Senin, 19 November 2012

Anak Supernormal



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Undang-undang No. 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), pasal 8 ayat 2 menyatakan, “Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus”. Pasal ini mempunyai arti sangat penting dan merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang inovatif dalam UUSPN, sebab melalui pasal ini pendidikan bagi “anak supernormal” mendapat dasar hukum. Bentuk dan pengaturannya itulah yang masih menjadi persoalan. Pengaturan soal ini menjadi makin dirasakan manakala beberapa kali terjadi bahwa sistem pendidikan kita tidak cukup luwes untuk mengakomodasi masalah-masalah yang muncul dalam dunia pendidikan sehubungan dengan keragaman tingkat kemampuan peserta didik. Dengan adanya pasal 8 ayat 2 di atas, maka anak supernormal memerlukan layanan pendidikan khusus agar potensinya dapat berkembang seoptimal mungkin. Jika anak supernormal tidak/kurang mendapat perhatian, ini dapat dikatakan sebagai suatu kerugian yang besar, karena kehilangan orang-orang yang potensial yang memiliki kemampuan tinggi untuk bekerja atau menjadi pemimpin di masa yang akan datang.
Layanan pendidikan bagi anak supernormal sementara ini sifatnya baru sebatas wacana, atau baru dilaksanakan di beberapa sekolah saja. Akhirnya mungkin saja ada anak supernormal yang potensinya tidak dapat dikembangkan, atau perkembangannya tidak secara maksimal. Pendidikan anak supernormal tentunya harus berorientasi pada peserta didik itu sendiri, yaitu selalu memperhatikan potensi dan karakteristrik yang dimiliki anak tersebut.





B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, timbullah beberapa pertanyaan yang menjadi rumusan masalah dari makalah ini, antara lain:
1.   Siapakah anak supernormal itu?
2.   Bagaimanakah penerapan cara mengidentifikasi anak supernormal?
3.   Bagaimanakah layanan pendidikan yang dapat diberikan untuk anak-anak supernormal?

C.    TUJUAN
Dalam makalah ini dibuat uraian tentang anak supernormal yang diharapkan dapat memenuhi tujuan:
1.      Mengetahui tentang anak supernormal.
2.      Dapat menerapkan cara mengidentifikasi anak supernormal.
3.      Dapat menentukan layanan pendidikan yang tepat untuk anak-anak supernormal.



















BAB II
PEMBAHASAN

A. MENGENAL ANAK SUPERNORMAL
1.   Hakekat Anak Supernormal
Sebutan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan unggul (anak super) antara ahli yang satu dan yang lainnya berbeda-beda tergantung pandangan dan disiplin ilmu yang dianutnya. Para pendidik misalnya, lebih sering menggunakan istilah anak sangat cerdas (genius); kalangan psikolog lebih senang menggunakan istilah anak yang berkemampuan istimewa (Alimin, 2005). Ahli lain menggunakan istilah anak supernormal (Endang, M. S., 2007) sedangkan UU Sisdiknas No. 20/2003 istilah yang digunakan untuk menyebut anak berkemampuan unggul adalah dengan istilah anak kecerdasan luar biasa (ABLB).
2.   Karakteristik Anak Supernormal
Anak supernormal seperti yang telah diungkapkan oleh Renzulli (2001)  ditentukan oleh 3 cluster yakni:
a.    Kemampuan di atas rata-rata (above average)
Ditandai dengan kemampuan abstraksi yang cepat, daya ingat tinggi, tidak mudah lupa, daya imajinasinya tinggi dan mempunyai daya penalaran yang luas terhadap pemecahan suatu masalah.
b.   Kreatifitas (creativity)
Seseorang dikatakan memiliki daya kreatifitas yang tinggi apabila ia mampu menciptakan sesuatu dari hasil pengetahuannya. Juga ditandai dengn kemampuan mengungkapkan gagasan-gagasan baru dalam upaya memecahkan masalah dan kemampuan dalam menghubungkan unsur-unsur baru yang telah ada.
c.    Pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap tugas (task commitment).
Ditandai dengan kemampuan menyelesaikan tugas yang telah menjdi tanggung jawabnya. Ia memiliki kepribadian yang ulet, tekun, dan

tidak mudah menyerah pada keadaan serta mampu mencari terobosan yang memungkinkan untuk dikembangkan dalam mengembangkan kehidupan mendatang.
Selain ketiga ciri di atas, terdapat pula ciri khas yng membedakannya dengan anak yang normal dilihat dari segi fisik, mental intelektual, sosial dan emosional.
a.    Segi fisik
Terlihat sehat, enerjik, tidak mudah lelah, dan seakan tidak mau diam dalam rangka mencari hal baru yang dikerjakan, psikomotoriknya lebih fleksibel dan cepat dalam menerima tigas-tugas yang diberikan.
b.   Segi mental intelektual
Usia mentalnya lebih tinggi dari anak sebayanya, pemahamannya cepat dan kuat, senang menanggapi soal-soal yang mengandung pemecahan masalah dan pantang menyerah.
c.    Segi sosial
Anak supernormal lebih senang bergaul dengan anak-anak yang berusia di atasnya, senang bergabung dengan kelompok yang mengandung memecahkan masalah, suka memimpin dalam setiap event kegiatan, fleksibel, dalam bergaul, dan memiliki jaringan yang luas dengan teman-temannya.
d.   Segi emosional
Mempunyai kepercayaan diri yang kuat, peka terhadap berbagai hal yang ada di sekitarnya, suka dengan hal-hal yang baru, memiliki keteguhan hati, tidak cengeng, dan menatap dunia dengan optimistik.
(Munandar, SCU, 2003).
Selain ciri-ciri positif di atas, anak supernorml juga memiliki ciri-ciri negatif diantaranya adalah:
a.    Anak cenderung egois, mementingkan diri sendiri.
b.   Tidak peka terhadap keadaan sekelilingnya.
c.    Memiliki tempramen tinggi
d.   Mudah marah apabila menghadapi masalah yang kurang sesuai dengan suasana hatinya.

e.    Terlalu reaktif.
f.    Kadang sulit mengadakan hubungan (relasi) dengan teman sebayanya.
g.   Kepribadian kurang stabil.
(Irianto, 2006).
3.   Arti dan Makna Intelegensi
a.    Arti intelegensi
Intelegensi berarti kecerdasan, yaitu sebuah istilah yang banyak dipergunakan oleh ahli psikologi dan orang awam untuk menyatakan seseorang itu cerdas. Apabila dijabarkan secara terperinci, maka dapat dikatakan bahwa intelegensi adalah:
1)   Merupakan kecakapan untuk berpikir abstrak.
2)   Merupakan kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan untuk berbuat secara efektif.
3)   Merupakan kemampuan untuk memecahkan kesulitan-kesulitan dalam situasi tertentu secara cepat dan tepat.
4)   Merupakan kemampuan individu untuk berpikir secara rasional dan bertindak secara efektif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang dibawa oleh individu sejak lahir dan dapat dipergunakan untuk menyesuaikan diri di dalam lingkungan yang baru, serta untuk memecahkan problem-problem yang dihadapi dengan cepat dan tepat.
4.   Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi
Setiap orang memiliki intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari tingkah laku dan perbuatannya. Hal-hal yang mempengaruhi perbedaan tersebut, antara lain:
a.    Faktor keturunan/hereditas
Berdasarkan teori nativisme, perkembangan individu itu bergantung sepenuhnya pada faktor hereditas. Apabila kedua orang tua itu memiliki faktor yang cerdas, kemungkinan sekali dapat menurunkan anak-anak yang cerdas pula.
b.   Faktor lingkungan

Segala sesuatu yang ada di sekeliling anak dapat mempengaruhi perkembangannya. Faktor tersebut antara lain gizi dan pendidikan.
5.   Batasan IQ dan Klasifikasi Anak Supernormal
a.    Batasan IQ Anak Supernormal
Klasifikasi
Persentase
IQ
MA
Cacat berat/Idiosi
1 %
0 – 25
0 – 3 th
Cacat agak berat/Imbesil
2 %
25 – 50
3 – 8 th
Cacat ringan/Debil
Lamban belajar/Slow-learner
20 – 25 %
50 – 75
8 – 12 th
75 - 85
Rata-rata/Average/Normal
50 – 55 %
90 – 110
MA – CA
Rapid learning/Superior
20 – 25 %
110 – 125
MA > CA
Gifted/Very superior
2 %
125 – 140
MA > CA
Genius/Very superior
1 %
140 - 200
MA > CA
Batasan IQ Anak Supernormal                                                                                         Tabel 1
Bagan di atas menunjukkan letak kedudukan tingkat intelegensi golongan supernormal. Mereka memiliki jumlah IQ di atas normal sekitar lebih kurang 110-200.
1)   Arti Supernormal
Menurut Prof. Drs. S. Woyowasito, Super artinya lebih dari atau atas. Normal artinya biasa. Jadi, yang dimaksud Supernormal yaitu suatu tingkatan di atas normal. Sedang maksud anak Supernormal ialah anak yang memiliki inteligensi di atas anak-anak normal. Patokan yang menentukan batasan Anak Supernormal sebagaimana tersebut di atas adalah bergantung pada angka IQ (± 110 – 200).
2)   Arti IQ (Intelligence Quotient)
Menurut W. Stern, IQ adalah indeks daripada derajat inteligensi seseorang. Sedangkan menurut James D. Page, IQ adalah ukuran kecerdasan seseorang yang diperoleh dengan membagi umur mental individu dengan umur kronologi. Dapat disimpulkan bahwa IQ adalah angka atau indeks yang menunjukkan kecerdasan seseorag.


b.   Klasifikasi anak supernormal
1)   Menurut Robert S. Woodwort & Donalt C. Marquis
IQ
Klasifikasi
Persentase
140 – ke atas
Genius
1 %
130 – 139
Very Superior
2 %
120 – 129
Very Superior
8 %
110 – 119
Superior
16 %
Klasifikasi Anak Supernormal Menurut Robert                   Tabel 2
2)   Menurut Baker
IQ
Klasifikasi
Persentase
140 – 200
Genius
1 %
125 – 140
Gifted
2 %
110 – 125
Rapid
20 – 25 %
Klasifikasi Anak Supernormal Menurut Baker                     Tabel 3
3)   Anak yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, seperti dikemukakan oleh Sutratinah Tirtonegoro (1984; 29) yaitu; Superior, Gifted dan Genius. Ketiga kelompok anak tersebut memiliki peringkat ketinggian inteligensi yang berbeda.
a)   Genius
Genius ialah anak yang memiliki kecerdasan luar biasa, sehingga dapat menciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya. Intelligence Quotien-nya (IQ) berkisar antara 140 sampai 200. Anak genius memiliki sifat-sifat positif sebagai berikut; daya abstraksinya baik sekali, mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat kreatif, suka menganalisis, dan sebagainya. Di samping memiliki sifat-sifat positif juga memiliki sifat negatif, diantaranya; cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri (egois), temperamennya tinggi sehingga cepat bereaksi (emosional), tidak mudah bergaul, senang menyendiri karena sibuk melakukan penelitian, dan tidak mudah menerima pendapat orang lain.
b)   Gifted

Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkat kecerdasannya (IQ) antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki IQ tinggi, juga bakatnya yang sangat menonjol, seperti ; bakat seni musik, drama, dan ahli dalam memimpin masyarakat. Anak gifted diantaranya memiliki karakteristik; mempunyai perhatian terhadap sains, serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang akan koleksi.
c)   Superior
Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 sampai dengan 125 sehingga prestasi belajarnya cukup tinggi. Anak superior memiliki karakteristik sebagai berikut; dapat berbicara lebih dini, dapat membaca lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah dengan mudah dan dapat perhatian dari temantemannya.
B.  CARA MENGIDENTIFIKASI ANAK SUPERNORMAL
Anak super cukup banyak di sekitar kita. Di Pulau Jawa, terdapat sekitar 5% dari 80 juta penduduk. Anak super sangat dapat sekali untuk menjadi harapan yang sangat berharga bagi bangsa karena dengan kemampuan yang ia miliki, terkdang mampu membuat penemuan dalam berbagai bidang, teknologi misalnya.
Untuk mengidentifikasi anak supernormal terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu oleh siapa dan bagaimana pengidentifikasian itu. Pengamat yang paling tepat ialah guru dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi karena gurulah yang paling mengenali peserta didiknya. Semakin awal diidentifikasi, semakin baik yaitu melihat pembawaan sejak masa kanak-kanak, sehingga pengarahan dan bimbingan yang tepat dapat segera dilayani.
1.   Langkah-Langkah Menemukan Anak Supernormal
Usaha pencarian anak supernormal membutuhkan pertimbangan-pertimbangan agar dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai. Berikut pertimbangan-pertimbangannya.
a.    Me8tode yang digunakan untuk menenmukan anak supernormal.
Metode tersebut meliputi:

1)   Metode Penentuan Subjek
Terlebih dahulu ditentukan daerah penelitian yang diharapkan banyak ditemukan anak supernormal agar mendapatkan jumlah sampel yang banyak pula.
Untuk menentukan subjek penelitian (anak supernormal) digunakan metode berupa:
a)   Metode angket
Dilaksanakan dengan menggunakan alat. Angket terdiri atas 4 macam, yakni:
(1)   Angket model A untuk mengungkapkan bidang akademik.
(2)   Angket model B untuk mengungkap bidang Task Commitment (kemampuan menyelesaikan tugas).
(3)   Angket Model C untuk mengungkap bidang kreatifitas.
(4)   Angket model D untuk mengungkap bidang kemampuan berfikir dan daya kreatif.
(5)   Angket model E untk mengungkap bidang sikap dan sifat.
Angket tersebut digunakan untuk mengidentifikasi ciri-ciri anak supernormal yang pelaksanaannya dilakukan oleh guru kelas dan teman sekelasnya. Dengan menggunakan angket ini, dapat mengidentifikasi beberapa ciri ana supernormal seperti kemampuan berfikir, kemampuan menyelesaikan tugas, daya kreatifitas, kemampuan dalam bidng akademik, dll.
b)   Metode tes
Dilakukan dengan menggunakan alat tes inteligensi yang terdiri dari 2 macam yaitu:
(1)   Tes SPM (Standard Progressive Matrices)
(2)   Tes WISC (Wechfer Intelligence Scale for Children)
2)   Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode yang meliputi:



a)   Metode dokumentasi
Untuk mengetahaui hasil (nilai) prestasi belajar siswa digunakan daftar nilai. Dari daftar nilai ini dapat dilihat hasil belajara anak supernormal dan dapat mencari ada tidaknya korelasi antara kecerdasan dengan nilai-nilai mata pelajaran. Alasan digunakannya metode dokumentasi ialah:
(1)   Karena nilai dalam rapor merupakan catatan hasil belajar yang dicapai anak pada tiap periode tertentu secara teratur.
(2)   Dokumentasi tersebut dibuat oleh  yang dapat dipertanggungjawabkan yaitu guru kelas msing-masing.
b)   Metode observasi
Observasi diartikan sebagai pengamtan dan pencatatan secara sistematis terhadap yang diselidiki. Metode observasi dilakukan untuk melihat tingkah laku siswa selama di dalam atau di luar kelas. dalam penelitian ini yang berlaku sebagai observer adalah guru kelas karena gurulah yang melakukan pengamatan secara kontinyu dan komprehensif. Hasil pengamatan tersebut diperlukan untuk pengisian angket.
3)   Metode Analisis Data
Untuk menganalisis data digunakan analsisi statistik
2.   Alat (instrumen) yang digunakan untuk menjaring anak supernormal
Ada dua macam alat yang digunakan yaitu:
a.    Angket
Macam angket terdiri atas:
1)   Model A    : DAFTAR PENCALONAN SISWA GIFTED/TALENTED                                     DALAM BIDANG AKADEMIK (Diisi oleh guru)
2)   Model B    : DAFTAR PENCALONAN SISWA YANG TAS                                        COMMITMENT-NYA BAIK (Diisi oleh guru)
3)   Model C    : DAFTAR PENCALONAN SISWA YANG
  KREATIVITASNYA BAIK
4)   Model D    : DAFTAR PENILAIAN KEMAMPUAN BERFIKIR
  DAN DAYA KREATIF (Diisi oleh guru)
5)   Model E    : PENELITIAN TERHADAP TEMAN SENDIRI
  DAFTAR PENILAIAN SIFAT DAN SIKAP
Bentuk dari model-model tersebut diuraikan sebagai berikut:

Format  :           A
Berbakat (Talented)
T A L E N T E D
DAFTAR PENCALONAN SISWA GIFTED/TALENTED DALAM BIDANG AKADEIK (Diisi oleh guru)
Kami mohon Bapak/Ibu menulis 3-6 siswa yang menurut pengamatan Bapak/Ibu siswa tersebut sering menampilkan berbagai sifat khas yang menonjol seperti tertulis di bawah ini. Tulislah nam-nama siswa tersebut dari yang paling menonjol (berdasarkan ranking)
Sifat-sifat tersebut adalah:
1.   Mempunyai sifat jeli dalam meneliti sesuatu.
2.   Mahir berbahasa lisan.
3.   Berkemampuan keras untuk mengetahui hal-hal yang sifatnya ilmiah.
4.   Cara berfikirnya sangat kritis.
5.   Mandiri dalam belajar dan bekerja yang berarti tidak menggantungkan pada bantuan orang lain.
6.   Tekun dan bai dalam menunakan tugasnya.
Nama siswa     :

·      …………………………….
·      …………………………….
·      …………………………….
·      …………………………….
·      …………………………….
·      …………………………….

Sekolah           : …………………….
Kelas               : …………………….
Pengumpulan data                        :………………………….
NIP.                                  :………………………….
Status pengumpulan data  :………………………….
Tanggal                             :………………………….
TTD




(…………………………)

Format : B
Task Commitment

DAFTAR PENCALONAN SISWA
YANG ‘TASK COMMITMENT’NYA BAIK (Diisi oleh guru)
Kami mohon Bapak/Ibu menulis 3-6 siswa yang menurut pengamatan Bapak/Ibu siswa tersebut sering menampilkan berbagai sifat khas yang menonjol seperti tertulis di bawah ini. Tulislah nam-nama siswa tersebut dari yang paling menonjol (berdasarkan ranking). Siswa-siswa tersebut dapat dengan angket A, dapat pula berbeda.
Sifat-sifat tersebut adalah:
1.   Bila diberi tugas dapat cakap memilih/memprioritaskan satu tugas yang paling penting saat itu.
2.   Cakap menyusun tugas yang telah dipilihnya secara sistematis.
3.   Mampu dengan tepat memulai tugas tersebut.
4.   Dapat menyelesaikan tugas dengan cepat, tepat, dan lengkap.
Nama siswa            :

·      …………………………….
·      …………………………….
·      …………………………….
·      …………………………….
·      …………………………….
·      …………………………….

Sekolah           : …………………….
Kelas               : …………………….

Pengumpulan data                        :………………………….
NIP.                                  :………………………….
Status pengumpulan data  :…………………………
Tanggal                             :………………………….
TTD



(……………………………)

Format : C
Kreatifitas
DAFTAR PENCALONAN SISWA YANG KREATIFITASNYA BAIK
(Diisi oleh guru)
Kami mohon Bapak/Ibu menulis 3-6 siswa yang menurut pengamatan Bapak/Ibu siswa tersebut sering menampilkan berbagai sifat khas yang menonjol seperti tertulis di bawah ini. Tulislah nam-nama siswa tersebut dari yang paling menonjol (berdasarkan ranking). Nama siswa tersebut sama dengan nam-nama pada format A, B atupun tidak.
Sifat-sifat tersebut adalah:
1.   Lebih senang belajar dengan caranya sendiri.
2.   Cenderung meilhat sesuatu dan situasi yang biasa dengan cara-cara yang luar biasa dan sangat mendalam.
3.   Mampu mengatur diri sendiri dan mengoordinasi gagasan-gagasan.
4.   Memperlihatkan citra pribadi yang positif (percaya diri sendiri).
5.   Selalu mempunyai hasrat bekerja sendiri.
6.   Dapat melihat hal-hal yang ajaib dalam pekerjaannya dan melihat hal-hal yang bersifat magic di dalamnya.
Nama siswa            :

·      …………………………….
·      …………………………….
·      …………………………….
·      …………………………….
·      …………………………….
·      …………………………….

Sekolah           : …………………….
Kelas               : …………………….
Pengumpulan data                        :………………………….
NIP.                                  :………………………….
Status pengumpulan data  :………………………….
Tanggal                             :………………………….
TTD


(……………………………)

Format : D
Akademik
INSTRUMEN SELEKSI SUBJEK
A.    Diisi oleh
Nama                     : ……………………………………………………..
Jabatan/Pekerjaan  : ……………………………………………………..
B.     Isian berikut ini mengenai murid
Nama                     : ……………………………………………………..
Jenis kelamin         : ……………………………………………………..
Nama sekolah        : ……………………………………………………..
Kelas                     : ……………………………………………………..
BERFUNGSINYA KEMAMPUAN BERFIKIR DAN DAYA KREATIF
Petunjuk    :
1.      Anda bubuhkan tanda cek (ü) pada salah satu penilaian berikut yang menurut Anda paling menggambarkan kemampuan berfikir dan daya kreatif murid yang namnay tercantum pada butir B tersebut di atas.
2.      Butir-butir berikut yang akan Anda nilai meliputi karakteristik-karakteristik yang mungkin dimiliki oleh murid tersebut.
3.      Murid tersebut tidak memperoleh nilai tinggi pada semua karakteristik yang dinilai.
Keterangan      :

SS        : Sangat sedikit
S                      : Sedikit
s                       : Sedang
B                     : Banyak
SB       : Sangat banyak

No.
Butir yang dinilai
SS
S
s
B
SB
1.



2.
3.

4.

5.


6.

7.






8.

9.

10.


11.

12.



13.



14.


15.



16.


17.

18.


19.


20.



21.

22.



23.

Pengetahuan keterampilan (memiliki pengetahuan yang baik tentang keterampilan-keterampilan dan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang fakta-fakta)
Konsentrasi (mampu memusatkan perhatian)
Senang belajar (senang menekuni pelajaran dan tugas-tugas yang berkaitan)
Gigih (mampu dan mau bekerja keras, bersaing, dan mengatasi masalah)
Responsif (mudah terbangkitkan minatnya, tanggap terhadap saran-saran dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan)
Senang menghadapi tantangan masalah yang sulit.
Dorongan ingin tahu (sangat berminat memahami sesuatu atau memuaskan dorongan ingin tahu, gemar bertanya tentang hal-hal yang bersifat umum, biasa atau yang tidak biasa, ingin tahu bagimana dan mengapanya sesuatu suka mengajukan pertanyaan-pertanyaan baik untuk kepentingan sendiri atau kelompok)
Daya persepsi (jeli dan cermat terhadap banyak hal di luar jangkauan umum)
Pandai berbahasa (menggunakan banyak perbendaharaan kata dengan mudah dan cermat)
Kaya gagasan ataupun hasil karya acapkali sangat cepat mengemukakan gagasan atau menghasilkan suatu karya
Mampu menemukan alternatif-alternatif memecahkan masalah.
Sensitif terhadap masalah, memahami dan menyadari masalah yang mungkin tidak terlihat oleh murid lain, siap bertanya dan mengubah situasi yang ada dan menyarankan perbaikan
Orisinil/asli (sering menggunakan cara-cara yang asli dalam memecahkan masalah, mampu memadukan ide dan fakta dengan berbagai cara, atau menghasilkan karya yang istimewa).
Imajinasi (dapat secara bebas menanggapi rangsang dengan kekuatan khayal, bisa bermain dengan gagasan atau mengerti secara abstrak).
Rasional (logik/sering menerapkan pemahaman dalam situasi baru, mengembangkan pengetian ke hubungan yang lebih luas atau melihat bagian dalam hubungannya dengan keseluruhan).
Metode ilmiah (dapat membatasi masalah, merumuskan hipotesa, mentes ide dan membuat kesimpulan yang valid/jitu).
Bebas dalam berfikir (cenderung mengikuti pola pikir sendiri).
Bertindak bebas (mampu merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas, mengarahkan tindakan dan menilai hasilnya).
Biasa bekerja bebas dengan sedikit bimbingan dan pengarahan guru, memiliki kemmpuan meneliti untuk memudahkan bekerja bebas.
Elaborasi (bekerja rapi, mampu mengembangkan sesuatu hal sampai ke bagian-bagian yang kecil dan rumit, seringkali menyangkut implikasi dan akibat).
Apresiasi seni (menyenangi dan tanggap terhadap keindahan karya seni dan keindahan alam).
Berni mengambil resiko ( berani membuat sumbangan-sumbangan yang tidak biasa bagi kelompoknya, tidak takut berbeda pendapat dengan pendapat kelompoknya).
Evaluasi (mampu melihat kesalahan-kesalahan, memahami akibat-akibat yang mungkin terjadi dan dapat menentukan prestasinya sendiri)





Tabel Daftar Kemampuan Berfikir dan Daya Kreati   f                                               Tabel 4
24.  Uraikan tingkah laku yang mengganggu belajar, misalnya beranjak dari tempat duduk tanpa tujuan yang jelas.
25.  Tulislah tingkh laku yag tidak bias yang mengurangi efisiensi belajar, misalnya melamun,………………
26.  Sebutkan kemampuan-kemampuan yang menonjol yang menunjang kemajuan belajar murid, misalnya gemar membaca,……………….
27.  Sebutkan kesukaran-kesukaran belajar yang mungkin dialami murid dalam bidang tertentu misalnya sulit dalam bidang hafalan………….
28.  Ketengahkan contoh-contoh hasil kreatifitas misalnya menemukan/menciptakan alat baru dalam IPA………………







Yogyakarta………………..20…               
Nama terang :………………………………
NIP.             :………………………………
TTD                                        


(……………………….)                       

Format :E
Diisi oleh : siswa

PROYEK PENELITIAN EVALUASI HASIL BELAJAR
ANAK SUPERNORMAL DI SEKOLAH LABORATORI
IKIP YOGYAKARTA
Penelitian Terhadap Teman Sendiri

Di kelas Anda ada sejumlah teman yang mempunyai perbedaan sikap dan sifat. Cobalah ingat teman-teman sekelas itu untuk sebentar aja dan usahakanlah mencocokkan pemerian (deskripsi) butir-butir gambaran tersebut di bawah ini dengan individu yang dekat dengan tanda untuk dapat dikategorikan. Tulislah nama individu itu pada titik-titik untuk dicocokkan dengan kalimat-kalimat di sebelah kirinya. Anda boleh menulis nama-nama Anda, itu lebih dari satu dan Anda boleh mencantumkan nama Anda sendiri di tempat yang Anda anggap cocok dengan ketrangan di sebelah kirinya.
1.      Ia berfikir lebih nalar (logis)........................................................................
2.      Suka membaca banyak buku.......................................................................
3.      Paling menguasai Bahasa Indonesia...........................................................
4.      Memiliki gagasan-gagasan (ide-ide) yang paling asli..................................
5.      Mempunyai suara bagus: nada dan ucapannya bagus.................................
6.      Pembicara (penutur) yang paling baik.........................................................
7.      Pandai sekali mengungkapkan perasaannya...............................................
8.      Paling mampu memberikan alasan-alasan yang paling nalar (logis)............
9.      Sangat tertarik pada hubungan kemanusiaan..............................................
10.  Penulis yang paling kreatif..........................................................................
11.  Pemimpin yang paling baik dalam kegiatan diskusi...................................
12.  Paling bersikap tenang................................................................................
13.  Memiliki sejumlah informasi.......................................................................
14.  Percaya pada diri sendiri.............................................................................
15.  Memperlihatkan sikap selalu ingin tahu......................................................
16.  Seseorang yang suka dan ulet bekerja........................................................

17.  Mahir menggunakan pertimbangan/keputusan yang tepat..........................
18.  Tertarik pada kegiatan bercakap-cakap.......................................................
19.  Berminat besar pada deklamasi..................................................................
20.  Berminat besar pada drama........................................................................
21.  Pandai sekali dalam memecahkan masalah.................................................
22.  Sangat cepat menjawab pertanyaan-pertanyaan.........................................
23.  Berminat besar dalam ilmu-ilmu murni.......................................................
24.  Sangat gemar menceritakan cerita-cerita terkenal.......................................
25.  Dapat menjadi teman/sahabat yang baik....................................................
26.  Berbicara baik.............................................................................................
27.  Kosakatanya baik........................................................................................
28.  Berbicara banyak tentang Ilmu Pengetahuan Alam....................................

Jika saya belajar untuk menghadapi tes atau menulis kertas kerja, teman-teman yang ada di dalam kelas kami yang saya inginkan untuk membantu saya dalam pelajaran-pelajaran berikut adalah:
Bidang bahasa                         :.........................................................................
                                                ..........................................................................
Bidang IPA                             :.........................................................................
                                                ..........................................................................
Bidang IPS                             :.........................................................................
                                                ..........................................................................
Yogyakarta,............................................ 20
TTD


(…………………………….)


Nama siswa pengumpul data  :......................................................................



b.   Tes inteligensi
Alat tes yang digunakan ialah tes SPM (Standard Progressive Matrices) dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children).
1)   Tes SPM (Standard Progressive Matrices)
Tes SPM yang disusun oleh J. C. Raven dipergunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan anak yang berumur 5-6,5 tahun. Materi tes ini berjumlah 6o soal yang terdiri dari 5 seri yang tiap-tiap set terdiri dari 12 soal. Tes ini dapat disajikan secara individual ataupun klasikal. Dalam penyajiannya harus berurut.
Untuk mengerjkana tes itu seluruhnya disediakan waktu 25 menit. Dengan tes ini anak dapat digolongkan menjadi salah satu dari tataran (grade). Adapun tatarannya adalah sebagai berikut:
a)   Tataran (grade) I anaka yang memperoleh Percentil Point 95 ke atas. Anak ini disebut Intellectual Superior.
b)   Tataran (Grade) II anak yang memperoleh Precentil Point  75 sampai 95. Anak ini diebut Definitely Above Average in Intellectual Capacity.
c)   Tataran III anak yang memperoleh Precentil Point  25 -75. Anak ini disebut Intellectual Capacity.
d)  Tataran IV anak yang memperoleh Precentil Point  5-25 poin. Anak ini disebut Below Average in Intellectual Capacity.
e)   Tataran V anak yang memperoleh Precentil Point  5 ke bawah. Anak ini disebut Intellectually Defective.
Tes SPM ini telah dibakukan dan termasuk tes inteligensi yang bebas dari pengaruh kebudayaan bangsa yang mempergunakan tes berikut (Culture free). Tes SPM dipergunakan untuk mengungkap ketelitian, asosiasi, dan abstraksi. Selain tes SPM, J. C. Raven juga menciptakan tes CPM (The Coloured Progressive Matrices).
Tes CPM dipergunakan untuk mengetes anak berumur 5,5-11 tahun atau untuk orang dewasa yang diperkirakan mengalami kelainan mental. Tes ini terdiri tas 3 seri, yakni seri A, seri AB dan seri B. tiap-tiap seri terdidi atas 12 soal. Tes ini berwarna dan dipergunakan untuk

mengetes anak kecil dan anak-anak luarbiasa/berkelainan. Bagi anak, tes ini dapat mengungkap pengertian akan bentuk, pengertian akan warna, asosiasi, ketelitian dan mencari kelainan anak.
2)   WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children)
Tes ini terdiri dari 2 macam yakni Weschler Scale for Children (WISC) dan Weschler Adult Intelligence Scale (WAIS). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sutratinah, yang digunakan ialah WISC karena anak yang menjadi subjek penelitian adalah anak sekolah dasar. Materi tes WISC terdiri atas dua kelompok yaitu verbal tes dan performance tes. Setiap kelompok terdiri atas subjek sebagai berikut:
a)   Kelompok verbal test
(1)   Keterangan (information test) untuk mengetahui apakah anak dapat memberi keterangan dari hal-hal yang diketahuinya.
(2)   Pemahaman (comprehension test) untuk mengungkap pengertian umum anak atas pengalaman tau pengertian yang dimilikinya.
(3)   Berhitung (arithmatic test) untuk mengungkap pengertian, kecakapan berfikir dan ketepatan berfikir.
(4)   Persamaan (similarities test) untuk mengungkap daya abstraksi dan analogi.
(5)   Deretan angka (digit span test) untuk mengungkap seberapa luas pengetahuan anak di dalam masyarakat dan mengungkap kecakapan anak dalam mendefinisikan suatu perkataan.
(6)   Kosa kata (vocabulary test) untuk menungkapkan daya ingatan atau teknik mengingat setelah anak memiliki suatu penangkapan atas pengetahuan yang didapat.
b)   Kelompok performance test
(1)   Melengkapi gambar (picture complation test)
Anak disuruh mencari sesuatu bagian yang hilang atau kurang dari suatu gambar. Tes ini mengungkapkan ketelitian pengetahuan, pengertian, kecakapan berfikir serta keterampilan mengasosiakan suatu benda dengan kekurangan-kekurangannya.

(2)   Menyusun gambar (picture arrangement tes)
Anak disuruh menyusun deretan gambar secara urut berdasarkan logika. Untuk mengungkap ketelitian persepsi dari arti sesuatu bentuk atau hubungan spatial langsungdengan kecakapan motorik tes ini dapat jug mengungkap kecepatan berfikir dan pekerjaan, pertautan (association), tanggapan (apperception) dan fantasi anak.
(3)   Menyusun balok (block design test)
Anak disuruh mengeterapkan bentuk dari suatu pola dalam susunan balok-balok. Tes ini mengungkapkan pengertian akan warna, kemampuan menduga ruang (spatial space) koordinasi tangan, pengertian apersepsi dan asosiasi dan konsentrasi.
(4)   Menyusun kepingan gambar (object assimbly)
Anak disuruh menyusun kepingan-kepingan gambar hingga menjadi satu bentuk yang mempunyai arti yaitu suatu kesatuan yang harmonis, lengkap dan sempurna. Tes ini untuk mengungkap apersepsi, pengertian bentuk sosial, keterampilan motorik, keterampilan menghubung-hubungkan sesuatu sehingga menjadi gambar atau bentuk yang berarti.
(5)   Memberi tanda (coding test)
Coding terdiri atas 2 macam yaitu coding A dan coding B. Coding A khusus dipergunakan bagi anak yang berumur di bawah 8 tahun (±5-7 tahun), sedang coding B untuk anak berumur 8-15 tahun. Tes ini mengungkap ingatan (memories) ketelitian, asosiasi anak terhadap pola yang pernah diamati, perhatian hubungan spatial, motorik dan koordinasi antara mata dan tangan.
(6)   Kesesatan (mazes)
Anak disuruh mencari jalan keluar pada gambar kesesatan. Untuk mengungkap ketelitian, ketepatan, kecakapan

menyelesaikan tugas, kehati-hatian dalam melangkah ke satu tujuan, koordinasi tangan.
Berikut tingkat kecerdasan menurut tabel Weschler (Intelligence classification) adalah sebagai berikut:
IQ
Classification
Percent Included
130-and above
Very Superior
2,2
120-129
Superior
6,7
110-119
Bright Normal
16,1
90-109
Average
50,0
80-89
Dull Normal
16,1
70-79
Bordeline
6,7
69-and below
Mental Defective
-
                                                                    (27, 1978:212)
Tabel Intelligensi Classification Menurut Weschler             Tabel 5
3.      Pelaksanaan Cara Mengidentifikasi Anak Supernormal
Angket yang terdiri dari 4 macam itu digunakan 3 macam terlebih dahulu yaitu model A, B dan C yang diberikan kepada guru kelas untuk diisi. Angket model D diberikan kepada guru setelah ditemukan sejumlah anak yang diidentiiksi sebagai anak supernormal berdasarkan angket model A, B, C dan tes inteligensi. Dalam penelitian tersebut digunakan 2 macam alat tes inteligensi yakni  Standard Progressive Matrices (SPM) dan tes inteliensi WISC.
Dengan menggunakan angket model A, B dan C maka dapat ditemukan anak yang diidentifiksi sebagai anak supernormal. Anak tersebut dijadikan subjek penelitian. Baik yang terjaring maupun tidak terjaring juga di tes dengan menggunakan tes SPM. Anak-anak yang hasil tes SPM menunjukkan grade I, II dan II+ yang tidak terjaring dengan angket model A, B dan C dan anak yang terjaring dengan engan angket model A, B dan C yang hasil tes SPM tidak menunjukkan grade I, II dan II+ dites dengan WISC.
Bila anak itu hasil tes IQnya di atas normal yaitu 110 ke atas maka anak ini dijadikan calon subjek penelitian, tapi jika hasil tesnya menunjukkan IQ normal ke bawah tidak akan dijadikan calon subjek  

penelitian. Anak-anak yang lulus kriteria tersebut lalu dikenakan angket model D. anak yang memperoleh skor 80 ke atas dari angket D inilah yang akan dijadikan subjek penelitian. Angket model E digunakan sebagai retes apabila angket model A, B, C, dan D belum menunjukkan hasil yang mantap.
Secara singkat penjelasan di atas akan digambarkan sebagai berikut.
·   Angket                        A, B, C            +
Tes                   SPM                +

·   Angket                        A, B, C            +
Tes                   SPM                -           à dikenakan Tes WISC
·    Angket           ABC                -
Tes                   SPM                +          à dikenakan Tes WISC
Jika siswa pada kelompok 2 dan 3 dites dengan WISC  tidak baik (-) maka dianggap gugur dan tidak dapat dijadikan subjek penelitian. Namun jika hasilnya biak (+) maka bersama kelompok 1 dikenakan angket D.
·  
Dikenakan Angket D
Kelompok 1                A, B, C            +
                                    SPM                +            

·  
WISC   +
Kelompok 2               A, B, C            +
Dikenakan Angket D
                                    SPM                -

·  
WISC   +
Kelompok 3                A, B, C            -
SPM                +

Apabila angket D yang dikenakan pada 3 kelompok itu mendapat nilai 80 ke tas maka anak itulah yang dapat dijadikan subjek penelitian (anak supernormal).
4.      Contoh mengidentifikasi anak supernormal dengan metode studi kasus
a.    Arti studi kasus (Case Study)
Ialah suatu metode untuk mengetahui secara mendalam terhadap suatu objek atau subjek dengan mengunpulkan datatentang keadaan yang diperlukan secara lengkap. Menurut Helen Yaspen, case study berari penyelidikan terhadap tingkah laku seseorang secara khusus sehingga memberikan gambaran tentang keadaan dan kelainan seseorang pada

waktu ini yang merupakan dasar untuk penyelidikan selanjutnya sedangkan menurut Drs. Bimo Walgito case study merupakan metode untuk menyelidiki atau mempelajari suatu kejadian atau mengenai perseorangan.
b.   Langkah-langkah menyusun studi kasus
Garis besar membuat case study ialah sebagai berikut:
 

Nama guru yang membuat studi kasus          :
Tanggal pembuatan                                       :
                            I.   Identifikasi anak
Nama                     :
Alamat                  :
Umur                     :
Kelamin                 :
Tingkat sekolah     :
                         II.   Masalahnya (Statement of the Problem)
Mengenai keunggulan dan kelemahannya.
                      III.   Data tes diagnotik
Berisi data-data hasil tes yang digunakan.
                      IV.   Interviu dengan anak
Informasi dari jawaban anak setelah diwawancarai.
                         V.   Kondisi psikis anak
Keterangan dapat dinyatakan dari orang tua, guru atau dokter.
                      VI.   Penyesuaian sosial dan emosi
Dapat diambil ketika wawancara, tes kepribadian, dsb.
                   VII.   Rapor sekolah
Mengetahui hasil belajar sejak kelas permulaan.
                VIII.   Tes mental
Berupa hasil nilai IQ, apakah anak termasuk supernormal atau bukan. Juga harus dicatat alat tes yang digunakan.
                      IX.   Minat dan prestasi
Berisi catatan minat dan hobi serta prestasi belajar anak. Dapat diperoleh melalui interviu maupun angket.
                         X.   Kondisi rumah

Keadaan tingkat sosial ekonomi, jumlah susunan keluarga, hubungan orang tua, status dan pendidikan ayah dan ibu dan saudara lainnya.
                      XI.   Diagnosa dari kasus
Dari kumpulan data tersebut dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan tindak lanjut.
                   XII.   Rekomendasi
Akhir dari langkah studi kasus adalah program kerja untuk menangani anak:
·      Program apa yang diberikan untuk anak
·      Usaha-usaha perbaikan yang tepat
·      Macam metode yang digunakan
·      Macam materi yang diberikan
C.    PROGRAM PENDIDIKAN KHUSUS UNTUK ANAK SUPERNORMAL
1.   Dasar-dasar Tujuan Program Pendidikan dan Pengajaran Anak Supernormal
a. Tujuan Umum
Tujuan mendidik Anak Superior tidak boleh menyimpang dari tujuan pendidikan bagi anak normal.
Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia No. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah BAB II Pasal 3, tujuannya adalah sebagai berikut:
“Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.”
Dalam sidang umum MPRS IV dinyatakan sebagai berikut ; membentuk manusia pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dan isi Undang0undang dasar 1945. (32.1966 : 133)
b.Tujuan Khusus
Berdasarkan karakteristik Anak Superinormal maka tujuan khusus pendidikan mereka adalah mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki seseorang anak agar dapat mencapai prestasi seoptimal mungkin sesuai

apa yang diharapkan pendidik serta dapat bermanfaat bagi masyarakat dan negara.
Tanpa pendidikan khusus yang terperogram terarah tidak mungkin seorang anak dengan sendirinya akan dapat mengembangkan bakat-bakat intelektualnya dengan baik dan dapat mencapai prestasi yang luar biasa. Apabila mereka tidak mendapatkan pelayanan pendidikan secara khusus, bukannya mustahil bakat-bakat keunggulan otak mereka akan tetap terpendam (latent) tidak dapat tersalur secara tepat dan positif sehingga berakibat akan merugikan anak.
Maka perlu diusahakan mempengaruhi perkembangan anak untuk mengaktualisasikan seluruh potensi yang dimiliki agar berfungsi secara optimal melalui pendidikan khusus yang meliputi selain segi kecerdasan juga segi-segi mental pribadi, sosial, emosi, moral, pisik dan sebagainya. Dengan demikian mereka akan tumbuh menjadi orang yang berprestasi yang bermoral, berjiwa sosial serta rela mendarmakan hasil ciptanya yang kepentingan bangsa dan negaranya.
2.   Faktor-faktor Program Pendidikan Khusus untuk Anak Supernormal
Dibawah ini akan dikemukakan bagaimana garis besar gambaran Program Pendidikan Anak Supernormal yang secara umum dan menyeluruh dapat mengantar pembaca yang untuk selanjutnya akan diperjelas gambaran tersebut pada uraian berikutnya yang secara operasional dikemukakan bermacam-macam alternatif Pelayanan Pendidikan untuk Anak Supernormal yang diharapkan dapat dilaksanakan untuk melayani kebutuhan mereka.
Program pendidikan Khusus untuk anak Supernormal meliputi bermacam-macam faktor antara lain:
a. Dasar-dasar program pendidikan khusus
Secara garis besar dapat dimengerti bahwa program pendidikan khusus harus merupakan program yang luas penuh variasi dan tantangan, mengingat kemampuan dan hasrat belajar anak super yang berada diatas batas normal itu. Ini berarti bahwa program tersebut harus dapat

mengaktualisasikan seluruh potensi yang dimiliki supaya dapat mencapai prestasi semakin mungkin sesuai dengan tujuan yaang direncanakan.
b.Alternatif sistem pendidikan khusus untuk anak Supernormal
Dari literatur dapat disimpulkan bahwa macam program pendidikan anak supernormal dapat digolongkan menjadi tiga macam bentuk yaitu :
1)   Pengayaan (Enrichment) adalah pembinaan anak supernormal dengan penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat vertikal (intensif, pendalaman) dan horisontal (ektensif, memperluas). Pengayaan diberikan kepada anak setelah yang bersangkutan menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan untuk anak-anak sekelasnya. Pengayaan dapat diberikan seperti tugas perpustakaan, independent study, proyek penelitian, studi kasus dan lain sebagainya.
2)   Percepatan (Acceleration) yaitu cara penanganan anak supernormal dengan memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyelesaikan program reguler didalam jangka waktu yang lebih singkat .
Variasi bentuk-bentuk percepatan adalah
a)   Early Administrasion (masuk lebih awal)
b)   Advanced Placement (naik kelas sebelum waktunya, mempercepat waktu kenaikan kelas )
c)   Advanced Courses (mempercepat pelajaran), merangkap kelas dan lain-lain cara untuk mempercepat kemajuan belajar Anak Supernormal.
3)    Pengelompokkan Khusus (Segregation) dapat dilakukan secara penuh  atau sebagian yaitu kalau sejumlah Anak Supernormal dikumpulkan dan diberi kesempatan belajar yang sesuai dengan potensinya. Kegiatan yang dimaksud dapat berlangsung seminggu sekali atau hanya satu semester penuh.
Macam bentuk Segregation antara lain: homogeneus grouping, Cluster Grouping, Subgroubing dan Crossgrouping.


c. Kurikulum untuk anak supernormal
1)   Kurikulum pada pendidikan khusus tidak terlepas dari kurikulum dasar yang diberikan untuk anak lainnya. Perbedaanya hanya pada penekanan dan penambahan suatu bidang sesuai dengan kebutuhan Anak Supernormal.
2)   Isi dan pelaksana kurikulum harus dapat menunjang sistem pendidikan khusus yaitu dapat mempercepat (accelerate), memperkaya (enrichment), dan mengelompokkan (segregation).
3)   Isi kurikulum harus berorientasi inovativ serta ditujukan untuk dapat mencapai sesuatu yang berguna.
4)   Kurikulum harus mengandung pembinaan kreativitas yang menanamkan sikap hidup penuh pengabdian, jiwa sosoial serta bertanggungjawab untuk kemajuan masyarakat, bangsa dan negara.
d.                     Perana guru untuk anak supernormal
1)   Guru untuk kelompok anak supernormal harus merupakan pribadi yang fleksibel, selalu dapat memberi kesempatan kepada anak-anak untuk dapat mengembangkan bakatnya.
2)   Guru harus bersikap toleran, dapat memberikan inspirasi, bimbingan dan kesempatan bagi mereka untuk mencobakan kemampuan mereka mengadakaneksplorisasi dan menghasilkan sesuatu.
3)   Bersikap mengabdi (dedikasi), siap membimbing anak kearah kehidupan dan belajar efektif merupakan tanggung jawab guru
4)   Dapat memberikan modal pada minat dan bakat anak serta dapat membantunya untuk memperluas minatnya untuk memperhatikan bidang-bidang yang masih belum dikenalinya.
5)   Guru harus dapat membimbing murid yang cakap kearah sikap kemauan menerima, suatu pandangan terhadap sesuatu yang beralasan dan suatu tujuan yang realistis.
e. Metode yang tepat untuk anak supernormal
Metode dan teknik dalam memberikan rencana pengajaran yang penuh tantangan untuk anak supernormal tidaklah berbeda dengan yang

dipergunakan oleh sikap guru dalam proses belajar mengajar. Namun prlu diperhatikan adanya pengarahan dan modifikasi dalam menetapkan maksud dan tujuan harus disesuaikan terhadap kebutuhan-kebutuhan khusus anak supernormal.
Gunakan kegiatan yang dapat menimbulkan rangsangan kegitan dan kegairahan belajar secara aktif sehingga anak-anak menemukan pengalaman langsung bekerja sendiri mengadakan percobaan penelitian, bekerja bebas secara mandiri maupun kelompok yang lainya.
f. Macam-macam kegiatan untuk memperkaya program sekolah
Untuk menunjang pelaksanaan metode dibutuhkan rencana-rencana kegiatan untuk memperkaya program sekolah antara lain yaitu:
1)   Memberi kesempatan eksplorisasi topik yang diajarkan dikelas
2)   Karyawisata ke objek yang ada kaitannya dengan mata pellajaran
3)   Ketrampilan menggunakan perpustakaan
4)   Mengarang menulis kreatif
5)   Pelajaran bahasa asing
6)   Menyusun laporan tertulis secara ilmiah
7)   Praktek diskusi seminar
8)   Bekerja bebas dan lain-lain kegiatan yang diprogramkan untuk memperkaya pelajaran di sekolah
Kegiatan-kegiatan tersebut tidak lepas dari tujuan pendidikan yang dititik beratkan kepada segi perkembangan, antara lain:
1)   Memberi kesempatan anak untuk mengembangkan sifat-sifat kepemimpinan
2)   Percoban-percobaan yang orisinal
3)   Pembentukan kelompok kerja, membina jiwa kerjasamama
4)   Bekerja mandiri
5)   Tanggung  jawab kepada kelompok, sekolah, dan masyarakat
Proyek-proyek atau kegiatan tersebut dapat diprogramkan selama tahun pelajaran sebanyak dua atau tiga kali tergantung kondisi dan fasilitas sekolah.



1)   Fasilitas dan alat
Kepustakaan, laboratorium, bengkel kerja, audiotorium alat-alat audio visual yang lengkap akan menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan diskusi, seminar, dramatisasi, penelitian dengan disertai pembimbing dan narasumber serta guru profisionalakan dapat memperkaya belajar anak supernormal.
2)   Tingkatan-tingkatan daripada program pendidikan
Menurut Winarno Surachmad dalam buku metodologi pendidikan luar biasa dikatakan bahwa:
a)   Untuk golongan superior dengan IQ ± 110-125 memerlukan banyak modifikasi dalam program pendidikan
b)   Untuk golongan Gifted dengan IQ ± 125-150 mungkin memerlukan suatu eksperimentasi yang disediakan untuk mereka.
c)   Sedang untuk golongan Genius dengan IQ ± 150-200 memeorlukan lebih banyak adaptasi yang imaginatif dan lebih jauh hendak dipakai dan daripada kelompok lainnya.
3)   Penyuluhan bagi orang tua anak supernormal
Orang tua yang mempunyai anak super perlu diberi penyuluhan untuk dapat mengerti implikasi kecerdasan anaknya. Orang tua harus moenyadari karakteristik anak Supernormal, mengerti apa yang dibutuhkan sehingga pelayanaon orang tua akan dapat membawa pengaruh yang positif terhadap perkembangan anak.
3.   Pelaksanaan Pendidikan Khusus untuk Anak Supernormal
Pada dasarnya pelaksanaan pendidikan untuk anak supernormal dapat dilakukan melalui beberapa macam (tipe) yang meliputi
a. Acceleration (mempercepat)
Dalam percepatan dapat diperlakukan dengan berbagai cara misalnya:
1)   Masuk sekolah sebelum waktunya jadi sebelum umur 7tahun (early admission)
2)   Naik kelas sebelum waktunya

3)   Dengan memperpadat pelajaran
4)   Dengan meloncat kelas
5)   Percepatan yang diberikan kepada anak supernormal untuk menyelesaikan bahan pelajaran dalam waktu yang singkat sesuai dengan kemampuannya yang istimewa
6)   Mengikuti berbagai tingkatan sesuai dengan kecakapannya, misalnya : Bahasa mengikuti kelas 6, matematika kelas 5, IPA kelas 4 dan sebagainya
7)   Menghilangkan bagian yang dianggap kurang penting atau yang sangat mudah karena anak sudah dapat belajar sendiri, sehingga dalam mempelajari buku secara meloncat-loncat. Misalnya dari 7 bab dari sebuah buku cukup dipelajari 5 bab kanrena 2 bab dianggap tidak perlu.
8)   Pelaksanaan percepatan dapat berjalan praktis apabila sekolah itu mempergunakan sistem maju berkelanjutan dan sistem kredit. Ini berarti anak dapat maju terus sesuai dengan kemampuannya sendiri. Anak yang tergolong supernormal, dapat maju terus tanpa harus menunggu temannya dapat maju lebih cepat sehingga dalam waktu singkat dapat mencapai jumlah kredit yang ditentukan.
Kenaikan kelas tidak berdasarkan tahun tetapi berdasarkan kredit. Sebagai contoh : anak super di SMP yang melakukan sistem maju berkelanjutan akan dapat menyelaikan hanya dengan 4 semester (harusnya 6 semester), sehingga dapat mempercepat 1tahun untuk menyelesaikan perjalanan di SMP.
b.      Segregation (pengelompokan)
Segregation berarti pengelompokan atau pengasingan, jadi anak dalam jenis (super) disendirikan menjadi kelompok gerombolan khusus yaitu semacam “Ebility grouping” atau kelompok kecakapan
Oleh Sri Rumini dalam bukunya “pendidikan bagi anak Geneus” menggolongkan macam bentuk segregation menjadi 4 macam kelompok kecakapan yaitu :

1)   Homegeneous grouping (anak-anak yang homogin di perkumpulannya)
Homegeneous grouping hanya ada dalam teori, karena sifatnya sangan ideal. Sukar dan bahkan tidak mungkin kita mencari orang-orang yang homogen. Bagaimanapun keadaanyya tentu heterogen.
2)   Cluster grouping (seikat gerombolan, special class, kelas khusus)
Anak yang cerdas dimasukkan dalam kelas sendiri dan dapat pendidikan khusus. Kelas tersendiri tersebut kerap kalidisebut kelas khusus. Waktu pelajaran tertentu, yang tidak mungkin anak super akan dicampur dengan anak lain, mereka masuk kelas khusus dan diberi pelajaran khusus oleh para ahli.
Pada pelajaran yang dapat dicampur dengan anak-anak lain kelompok anak cerdas masuk kelas biasa. Hdalam istirahat mereka dapat dicampur.
3)   Cross grouping (tempat kerja)
Cross grouping sering diartikan dengan bengkel kerja (work shop plan) dari kelompok. Pada hari-hari tertentu mereka tinggal dalam kelas reguler dan bekerja bersama-sama, hari-hari sisanya dipergunakan untuk menemui guru khusus, supaya mereka dapat lebih maju dalam pekerjaannya.
Guru khusus bertugas sebagai narasumber/ guru sumber) Cross grouping tidak praktis dalam sekolah kecil, karena membutuhkan guru-guru ekstra untuk program berjalan lancar
4)   Sub grouping
Sub grouping dibentuk sesuai dengan sifat pekerjaan yang akan dikermjakan. Jadi Sub grouping keadaannya tidak permanen, tetapi suatu saat akan berubah sesuai dengan topik baru dan proses baru. Sebagai contoh pelaksanaan Sub grouping tersebut misalnya: matematika membahas persamaan, pembagian , maka groupnya akan lain dengan pelajaran bahasa waktu pembahasan poetry, susunan group tentu lain lagi yang dikenal guru. Juga dalam membentuk Sub grouping harus disesuaikan dengan keadaan kelas.

Misalnya untuk topik dan proses yang sama jumlahnya group pada 1A tidak sama dengan kelas 1B karena keadaan kedua kelas itu berbeda. Pada hari yang lain, dengan topik dan proses baru jumlah group pada hari sebelumnya. Pelaksana pembentuk sub grouping membutuhkan sesekali kelincahan guru. Apabila pembentuk kurang baik akan berakibat sub grouping menjadi tidak dapat berjalan (macet).
Maka dapat diartikan bahwa yang disebut segregation adalah pendidikan dalam kelompok khusus.
c.    Enrichment (pengayaan)
Anak super lebih cepat menyelesaikan tugas-tugas disekolah, maka siswa waktu yang luang itu sangat tepat denghan jalan memberikan pelajaran/tugas tambahan sebagai pengayaan. Anak pasti merasa senang dan dapat menerima dengan penuh antusias, karena merasa diperhatikan gurunya mendapatkan pelayanan khusus.
Pengayaan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1)   Secara vertikal (intensif, mendalam)
Cara ini untuk memperdalam salah satu atau sekelompok mata pelajaran tertentu, anak diberi kesempatan aktif memperdalam ilmu pengetahuan yang disenangi sehingga pengertian materi benar-benar dikuasai secara mendalam.
Memperkaya ilmu pengetahuan secara vertikal dapat diterapkan pada ilmu apa saja. Situasi dengan minat anak sehingga anak akan menjadi seorang spesialis dalam suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu. Misalnya spesialis ilmu elektronika, entemology, komputer, teknologi pertanian, bahasa asing, ahli perpustakaan, seni, olah raga dll.
2)   Secara horisontal (ekstensif, memperluas)
Anak diberi kesempatan untuk memperluas pengetahuan dengan tambahan pengayaan yang berhubungan dengan pelajaran yang sedang dipelajari. Bahan yang ditambah berupa :
(a)    Dengan jalan memperluas kurikulum
(b)   Memperluas mata pelajaran itu sendiri

(c)    Mengadakan kegiatan, seperti: laboratorium, library skill, penelitian, tugas-tugas, cliping, praktek lapangan dan lain-lain.
Keuntungan
Kerugian
Acceleration
1.    Kecakapan anak terpupuk
2.    Hubungan dengan masyarakat tidak terputus sama sekali

1.      Yang diperhatikan hanya keaktifannya saja.
2.      Kurang memperhatikan hal lain seperti : hubungan sosial, ekonomi, emosi, kemasakan jasmani dan lainnya.
3.      Ada pelajaran yang terputus
Segregation
1.      Murid dapat bersaing sepuas-[puasnya dengan teman sekelas karena mempunyai kecerdasan yang seimbang.
2.      Para pembimbing tugasnya lebih ringan karena murid sudah terkelompokkan sesuai dengan kemampuanya.

1.      Mereka merasa groub istimewa lalu menjadi sombong
2.      Karena terisolir, menjadikan hubungan sosial menjadi kurang
3.      Teman anak super merasa kehilangan seseorang yang mampu menyelesaikan soal
Enrichment
1.      Dapat membantu perkembangan potensi anak dengan lancar.
2.      Anak benar-benar menguasai mata pelajaran yang diberikan
3.      Anak mempunyai pengetahuan yang luas dan mendalam.

1.      Sukar untuk memperkaya kurikulum yang sukar sekali jika diterapkan pada anak super yang secara individual mempunyai berbeda kesenangan.
2.      Harus ada kerjasama yang baik untuk memperkaya kurikulum antara guru (guru TK sampai PT) supaya guru tersebut dapat memperkaya pelajaran secara seimbang. Apabila tidak tepat anak akan menjadi bosan.
Tabel 6 Tabel keuntungan dan kerugian Berbagai Sistem
4.   Kurikulum Pendidikan untuk Anak Supernormal
Berbeda dengan anak normal anak super mempunyai beberapa ciri khas, yaitu IQ yang superior dan ketrampilan dasar yang yang lebih cepat diperolehnya dan keunggulan prestasi dalam berbagai bidang dan pernyataan-pernyataan kreatifitas.
a. Aspek-aspek yang perlu dikembangkan
Dengan bertitik tolak pada kebutuhan anak super, aspek yang perlu antara lain:

1)   Usaha pengembangan semua kemampuan-kemampuan yang ada dalam diri anak.
2)   Mengembangkan adanya bakat-bakat kepemimpinan, jiwa kreatif dan rasa tanggung jawab
3)   Pendidikan penguasaan perkembangan sosial emosi
4)   Pendidikan usaha perkembangan bakat-bakat  yang ada
b.Program-program yang perlu diperhatikan
Sehubungan dengan perencanaan kurikulum perlu diperhatikan adanya program-program antara lain:
1)   Diusahakan pemisahan-pemisahan sehingga mereka sehomogen (setingkat kecerdasannya) mungkin dalam intelensinya.
2)   Diperlukan adanya pendidikan khusus yang menampung kelompok anak supernormal.
3)   Menyediakan berbagai bidang kesempatan-kesempatan mempelajari dan mengadakan penelitian-penelitian serta percobaan.
4)   Usaha-usaha evaluasi hasil yang telah dikerjakan oleh siswa diluar kelas
5)   Mata pelajaran seintensif mungkin
c. Perencanaan kurikulum
Perencanaan kurikulum untuk anak supernormal harus ada beberapa perubahan antara lain:
1)   Menambah mata pelajaran

2)   Memberi kesempatan mengembangkan sosial emosi dan kebudayaan
3)   Adanya sekolah, kelas, dan fasilitas khusus
4)   SMA lebih pada pendalaman
5)   Perguruan tinggi pendidikan lebih bersifat individual
6)   Memberi kesempatan seluasnya untuk pengembangan diri dan pemerolehan pengalan lebih banyak.
5.   Meode Pengajaran untuk Anak Supernormal
Sesuai dengan karakteristik anak supernormal maka guru harus menggunakan metode yang banyak memberi kesempatan anak agar mereka dapat aktif bberfikir, dapat menemukan masalah dan memecahkannya melakukan percobaan dan penelitian ilmiyah, menyusun laporan dan sebagainya.
Untuk pelaksanaan metode sudah barang tentu dibutuhkan fasilitas dan perlengkapan yang tidak sedikit biaya seperti: laboratorium, bengkel kerja, perpustakaan, lapangan untuk tempat uji coba, alat-alat audio visual, bahan-bahan percobaan dan penelitian dll
Disinilah terasa pentingnya peranan guru yang harus lincah kreatif, kaya imajinasi dalam melayani pendidikan anak supernormal. Kita kenal bermacam-macam metode dari yang paling abstrak sampai yang paling konkrit sehubungan dengan penggunaan alat peraga yaitu menggunakan lambang kata, lambang visual, radio, TV, pameran, darmawisata, demonstrasi, model, dan berbuat sendiri “learning by doing”.
Sedang bentuk-bentuk metode itu sendiri sangat banyak macam ragamnya, namun diantara metode-metode itu perlu dipilih yang tepat untuk anak supernormal. Seperti misalnya: team teaching, field study, problem solving, inquiry, pemberian tugas, process aproach, sosiodrama, pelajaran berprograma independent study, pengajaran dengan alat peraga(slide film strip, overhead projector, film )dll.
Langkah-langkah pelaksanaan metode:
a. Metode pengajaran beregu (team teaching)
Metode ini terdiri atas beberapa guru yang mengajar mata pelajaran yang berbeda secara bersama-sama mengajar, membimbing,

membantu siswa untuk membahas, merumuskan dan menyelesaikan masalah.
Tujuan metode :
1)      Memperluas pandangan siswa pada suatu objek (misalnya tentang TABANAS mengungkap bagaimana pembangunan dan pembiayaan negara diatur, bagaimana hubungannya dengan dana pembiayaan suatu negara)
2)      Menghubungkan mata pelajaran satu dengan yang lain (misalnya tentang pemberantasan Wereng: dibutuhkan guru-guru ahli botani biologi dll) melatih anak menggunakan ilmu pengetahuan untuk melatih anak menyelesaikan maslah.
3)      Menghubungkan mata pelajaran yang mereka terima disekolah dengan masalah kehidupan sehari-hari.
b.Metode kerja lapangan (field study)
Metode kerja lapangan memberikan kepada siswa untuk mengadakan interaksi langsung dengan objek yang sedang dipelajarinya. Suatu karyawisata yang terorganisir dengan baik, sama nilainya dengan memasuki laboratorium dialam bebas. Karya wisata ini bila objeknya telah disusun dengan rapi di dalam rencana pelajaran/silabus, sama pentingnya dengan teksbook dan alat peraga.
c. Metode pemecahan masalah (problem solving)
Metode ini digunakan untuk memecahkan masalah yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Metode pemecahan masalah dapat dikhususkan lagi dalam metode yang lain: metode inquiri – pemberian tugas - process aproach – sosial drama dll.
d.                     Metode penemuan (inquiry)
Metode inkuiri adalah metode problem solving yang sifatnya lebih khusus yaitu siswa dihadapkan pada maslah untuk diselesaikan, baik dalam kegiatan kelompok maupun kegiatan perorangan.
1)   Kepada siswa dilancarkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah direncanakan.

2)   Siswa menyelesaikan masalah dengan bentuk multiaktifitas yang kerangka polanya sudah digariskan guru.
3)   Siswa menyajikan penyelesaian masalahnya
4)   Guru evaluasi/koreksi terhadap penyimpangan atau kesalahan yang terjadi.
e. Metode pemberian tugas (resitation)
Anak akan mengalami “to learn how to learn” yaitu belajar mencari fakta dan bagaimana caranya. Ini merupakan prasarana untuk tampil memperoleh pengetahuan.
Misalnya: tugas menyusun study kasus menghitung pembiayaan proyek.
f. Metode proses (process aproach)
Yaitu pengembangan sifat ilmiyah dengan menitik beratkan pada penemuan suatu konsep. Titik berat mengajak adalah pengembangan keterampilan dasar dalam belajar dan memperoleh ilmu dengan jalan mengikuti – mengalami suatu proses. Diusahakan siswa memperoleh pengalaman tangan pertama untuk suatu proses eksplorasi.
Siswa akan trampil berfikir memiliki konsep yang setiap saat dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk memecahkan masalah baru dan memperoleh konsep baru.
g.   Metode memainkan tokoh masyarakat (sosiodrama)
Sangat efektif untuk menanamkan pengertian-pengertian tentang kehidupan sosial yang sangat asing bagi siswa. Dengan peran spontan ini seakan-akan anak benar-benar menghayati dunia yang baru saja diperkenalkan kepadanya.
h.Pengajaran berbingkai (programmed intructur)
Ciri-ciri pengajaran berprogramma ialah:
1)   Bahannya disusun berdasarkan suatu organisasi yang berurutan dan terstuktur agar bahan tersebut dapat ditangkap pembaca.
2)   Program harus dapat menggunakan prinsip-prinsip reinforcement agar peristiwa belajar benar-benar terjadi.

3)   Programma harus mencangkup hal-hal faktual pelajaran serta ketrampilan yang terdapat dalam pola belajar.
4)   Menggunakan tiap-tiap aspek reinforment yang akan membimbing anak agar pengertian tentang bahan dapat secara mendalam.
Suatu program yang baik dituntut ciri-ciri khusus yaitu:
1)   Asumsi dinyatakan secara jelas dalam menulis programma, pelajar harus dapat membaca bahan untuk suatu tingkat tertentu.
Tingkat vocabuler pelajar harus sesuai dengan programa yang akan dipelajarinya. Penulis harus memperhatikan latar belakang pengalaman anak dalam mata pelajaran tersebut
2)   Tujuan yang dinyatakan anak secara eksplinsit, menentukan tujuan ini mencangkup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan dari siswa sesudah membaca suatu programa.
3)   Urutan penyajian bahan-bahan harus diatur selogis mungkin tanpa melompat-lompat dari suatu persoalan ke persoalan lain dan kembali pada persoalan semula
4)   Pelajaran harus dipecah-pecah dalam bagian, mulai dari yang paling sederhana bertahap sampai pada yang lebih kompleks.
5)   Kecepatan disesuaikan dengan individu pelajar.
Dalam mempersiapkan materi berprograma perbedaan individual ini merupakan konsiderasi pula hingga seseorang yang cepat belajar dapat dengan cepat pula maju dan yang lambat dapat pula sesuai dengan kemampuannya.
i.  Metode bebas (independent study)
Ini adalah kegiatan kulikuler yang memberi kebebasan pada siswa untuk melaksanakan belajar yang dikehendaki.
Tujuan metode bebas adalah:
1)   Siswa belajar dengan cara yang bertanggung jawab mempergunakan sebaik-baiknya
2)   Siswa dapat belajar menentukan apa yang perlu baginya dan apa yang kurang perlu.

3)   Siswa dapat meningkatkan dirinya dengan bacaan yang disediakan baginya dan dapat menghargai buku sebagai sumber pengetahuan
4)   Siswa dapat mendisiplinkan diri dan mengontrol dirinya.
5)   Siswa dapat mengembangkan rasa teloransi mengingat suasana pada saat independent sangat ramai sehingga setiap siswa bekerja dengan seenaknya sendiri, tak seorangpun dapat bekerja dengan baik pada waktu itu.
6)   Siswa dapat melakukan diskusi sehat dalam kelompok kecil dan menyesuaikan diri agar tidak berbuat gaduh mengingat kawan-kawan lainnya.
7)   Siswa dapat bekerjasama pada saat alat buku perlengkapan lain yang dipelukannya telah dipergunakan orang lain.
8)   Siswa dapat memusatkan perhatian tanpa harus terganggu oleh temannya
9)   Siswa belajar mengenal dirinya sendiri, kelebihan dan kekurangannya.
10)           Siswa mulai belajar dengan bimbingan gurunya bagaimana menggunakan waktu luang. Cara mengisi waktu dengan baik ini pasti akan mereka terapkan pada pengisian waktu kosong dirumah.
j.  Metode percobaan (eksperiment)
Anak mendapatkan kesempatan untuk mengadakan percbaan, mengetrapkan teorinya dan memprosesnya sampai menghasilkan sesuatu. Dalam percobaan ini anak akan menemukan hal baru dan tambahan pengalaman.
k.Metode penemuan konsep (conceptual learning) dan sebagainya
Anak digiring untuk aktif menyelidiki suatu pengertian dengan mengenal sifat-sifat sejati dalam hal yang diselidiki.
           Masih banyak macam metode lainnya yang tidak kurang pentingnya seperti reset, diskusi, seminar, study kasus dll yang semua itu sangat bermanfaat dan mengandung spirit bagi anak supernormal untuk mengembangkan ilmunya.

Tiap-tiap metode mempunyai kebaikan atau keuntungan tetapi juga mempunyai kekurangan atau kerugian. Agar dapat saling mengisi kekurangan hendaknya menggunakan metode secara kombinasi.
Metode diatas juga harus ditunjang dengan fasilitas dan perlengkapan serta guru pembimbing yang telah berpengalaman luas agar hasilnya dapat mencapai tujuan sesuai yang direncanakan.
6.   Tenaga Kependidikan
Berdasarkan karakteristik anak supernormal dapat diperkirakan bagaimana tuntutan syarat-syarat untuk dapat melayani kebutuhan mereka.
Dengan pertolak pada pokok pikiran tersebut guru untuk anak supernormal harus memiliki kemampuan intelektual serta kepribadian guru

yang memungkinkan guru dapat mengikuti bakat dan minat anak didiknya secara tepat.
Karakteristik yang mungkin diperlukan bagi pembinaan anak supernormal antara lain:
a. Harus memiliki intelegensi tinggi tetapi tidak harus tingkat genius.
b.Menguasai bidang pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya secara intensif
c. Selalu aktif menambah ilmu, mengikuti perkembangan cakrawala dunia pengetahuan yang melaju pesat agar tidak terbelakang dengan anak didiknya.
d.                     Ahli didaktik dan kurikulum
e. Berpengalan luas dalam bidang pendidikan
f. Menguasai strategi pembelajaran berkopetensi tinggi
g.Pandai memilih metode yang berpusat pada anak
h.Mengetahui teknik evaluasi yang sempurna
i.  Mencatat semua kegiatan anak supernormal dengan rapi dan lengkap dan didokumentasikan
j.  Dengan sepenuhati menyukai bidangnya sehingga dapat dengan anak
k.Harus betul-betul mengetahui kehidupan anak supernormal.

l.  Harus kaya akan rencana-rencana kegiatan atau dengan segala macam teknik pengolaan yang benar-benar masak sehingga dapat menjamin fungsi guru adalah narasumber bagi anak.
m.                   Mempunyai kepribadian yang fleksibel
n.Memiliki jiwa pengabdian (dedukasi), sanggup berkorban
o.Terbuka sikapnya
p.Dll
Tentu saja beban tugas guru anak supernormal tidak ringan, penuh dengan tanggung jawab menghadapi bermacam tantangan, memiliki mental yang kuat dalam melayani pribadi-pribadi anak supernormal.
Sudah selayaknya apabila demi berhasilnya pendidikan pemerinytah harus juga menyiapkan segala macam penunjang yang berkaitan dengan kebutuhan program itu antara lain khusus untuk guru supernormal harus diberikan jaminan tambahan tunjangan, fasilitas yang bersifat pembinaan karirnya.

D. PERAN SERTA ORANG TUA DAN MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN ANAK SUPERNORMAL
1.   Problem-problem yang datang dari Keluarga-Masyarakat dan Sekolah
Banyak orang tua yang kurang mengetahui tentang keadaan anaknya yang tergolong supernormal sehingga kalau anaknya berbuat hal-hal yang tidak masuk akal, orang tua tidak dapat mengerti.
Anak yang tergolong genius umur 3 tahun sudah ingin belajar membaca dan menulis, arang tua yang tidak tahu akan memarahinya, padahal justru harus diberikan pengarahan dan bimbingan agar perkembangan mentalnya tersalur sesuai dengan bakatnya.
Juga pada anak yang mempunyai talent dalam bidang teknik listrik orang tua seharusnya mengikuti pembawaan bakat anaknya jangan merintangi dan menyuruh anaknya menuruti kehendak orang tuanya yang menginginkan anak menjadi ahli hukum misalnya.
Dari pihak masyarakat pun masih banyak yang kurang mengetahui kehidupan golongan para genius. Anak genius yang sangat tinggi IQ nya memang sering menunjukkan sifat eksentrik, egois, intoleran yang sukar diterima oleh orang awam. Maka apabila sikap itu sukar diterima masyarakat akan sulit nantinya dalam pergaulanya dimasyarakat, padahal para genius mempunyai potensi yang bernilai tinggi yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat dan negara.
2.   Usaha-usaha Pendekatan Pendidikan Anak Supernormal
Untuk menunjang berhasilnya usaha pendekatan pendidikan anak supernormal itu hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu :
a. Orang tua maupun masyarakat hendaknya dapat mengidentifikasi anak supernormal sedini mungkin.
b.Peran orang tua dan masyarakat dalam perkembangan anak supernormal harus dibina. Harus mengetahui problem serta dapat membimbingnya.

c. Orang tua dapat melibatkan diri dalam pengembangan pelayanan pendidikan anak supernormal
1)   Bekerja sama dengan guru sejak prasekolah
2)   Ikut menyusun konsep program pendidikan bagi anak supernormal untuk menampung minat kebutuhan dan potensi yang dimiliki anak supernormal.
d.                     Peranan orang tua dan masyarakat dalam mengusahakan lingkungan yang menunjang pengembangan anak supernormal antara lain:
1)   Menciptakan lingkungan rumah/keluarga yang serasi selarasdan seimbang dengan diri anak supernormal
2)   Menyiapkan sarana, lingkungan pisik-alam-sosial- yang memungkinkan anak dapat mengembangkan bakatnya
3.   Beberapa Saran untuk Orang Tua yang Mempunyai Anak Supernormal
a. Orang tua perlu mengetahui ciri-ciri anak supernormal agar dalam pengarahannya dapat menyesuaikan diri dalam hubungannya dirumah, kemajuan belajarnya disekolah serta pergaulannya dimasyarakat, sehingga dapat melayani kebutuhan kebutuhan anaknya demi berhasilnya pendidikan.
b.Perlu mengerti bahwa umur mental anak supernormal lebih tinggi dari umur kalendernya, maka kalau mengetahui seperti itu maka anak jangan dimarahi. Carikan teman yang dapat mengembangkan intelektualnya.
c. Sediakanlah perpustakaan kecil dirumah sebagai penunjang kurikulum. Jika anak membaca buku kakaknya maka anak jangan dimarahi sebaiknya diarahkan.
d.                     Perlu dimengerti bahwa anak supernormal yang genius cenderung menunjukkan sifat emosional inteloran. Orang tua wajib mengingatkan dengan halus, diberi keterangan yang masuk akal sehingga penjelasan itu dapat diterima oleh anak.
e. Anak yang tergolong genius disamping umur mental yang sangat tinggi adalah tetap memiliki tergolong anak yang “jiwa kekanak-kanakannya”, maka jangan heran bahwa anak super 10 tahun telah lulus sekolah menengah tapi ia masih senang bermain layaknya anak sebayanya.

f. Anak jangan ditekan tetapi juga jangan di dewa-dewakan dengan anggapan ia anak yang luar biasa dan istimewa.
























BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Ke dalam kelompok anak supernormal kita golongkan mereka yang memiliki kemampuan intelektual yang unggul. Dengan keunggulan ini ini mereka memiliki peluang yang besar untuk mencapai prestasi tinggi dan menonjol di bidang pekerjaan.Untuk keberhasilan tersebut ditentukan oleh kemampuan intelektual, tingkat kemampuan yang dimilikinya, dan tingkat keterampilan yang dikuasainya untuk menerapkan pengetahuan yang dimilikinya itu di dalam bidang pekerjaan.
 Anak supernormal memiliki karakteristik berbeda dalam belajarnya bila dibandingkan dengan anak-anak normal, diantaranya; mereka cenderung memiliki kelebihan menonjol dalam kosa kata dan menggunakannya secara luwes, memiliki informasi yang kaya, cepat dalam menguasai bahan pelajaran, cepat dalam memahami hubungan antar fakta, mudah memahami dalil-dalil dan formula-formula, tajam kemampuan analisisnya, membaca banyak bahan bacaan (gemar membaca), peka terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya, kritis dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar.
Anak supernormal ini sangat memerlukan layanan pendidikan secara khusus, karena mereka memiliki karakteristik belajar yang berbeda jika dibandingkan dengan anak normal pada umumnya. Untuk layanan anak supernormal, ada tiga model yang dapat dikembanglan, yaitu pengayaan, percepatan, dan pengelompokkan. Yang paling banyak dipilih dalam pendidikan anak berbakat adalah pengayaan dan percepatan. Dalam pengayaan programnya disamakan dengan anak-anak yang sebaya dengannya, hanya bagi anak berbakat disediakan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan khususnya. Sedangkan dalam percepatan siswa didorong untuk maju melalui program sekolah. Model yang kini banyak dikembangkan adalah sistem dimana anak berbakat diintegrasikan dalam kelas

reguler. Cara ini banyak memberi keuntungan bagi perkembangan psikologis dan sosial anak. Layanan diberikan secara berbeda melalui

pendekatan pengajaran yang diindividualisasikan. Konsekwensinya adalah diperlukan kurikulum yang fleksibel, yaitu kurikulum yang berdiferensi, yang bisa mengakomodasi anak-anak normal (biasa) maupun anak-anak supernormal. Dengan layanan yang diindividualisasikan, yang diperlukan bukan sekolah, kelas atau kurikulum yang khusus, melainkan modifikasi kurikulum dan sarana pendukungnya agar sesuai dengan kebutuhan anak-anak supernormal.

B.     SARAN
Agar anak-anak berbakat dapat mengembangkan potensinya secara maksimal, hendaknya guru-guru di Sekolah Dasar memahami cirri-ciri dan karanteristik anak berbakat dalam belajar, selanjutnya diharapkan para guru selalu memperhatikan murid-muridnya pada saat belajar. Jika guru menemukan anak dan memiliki ciri-ciri seperti anak berbakat, maka guru harus melakukan identifikasi secara dini, sehingga peserta didiknya dapat ditangani lebih dini lagi dan potensi yang dimiliki anak bisa berkembang secara maksimal.















DAFTAR PUSTAKA

Tirtonegoro, Sutratinah. 1984. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: PT Bina Aksara.
Zulifah, Ida. 2010. Mendidik Anak Supernormal dalam Perspektif Pendidikan Islam­ (online). http://dunia-fikri.blogspot.com/2010/01/mendidik-anak-supernormal-dalam_28.html, diakses pada tanggal 6 Oktober 2012.
Latifah, Nurul. 2012. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya (online). http://nurullatifah.blogspot.com/2012/04/anak-supernormal-dan-program.html, diakses pada tanggal 6 Oktober 2012.
Syamsul. 2012. Anak Supernormal (online). http://syamsuljosh.blogspot.com/2012/06/anak-supernormal.html, diakses pada tanggal 6 Oktober 2012.
-.2009. Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) (online). http://KeSimpulan.com/Laporan.Penelitian/Wechsler.Intelligence.Scale for.Children.(WISC), diakses pada tanggal 6 Oktober 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar