju dengan sangat cepat, tetapi batas-batas kecepatan tetap ditempatkan di jalan-jalan yang digunakan mobil-mobil biasa, dan radar penangkap dipasang untuk menangkap pengendara yang melajukan mobilnya terlalu cepat. Para pelari dicatat waktunya agar mereka mendapatkan catatan dari kecepatan lari mereka dan target waktu yang mereka harus lewati. Dalam semua kejadian, kecepatan diukur berdasarkan jarak yang ditempuh dibagi dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak tersebut. pengukuran-pengukuran kecepatan selalu relatif. Misalnya kecepatan kapal bisa dinyatakan sebagai “kecepatan terbang”, relatif terhadap landasan di bawah dan bukannya kecepatan angin di sekitar pesawat. Pada saat kita berdiri tegak, kita bisa tidak bergerak. Hal ini benar-benar relatif terhadap permukaan bumi, tetapi karena bumi berputar pada porosnya, dan mengitari matahari, kita sebenarnya bergerak pada kecepatan relatif yang sangat besar ke pusat bumi atau planet-planet lainnya.
Besaran kecepatan yang merupakan turunan dari pembagian besaran waktu terhadap besaran jarak menghasilkan satuan kecepatan dalam SI sebagai meter/detik (m/det). Karena jarak yang ditempuh merupakan hasil kali antara kecepatan dengan waktu yang diperlukan, yaitu


s = v x t
dengan ketentuan,
s= jarak yang ditempuh mempunyai satuan meter (dalam satuan metrik)
v= kecepatan mempunyai satuan meter/detik
t= waktu yang diperlukan mempunyai satuan detik (dalam satuan metrik)
Maka kecepatan (v) merupakan perbandingan antara jarak yang ditempuh (s) dengan waktu yang diperlukan (t), sehingga hubungan antara v, s, dan t dinyatakan pula dengan formula v = st . Sedangkan waktu yang diperlukan (t) adalah perbandingan jarak yang ditempuh (s) dengan kecepatan (v), sehingga hubungan antara t, s, dan v dapat dinyatakan sebagai t = sv .












BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Pengukuran adalah penerapan suatu nilai bilangan berdasarkan sifat suatu objek. Misalnya panjang sebuah pensil, luas sebidang tanah, volume botol kecap, dll. Dalam pengukuran yang lebih luas, pengukuran merupakan bentuk penggunaan sebuah bilangan berdasarkan karakteristik suatu situasi. Misalnya penetapan indeks harga untuk konsumen oleh produsen lain.
Dalam pengukuran terdapat pengukuran yang standar atau baku dan yang tidak standar atau tudak baku. Pengukuran standar adalah suatu kegiatan mengukur dengan menggunakan alat yang memiliki satuan baku atau telah diakui sebagai standar internasional. Dan pengukuran tak standar adalah kegiatan mengukur dengan menggunakan alat yang tidak diakui secara internasional. Artinya alat tersebut tidak memiliki kesamaan satuan. Dengan menggunakan alat pengukur tidak baku akan diperoleh perbedaan-perbedaan tertentu pada setiap orang ataupun setiap wilayah. Sebagai contoh untuk pengukuran tidak standar adalah menggunakan jengkal, kaki, candle clock, dan lain sebagainya. Melakukan pengukuran dengan menggunakan jengkal misalnya, akan berbeda antara jengkal anak-anak dan orang dewasa. Begitu pula anatara orang dewasa di arab dan di indonesia. Tentu besar jengkal tidaklah selalu sama. Hal inilah yang menyebabkan pengukurannya tidak standar.

Sebagai suatu sistem, pengukuran memuat besaran dan satuan pengukuran serta teknik pengukuran. Besaran dan satuan pengukuran merupakan standar yang dipakai dalam pengukuran. Ketika kita mengukur sesuatu maka sifat dari sesuatu yang diukur itu dihubungkan dengan standar yang dipakai dalam mengukur.  Teknik pengukuran merupakan cara yang dipakai untuk menentukan sebuah ukuran.
Satuan-satuan panjang pertama yang ada didasarkan pada bagian-bagian tubuh manusia. Besaran-besaran berat dikembangkan sejalan dengan perdagangan yang dilakukan oleh manusia. Ukuran berat standar yang digunakan pertama kali ditemukan oleh bangsa Babilonia dan Bangsa Sumeris,dan menyebar hingga ke Timur Tengah. Setelah itu satuan pengukuran semakin berkembang dari masa ke masa. Seperti satuan pada zaman imperial, satuan sistem yang berlaku untuk semuanya, dan sistem-sistem pengukuran dengan menggunakan tubuh.
Alat pengukuran yang akurat sangatlah penting untuk mencatat data-data fisik. Teknik pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat pengukur deperti mistar pengukur ketinggian, pita pengukur untuk mengukur kain dengan satuan pengukuran yang baku, timbangan badan untuk mengukur massa seseorang, dan busur untuk mengukur besar sudut dalam suatu gambar geometri.




3.2  Saran
·         Dalam pengukuran selain terdapat pengukuran yang standar juga terdapat pengukuran yang tidak standar. Dalam membelajarkan pengukuran di SD kita juga perlu untuk memperkenalkan pengukuran tersebut. sehingga siswa dapat mengetahui pengukuran baik yang standar maupun yang tidak standar.
·         Dalam menjelaskan kepada siswa, sebaiknya dilakukan dengan memperlihatkan secara real maupun miniaturnya kepada siswa agar siswa benar-benar bisa merasakan dan memahami kegunaan dari setiap alat-alat pengukuran.
















DAFTAR RUJUKAN

Wahyudin dan Sudrajat. 2003. Ensiklopedia Matematika dan Peradaban Manusia. Jakarta: Tarity Samudra Berlian.
Kodansha. Matematika. Terjemahan oleh A. Tutoyo. Jakarta: Gitakarya Printing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar